5 Pelajaran Berharga setelah Ditipu Orang Terdekat, Harus Tegas!

- Kehati-hatian menurun saat berinteraksi dengan orang terdekat karena rasa percaya yang besar, membuka celah untuk penipuan.
- Berikan kepercayaan maksimal 80% pada siapa pun, sisakan 20% kewaspadaan karena siapapun bisa khilaf dan menyalahgunakan kepercayaanmu.
- Usaha bersama harus diatur dalam perjanjian tertulis, jangan hanya berbincang-bincang tanpa bukti yang kuat ketika terjadi sesuatu buruk.
Potensi kamu menjadi korban penipuan dapat diminimalkan dengan meningkatkan kehati-hatian. Akan tetapi, kehati-hatianmu cenderung turun ketika berinteraksi dengan orang yang sudah dikenal dekat seperti saudara dan sahabat. Rasa percayamu padanya begitu besar. Ini bisa menjadi celah untuknya berbuat jahat padamu.
Salah satunya melalui kerja sama yang dijanjikannya bakal menguntungkan kedua belah pihak. Kalau kamu diajak bekerja sama oleh orang lain mungkin masih berpikir berkali-kali. Namun lantaran ia orang terdekatmu, dirimu lebih mudah menyambut ajakannya. Malang bagimu, kepercayaan itu malah dibalasnya dengan penipuan yang merugikanmu habis-habisan.
Rasa marah, sakit hati, dan kecewa bercampur menjadi satu. Sampai beberapa lama kamu mungkin tidak bisa berpikir dengan jernih. Tapi setelah kekalutan reda, mari mengambil pelajaran berharga setelah ditipu orang terdekat. Semoga ke depan hal serupa tak lagi menimpamu.
1. Tak ada orang yang pantas mendapatkan kepercayaan penuh

Kalimat di atas barangkali terasa terlalu keras seakan-akan semua orang harus dicurigai dan kamu selalu dalam mode sangat waspada. Tentu tidak sepenuhnya seperti itu. Akan tetapi, memberikan seluruh kepercayaanmu pada siapa pun boleh jadi hal terbodoh yang bakal disesali olehmu. Kepercayaan terlalu mahal buat diberikan sepenuhnya pada orang lain.
Bahkan bila itu pasangan, saudara, atau sahabatmu. Sebaik-baiknya hubungan kalian, berikan kepercayaanmu padanya maksimal 80 persen saja. Sisa 20 persen dipertahankan dalam bentuk kewaspadaan. Siapa saja dapat khilaf dan menyalahgunakan kepercayaanmu.
Jangan lagi terlalu naif memercayai seseorang sepenuhnya. Kecuali, dirimu betul-betul tak lagi memiliki apa pun yang bisa dimanfaatkannya dan ia masih setia di sisimu. Selama kamu punya sesuatu entah materi atau non-materi seperti sikap murah hati dan mau bekerja keras, orang lain memiliki kepentingan atas dirimu. Menghapus kewaspadaan adalah jalan lapang untuk orang menipumu habis-habisan.
2. Perjanjian penting dengan siapa pun gak boleh cuma secara lisan

Ini bukan obrolan di warung kopi atau jalan kompleks. Sadari betapa pentingnya kerja sama yang sedang coba kalian jalin. Tidak ada usaha bersama tanpa aturan main, risiko, serta pertanggungjawaban dari kedua belah pihak. Semua itu harus diperinci dalam perjanjian tertulis dan ditandatangani bersama.
Kalau kalian hanya berbincang-bincang, tidak ada bukti yang kuat ketika terjadi sesuatu yang buruk. Contohnya, kamu menanamkan modal sekian juta rupiah dan orang terdekatmu berjanji untuk mengelolanya sebaik mungkin buat usaha bareng. Ketika dia ternyata hanya mengibuli dirimu, bukti transfermu ke rekeningnya gak menjelaskan apa pun.
Apalagi dalam bukti transfer itu kamu tak menulis keterangan apa-apa. Seseorang dapat dengan mudahnya berkilah di depan orang-orang bahwa uang itu diberikan olehmu bukan buat modal usaha bersama. Tapi sekadar pemberian atau malah pembayaran utangmu padanya di waktu lampau. Sakit hati banget gak tuh?
3. Rasa kasihan jangan mengurangi ketegasan

