Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peringati Sumpah Pemuda, 4 Karakter Ini Harusnya Dimiliki Millennial

Rosa Panggabean/ANTARA Foto

Tiap tahunnya, tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Menilik sejarah, hari membanggakan ini bertepatan dengan digelarnya Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober tahun 1928 silam. Naskah Sumpah Pemuda dituliskan oleh Moh. Yamin dan selalu dibacakan hingga kini tiap upacara peringatan digelar.

Sekumpulan pemuda kebanggaan bangsa kala itu berkumpul untuk menyuarakan semangat perjuangan. Mereka menghendaki Indonesia segera merdeka, berdiri menjadi sebuah negara kesatuan yang terbebas dari penjajah.

Hampir 90 tahun berlalu, sudah bukan zamannya lagi pemuda berjuang dengan mengangkat tombak dan senjata. Tapi bukan berarti perjuangan itu terhenti. Kemerdekaan yang telah diraih harus dijaga dan dipertahankan.

Para pemuda adalah harapan bangsa, garda terdepan yang dibahunya nama baik negara ini dipertaruhkan. Nah, untuk menunjukkan semangat Sumpah Pemuda, empat karakter di bawah inilah yang harus dimiliki para millenial. Apakah kamu sudah memiliki satu diantaranya?

1. Toleransi.

masewo.com

Toleransi bukanlah sebuah kata yang hanya terukir manis di buku mata pelajaran Kewarganegaraan. Toleransi harusnya benar-benar diterapkan dan dimiliki setiap individu, terlebih generasi muda. Di era digital ini, di mana interaksi melalui sosial media mendominasi pola komunikasi sehari-hari, toleransi membantu kita mengendalikan diri.

Munculnya ujaran kebencian dan isu-isu miring yang tak jelas kebenarannya alias hoax, menjadi pemicu utama ‘perang’ digital. Bukannya menjaga keutuhan bangsa, hal-hal semacam ini justru menimbulkan perpecahan.

Dengan menjaga toleransi antar sesama, perdamaian bukan lagi mimpi semata. Jangan sibuk memaknai apa itu toleransi, praktekan langsung dan nikmati hasilnya. Kalau kamu ingin dihargai, maka belajarlah untuk menghargai orang lain terlebih dahulu. Perbedaan ada agar kita belajar saling menghargai.

2. Peduli.

cebi.org.br

Sadarkah kamu kalau kini orang-orang makin individualis? Menempatkan kepentingan pribadi di atas segalanya, tak peduli bagaimanapun caranya. Bukankah manusia sejatinya makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain? Berjuang bersama pun akan terasa lebih ringan, ketimbang jalan sendiri di atas egonya masing-masing.

Yuk, lihat sekitar. Istirahatlah sejenak dari kesibukan dan nyalakan sisi manusiawimu seterang-terangnya. Rasakan semua yang ada di sekitarmu, baik itu senang maupun sedih, entah itu mudah atau sulit. Jangan biarkan kerasnya zaman mengubahmu jadi manusia tanpa empati.

3. Kreatif.

twitter.com/ricky_ruby

Dunia ini semakin sumpek, milayaran manusia berjubel di atasnya berebut posisi dan prestasi. Kalau tidak mengasah kreativitas, kamu bisa ‘mati’ diinjak peradaban. Mulailah berpikir positif, merancang hal-hal baru yang kiranya dibutuhkan negeri ini. Bisa inovasi di sektor pangan, pengolahan limbah dan dunia medis yang tak kalah pentingnya.

Berjuang jangan diartikan secara sempit. Kadang yang menjajah kita adalah diri kita sendiri, dengan rasa tidak percaya diri, kemalasan dan ketakutan. Yuk, berjuang bersama dengan kreativitas masing-masing!

4. Sederhana.

timeshighereducation.com

Setinggi apapun pujian orang lain menerbangkanmu ke langit, kamu harus selalu bisa menahan diri tetap membumi. Sederhana adalah sebuah kata, yang menjadi tidak sederhana lagi ketika dipraktekkan. Sebagai generasi muda millenial, kita harus selalu menjaga kesederhanaan dalam hidup agar terhindar dari rasa mudah puas dan arogan.

Bangsa ini butuh barisan pemuda yang semangatnya tak pernah padam. Pikiran dan tindakannya selalu bersifat positif, tanpa melupakan lingkungan sekitar. Buktikan bahwa kamu adalah salah satunya. Hidup pemuda Indonesia!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Dian Septi Arthasalina
EditorDian Septi Arthasalina
Follow Us