Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perjuangan Papua Future Project Merajut Asa di Pulau Mansinam

potret kegiatan Papua Future Project di Pulau Mansinam (dok. Papua Future Project)

Walaupun pemerintah telah berkomitmen agar semua anak di Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan merata, tetapi  bukan berarti kita harus menutup mata terhadap ketimpangan pengetahuan di bagian timur tanah air. Bila hal ini dibiarkan begitu saja, ketimpangan pendidikan bukan hanya merampas hak, tapi juga mengancam masa depan anak-anak di Papua Barat.

"Di Pulau Mansinam banyak anak belum bisa membaca dan menulis. Pulau ini hanya memiliki satu SD. Lantaran mayoritas guru tinggal di Manokwari dan rata-rata setiap hari sekolah baru mulai jam 9 pagi dan selesai jam 12 siang," jelas Jordy dikutip dari laman profil Satu Indonesia Awards 2022 dari ASTRA Indonesia.

Bersama Papua Future Project, Bhrisco Jordy Dudi Padatu tidak ingin cita-cita dan asa anak-anak di Pulau Mansinam hanya menjadi angan-angan belaka. Jordy mengajak muda-mudi di Indonesia untuk menengok ketimpangan pendidikan di antara anak-anak di kota dan di pelosok Papua Barat yang cukup memprihatinkan.

Untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Pulau Mansinam, Jordy dan Papua Future Project hanya ingin membuktikan bahwa siapa saja berhak untuk memiliki mimpi serta cita-cita meski hidup di perbatasan. Nah, berikut kisah perjuangan Jordy bersama Papua Future Project untuk merajut asa anak-anak di Pulau Mansinam.

1. Berawal dari keresahan terkait isu ketimpangan pendidikan di Pulau Mansinam

potret kegiatan Papua Future Project di Pulau Mansinam (dok. Papua Future Project)

Hidup selama 17 tahun di Papua membuat Bhrisco Jordy Dudi Padatu cukup akrab dengan isu ketimpangan pendidikan di Indonesia Timur tersebut. Apalagi itu berkaitan dengan masa depan Indonesia. Jordy menganggap ini tak akan terselesaikan bila hanya berpangku tangan menunggu bantuan dari pemerintah saja.

Pulau Mansinam menjadi tujuan dari Jordy serta teman-teman untuk memperbaiki kualitas Pendidikan di Papua Barat. Terutama di Pulau Mansinam yang secara historis adalah salah satu tonggak sejarah bagi peradaban Papua. Alasannya, karena Injil pertama kali masuk ke Bumi Cendrawasih ternyata melalui Pulau Mansinam, lho.

"Di Pulau Mansinam, jaringan internet masih belum stabil, sehingga pemanfaatan teknologi belum bisa dilakukan secara merata. Kurangnya sumber daya pendidik profesional dan fasilitas yang tidak memadai juga menjadi masalah utama," tandas Jordy saat diwawancarai pada Sabtu (3/12/2022) lalu.

Namun, itu bukan hanya poin pentingnya, Papua Future Project yang didirikan pada 2021 ini rupanya juga menemui banyak faktor yang menghambat asa serta mimpi dari anak-anak di Pulau Mansinam. Meski disebut sebagai era teknologi yang modern, tetapi sayangnya anak-anak di Pulau Mansinam belum bisa merasakan kemutakhiran tersebut.

2. Sediakan perpustakaan keliling untuk meningkatkan minat baca anak-anak

potret kegiatan Papua Future Project di Pulau Mansinam (dok. Papua Future Project)

Selain permasalahan teknologi sampai sumber daya pendidik profesional, Pulau Mansinam ternyata juga termasuk sebagai salah satu wilayah di Papua Barat dengan angka buta huruf yang tinggi. Dari data tersebut, Papua Future Project tergerak untuk menciptakan buku bacaan keliling untuk meningkatkan minat baca anak-anak di Pulau Mansinam.

Bagi Papua Future Porject, tentu masih belum terlambat untuk memperluas wawasan anak-anak melalui buku-buku yang diperoleh dari para donatur. Mengingat dikatakan bahwa buku merupakan jendela dunia, sehingga Papua Future Project ingin sekali memberi kesempatan kepada anak-anak di Pulau Mansinam untuk melihat isi dunia dengan membaca.

Bahkan sejauh ini, Papua Future Project sudah mendonasikan buku-bukunya ke enam pulau di Papua. Tentu saja dengan menggandeng komunitas setempat, Papua Future Project juga melakukan proyek buku bacaan keliling agar anak-anak di Pulau Mansinam bisa merasakan 'kemewahan' berlimpah ilmu pengetahuan dari membaca.

"Saat sudah selesai di salah satu tempat, buku bacaan keliling biasanya kita kirim ke daerah yang lain. Setidaknya, ini membantu agar anak-anak bisa membaca buku," jelas Jordy.

