Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mulai Cemas Masa Depan? 7 Tanda Kamu Memasuki Quarter Life Crisis

ilustrasi mengalami quarter life crisis (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Bagi kamu berumur 20-30an tahun pasti mulai merasakan beratnya transisi memasuki dunia dewasa. Terutama yang saat ini lahir pada awal 2000-an mulai memasuki transisi ini. Dimana banyak tanggung jawab baru yang harus dilakukan. Mulai dari mencari kerja, relasi, pasangan, karier, dan tanggung jawab lainnya.

Masa transisi menuju dewasa ini tidak mudah bagi setiap orang punya struggle masing-masing. Akan ada banyak krisis terjadi yang mana membuat kita bingung dan cemas tentang masa depan. Krisis atau ketidaknyamanan emosional ini yang disebut dengan quarter life crisis.

Terus apa saja tanda-tandanya jika kita mengalami quarter life crisis? Dikutip dari Sari (2021) dalam jurnal berjudul Quarter Life Crisis pada Kaum Millenial yang melakukan penelitian terhadap millennials dan gen z umur 20-25 tahun menyimpulkan terdapat tujuh tanda kaum millennial dan gen z yang mulai mengalami krisis ini. Kenali sekarang dan jangan sampai kamu terpuruk menghadapi krisis ini. Yuk, simak informasi lengkapnya berikut.

1. Rasa cemas dan khawatir menghadapi masa depan

ilustrasi cemas masa depan (pexels.com/Norbert Kundrak)

Memasuki masa dewasa kita mulai memutuskan sendri jalan yang kita pilih. Kita akan selalu berpikir apakah jalan yang kita pilih ini benar. Kemudian apakah memang ini yang akan membuat masa depan kita terjamin. Rasa cemas dan khawatir akan masa depan menjadi tanda pertama dari krisis ini.

2. Mulai adanya tekanan dari keluarga dan masyarakat

ilutsrasi tekanan keluarga dan masyarakat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dewasa penuh dengan tuntutan standar sosial yang harus kita penuhi. Kita mulai harus bisa melakukan segala sesuatunya sesuai dengan standar tersebut. Jika kita tidak memenuhinya, kita akan dicap gagal atau pun tidak kompeten. Tekanan ini membuat kita merasa takut dan terus memaksakan diri padahal mungkin hal tersebut bukan yang kita inginkan.

3. Rasa takut mengecewakan orangtua dan keluarga

ilustrasi mengecewakan orangtua (pexels.com/Kampus Production)

Berbakti kepada orangtua adalah hal dasar yang ditekankan kepada kita sejak kecil. Semua orang pasti ingin membahagiakan orang tersayanggnya termasuk orangtua. Krisis ini membuat kita merasa takut akan mengecewakan orangtua dan menjadi beban mereka. Belum lagi juga tuntutan membawa nama baik keluarga akan menambah tekanan krisis yang terjadi.

4. Suka membandingkan diri dan selalu merasa kurang

ilustrasi membandingkan diri (pexels.com/mikoto.raw Photographer)

Akses media bukanlah hal yang asing bagi para millennialis. Sayangnya hal ini juga membuat mereka lebih mudah membandingkan pencapaian dirinnya dengan orang lain. Padahal belum tentu mereka memulai dengan garis start yang sama. Hal ini membuat mereka selalu merasa kurang dan mudah insecure.

5. Rasa kurang percaya diri dan isolasi diri

ilustrasi kurang percaya diri (pexels.com/Keira Burton)

Tanda selanjutnya adalah mereka tidak percaya diri dengan segala yang dimilikinya. Hal ini juga merupakan dampak selanjutnya dari mudahnya akses media. Akan banyak standar yang mereka lihat sehingga mereka merasa kurang percaya diri akan dirinya sendiri. Akhirnya mereka mulai mengisolasi diri dari lingkungan sekitar baik dengan secara langsung atau pun dari media sosial.

6. Mulai mengalami masalah finansial

ilustrasi masalah finansial (pexels.com/Karolina Grabowska)

Memasuki transisi dewasa kita muai bertanggung jawab sendiri atas keuangan kita. Kita mungkin sudah terlepas dari bantuan keangan orangtua. Hal ini yang membuat kita merasa cemas bagaimana jika kita tidak berhasil memenuhi tanggung jawab tersebut. Apalagi bagi mereka yang dituntut juga memenuhi finansial keluarga akan menambah tekanan dari quarter life crisis.

7. Rasa khawatir membangun relasi pertemanan dan percintaan

ilustrasi khawatir membangun hubungan (pexels.com/Keira Burton)

Tak mudah memang membangun hubungan pertemanan dan percintaan yang sehat dan saling mendukung. Belum lagi dengan kesibukan memenuhi tanggung jawab lain membuat hal ini semakin sulit dilakukan. Saat melalui krisis ini membuat kita merasa lebih kesepian. Kita ragu untuk memulai hubungan karena rasa takut akan adanya penolakan dari mereka.

Bukan suatu yang aneh jika kamu mengalami quarter life crisis ini. Ditambah segala faktor mulai dari sosial media yang semakin mudah dijangkau menjadikan kita semakin mudah merasakan tekanan krisis ini. Akan tetapi, jangan sampai kamu terpuruk dan menyerah menghadapinya. Cobalah berdamailah dengan keadaan di sekitarmu dan lakukan yang terbaik yang kamu bisa. Percayalah, kamu pasti bisa melaluinya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siti Nur Holifah
EditorSiti Nur Holifah
Follow Us