5 Penyebab Orang Sabar Justru Sering Kesal, Sering Dimanfaatkan

Sabar dan kesal sepertinya dua kondisi yang bertolak belakang, ya? Orang sabar seharusnya jarang sekali kesal. Sebaliknya, orang yang gampang kesal sudah pasti gak sabaran.
Akan tetapi, menjadi orang yang sabar ternyata banyak sekali ujiannya. Yang paling mencolok ialah betapa seringnya ia justru menjadi kesal sendiri. Lalu apa dong, bedanya dirinya dengan orang yang gak sabaran?
Perbedaannya terletak pada respons keduanya. Saat orang yang gak sabaran langsung menunjukkan emosinya, orang yang sabar berusaha untuk menahan kekesalannya.
Mau tahu apa yang membuat orang sabar justru sering kesal? Inilah yang sebenarnya kerap mereka rasakan!
1. Kesabarannya cuma dimanfaatkan orang

Orang yang sabar sering kali justru dimanfaatkan. Misalnya, dengan terus disuruh-suruh untuk mengerjakan sesuatu yang bukan tugasnya. Atau, dia selalu diminta untuk menghadapi orang yang emosian.
Bahkan terkadang, beberapa orang seperti sengaja menjadikannya pelampiasan dari kemarahan mereka. Seakan-akan cuma mereka yang bisa marah. Padahal, marahnya orang yang sabar pasti jauh lebih mengerikan.
2. Gak punya kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya

Bagaimana orang yang sabar akan leluasa mengemukakan pendapat bila ia dikelilingi oleh orang-orang yang gak sabaran? Dia diam saja, mereka sudah terlibat perdebatan panas. Jika dia menambahinya, situasi bakal kian tak terkendali.
Keberadaan orang yang sabar kerap tak terlihat ketika teman-temannya sudah mendesakkan pendapat masing-masing. Dia baru akan dianggap penting setelah mereka membutuhkan penengah dan solusi atas konflik yang terjadi.
3. Rasanya tak ada orang yang mampu memahaminya

Kelebihan dari orang sabar adalah ia mudah memahami pikiran dan perasaan orang lain. Ini dikarenakan dirinya seorang pendengar dan pengamat yang baik. Dia tidak memotong atau mendebat penjelasan orang lain.
Namun, ketika dia lagi butuh pengertian orang lain, situasinya menjadi rumit. Orang-orang di sekitarnya gak cukup sabar buat menyimak ceritanya. Jadilah mereka hanya terburu-buru mengambil kesimpulan dan menyimpang dari maksudnya.
4. Sering diminta untuk mengalah

Sebenarnya sih, tanpa diminta pun, orang yang sabar memang suka mengalah. Hanya saja, tentu ada kalanya ia juga ingin memperjuangkan sesuatu yang penting baginya.
Akan tetapi, orang-orang di sekitarnya seolah-olah gak bisa mengerti bahwa dirinya juga punya keinginan bahkan kebutuhan. Kalau orang yang sabar sampai diminta untuk mengalah, akhirnya dia malah merasa tertindas.
5. Orang-orang terlalu mengandalkannya, tetapi melupakan haknya

Orang yang sabar sesungguhnya tidak keberatan untuk diandalkan oleh orang banyak. Di satu sisi, itu memberinya kebanggaan juga, kok. Namun, jangan berlebihan dalam mengandalkannya.
Kalau berlebihan, dia biasanya selalu ditempatkan dalam situasi-situasi yang gak enak. Sebaliknya, dia bakal dilupakan dalam hal-hal yang menyenangkan. Contohnya, dia diminta untuk membantu menyelesaikan tugas teman-temannya demi tercapainya deadline. Namun, dia tidak mendapatkan tambahan penghasilan dari tugas ekstra tersebut.
Kalau membaca uraian di atas, menjadi orang yang sabar memang banyak gak enaknya. Akan tetapi, kenapa orang yang sabar masih saja bersabar dan gak mengubah sifatnya, ya?
Jawabannya simpel saja, kesabarannya pada akhirnya juga berbuah manis, kok. Meski untuk dapat memetiknya dibutuhkan kesabaran yang lebih banyak lagi. Termasuk dalam buah kesabaran yaitu kehidupannya yang relatif tenang, minim konflik apalagi drama.
Meski begitu, jika kamu ingin menjadi orang sabar yang gak selalu ditindas atau cuma dimanfaatkan orang lain, miliki juga sifat tegas. Memang gak semua orang bisa disikapi dengan kesabaran.