3. Beri penyuluhan kepada orang tua terkait hak anak perempuan untuk mengenyam pendidikan

potret kegiatan Papua Future Project di Pulau Mansinam (dok. Papua Future Project)

Tak perlu jauh-jauh ke pelosok Papua, semua anak perempuan Indonesia tentu saja pernah mendengar ucapan, "Anak perempuan tidak harus berpendidikan tinggi sebab tugas dan kewajibannya di dapur".

Padahal, menurut penelitian Utrecht University di Belanda yang menganalisis skor tes membaca lebih dari 200.000 anak berusia 15 tahun, dilaporkan anak perempuan lebih cerdas dibandingkan laki-laki. 

Namun, karena stigma tersebut, faktanya masih banyak anak perempuan di pelosok negeri yang terpaksa harus merelakan mimpi mereka dengan kedok "bakti kepada orangtua". Jordy serta Papua Future Project memiliki misi membantu anak perempuan di Pulau Mansinam mendapatkan hak yang sama, yakni mengenyam pendidikan.

Meskipun perjalanan Papua Future untuk memperjuangkan hak anak perempuan acap kali menemui kerikil besar. Apalagi bagi orang tua yang pada akhirnya memutuskan tetap akan menikahkan anak perempuannya di usia muda. Tetapi Jordy dan kawan-kawan justru tidak pernah menyerah memberikan pengertian kepada orang tua terkait kemampuan anak-anak perempuan mereka dalam pembelajaran yang nyatanya lebih 'unggul' dibanding laki-laki.

"Misalnya di Pulau Mansinam, anak perempuan lebih pintar dan menonjol saat pembelajaran. Kita ingin anak perempuan di Pulau Mansinam bisa bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak. Bahkan kita kerap berkunjung ke rumah orang tua mereka untuk memberikan pengertian terkait anak perempuan mereka," aku Jordy.

4. Usung program "Bimbingan Belajar" untuk mengajarkan baca-tulis

potret kegiatan Papua Future Project di Pulau Mansinam (dok. Papua Future Project)

Isu ketimpangan pengetahuan di bagian timur Tanah Air tentunya bukan hal baru yang bagi masyarakat Indonesia. Dengan menjunjung tinggi moto "Every Child Matters", Papua Future Project ingin merangkul anak-anak di Pulau Mansinam dengan menyediakan akses edukasi atau pendidikan secara inklusif sebagai target jangka panjang.

"Program kita berfokus dalam menyediakan akses pendidikan secara inklusif sebagai target jangka panjang melalui bimbingan belajar dan buku bacaan kepada anak-anak asli Papua," tegas Jordy.

Untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, Papua Future Project tidak hanya berfokus pada satu program saja. Bahkan, melalui program Bimbingan Belajar, Papua Future Project bertekad untuk mengajarkan baca-tulis kepada anak-anak di Pulau Mansinam.

Tanpa pamrih, Jordy dan kawan-kawan rela naik perahu sekitar 20 menit untuk merajut asa anak-anak di Pulau Mansinam. Meski kita telah hidup di era yang serba modern serta akses teknologi yang mudah, namun tanpa uluran tangan kita ataupun Papua Future Project, anak-anak di Pulau Mansinam sudah pasti akan kesulitan mewujudkan mimpi-mimpi mereka.

5. Ajak muda-mudi Indonesia turut mengajar anak-anak di Pulau Mansinam

potret kegiatan Papua Future Project di Pulau Mansinam (dok. Papua Future Project)

"Saya ingin membuktikan, meskipun hidup di perbatasan, jangan pernah putus asa dalam bermimpi. Jalan menuju masa depan yang lebih baik ada di pendidikan. Oleh karena itu, ayo para anak muda bersama-sama wujudkan pendidikan Indonesia yang lebih inklusif," tambah Jordy.

Muda-mudi Indonesia tentunya harus turut serta dalam memberikan akses pendidikan yang layak dan merata untuk anak-anak di Bumi Cenderawasih. Bahkan setidaknya siapa pun tak bisa menutup mata dari jurang yang besar terkait kuantitas guru berkualitas untuk berbagai jenjang pendidikan di pelosok Papua.

Oleh karena itu, Jordy bersama Papua Future Project ingin mengajak muda-mudi di seluruh Indonesia untuk berpartipasi dalam merajut asa serta mimpi anak-anak di Pulau Mansinam dengan mengembangkan asynchronus learning method yang sekaligus memberikan giliran kepada mereka agar bisa mengakses pembelajaran berbasis teknologi.

Melalui asynchronus learning method, siapa pun bahkan bisa mengajar anak-anak di Pulau Mansinam dengan mengunggah video pembelajaran mereka di YouTube agar bisa diakses dan disalurkan dengan mudah oleh Papua Future Project. Sudah saatnya, kita turun tangan dan bahu-membahu untuk mewujudkan Indonesia yang maju lewat pendidikan.

Bersama Kita Satu Indonesia, mari turut memberantas ketimpangan pengetahuan di antara anak-anak di perkotaan dan di pelosok Papua Barat. Karena, memberikan akses pendidikan yang layak bukan hanya tugas dari pemerintah, namun semua lapisan masyarakat terutama muda-mudi Indonesia. Tersenyumlah Indonesia!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anis
EditorAnis
Follow Us