Kamu marah, tetapi juga masih punya hati. Terlebih orang yang dihadapi dari lingkaran terdekat dalam hidupmu. Dirimu pasti berpikir panjang untuk bertindak tegas apalagi kalau hendak membawa masalah ini ke meja hijau. Kamu tak ingin menyaksikan orang terdekatmu duduk di kursi pesakitan dan menua di dalam penjara.
Hatimu baik. Namun, ingat bahwa penipu harus tahu dia tidak akan selalu menang. Memang kemarin ia telah berhasil menipu dan membawa kabur uang atau hartamu lainnya. Tapi kali ini dia gak akan lolos dari kewajibannya mempertanggungjawabkan perbuatan.
Rasa kasihan tidak perlu dicampuradukkan dengan pertanggungjawabannya. Dirimu boleh mengasihani dia yang melenceng dari jalan yang baik. Tapi justru dalam rangka kamu mengembalikannya pada jalan yang baik itu, dirimu mesti mampu bersikap tegas. Kamu gak harus marah-marah di depannya kalau itu bukan watakmu. Namun jangan bersikap seakan-akan tak terjadi apa-apa, dia gak bersalah, dan malah kamu menyalahkan diri.
4. Usaha bareng orang terdekat gak selalu lebih baik dari orang asing

Pengalaman ditipu oleh orang terdekat menjungkirbalikkan keyakinanmu selama ini. Kamu yang terlalu percaya bekerja sama dengan orang terdekat pasti aman harus membuka mata lebar-lebar. Orang yang sama sekali tidak dikenal memang perlu diwaspadai.
Akan tetapi, orang terdekat juga bisa lebih jahat daripada banyak orang asing di dunia ini. Alasannya, dia tahu setiap hal tentangmu. Dari apa saja yang kamu miliki, kebiasaan, sampai kelemahan-kelemahanmu. Keuntungan lain yang diperolehnya, ia mudah mendapatkan kepercayaanmu. Usaha untuk menipumu tak mengalami hambatan berarti.
Sementara itu, orang asing yang baik serta profesional dalam kerja sama juga banyak. Dirimu cuma perlu lebih mengenal profil serta rekam jejaknya sebelum bekerja sama. Tidak usah lagi kamu selalu menomorsatukan orang terdekat. Khususnya jika dirimu sudah melihat watak yang kurang baik dalam dirinya serta dia gak ahli di bidang kerja sama tersebut. Mending kamu memilih partner lain.
5. Kamu dicap perhitungan tak apa-apa, terpenting ganti rugi jelas

Dia sudah merugikanmu banyak sekali. Jangan mau kalau diajak berdamai tanpa dibarengi ganti rugi yang sepadan. Hitung dengan cermat semua kerugian yang ditimbulkannya. Jangan bersikap terlalu lunak dengan memintanya membayar semampunya saja.
Kalau dia gak mau masalah sampai ke kantor polisi, setidaknya ia mengganti seluruh kerugian materi yang disebabkan ulahnya. Namun, di awal kamu pun tetap perlu menuntut ganti rugi non-materi. Bagaimanapun juga, aksi penipuannya sudah membuatmu pusing tujuh keliling. Kamu bahkan bisa ribut dengan pasangan karena uangmu lenyap olehnya.
Orang-orang di sekitar kalian pasti terpecah menjadi dua kelompok. Ada kelompok yang mendukung permintaanmu akan ganti rugi. Namun, ada pula orang-orang yang menganggapmu terlalu kejam pada saudara atau sahabat. Abaikan penilaian itu karena pelaku penipuan telah terlebih dahulu kejam padamu. Kamu cuma meminta kembali hakmu.
Penipuan oleh orang terdekat bila masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan tentu lebih baik. Tapi pastikan damai yang dimaksud bukan kamu bersikap lembek padanya. Nanti malah dia kembali menipumu. Jika masalahnya sangat serius dan ia enggan bertanggung jawab, tak usah ragu untuk membawanya ke pihak berwajib. Apa pun jalan penyelesaiannya, jangan lupa memetik pelajaran berharga setelah ditipu orang terdekat.