Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sebab Lemari Pakaian Berantakan, Waktunya Decluttering?

ilustrasi lemari berantakan (pexels.com/Ron Lach)

Hampir di semua rumah ada lemari pakaian dalam berbagai ukuran. Ada keluarga yang menyediakan lemari pakaian untuk setiap anggotanya, ada pula satu lemari buat bersama. Baik lemari pakaian pribadi maupun dipakai bareng dengan anggota keluarga perlu dijaga kerapiannya.

Apabila lemarimu berantakan, sukar untuk mencari pakaian yang hendak dikenakan. Kamu bisa mengiranya hilang, padahal hanya terselip di antara pakaian yang lain. Isi lemari yang berantakan juga bikin pakaianmu kusut. 

Saatnya beres-beres isi lemari supaya melihatnya saja tak membuatmu stres. Hindari tujuh kesalahan ini yang menyebabkan isi lemarimu jauh dari rapi. Buang-buang waktu dan tenaga kalau kamu harus sering menyetrika ulang.

1. Tidak menata sesuai dengan jenis pakaian

ilustrasi mengambil pakaian (pexels.com/Dayvison Tadeu)

Setidaknya, bagi pakaianmu menjadi pakaian untuk bepergian dengan pakaian buat di rumah. Kalau lemari lebih besar, pisah lagi berdasarkan atasan atau bawahan. Dengan begitu, mudah untukmu mengambil pakaian sesuai kebutuhan.

Kamu gak perlu mengaduk-aduk isi lemari cuma buat mencari satu pakaian. Sementara itu, pakaian dalam ditata terpisah dari pakaian luar. Kamu bisa menaruhnya di laci atau menumpuk dengan rapi di samping pakaian luar.

2. Asal menarik pakaian dari tengah tumpukan

ilustrasi lemari berantakan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Mengurutkan pakaian yang akan dikenakan dari atas ke bawah bakal memudahkanmu dalam mengambilnya tanpa bikin berantakan. Akan tetapi, tentu terkadang sulit buatmu mengikuti aturan ini. Contohnya, ketika kamu harus melayat dan memerlukan pakaian hitam yang ada di tengah tumpukan pakaian lain.

Pastikan dirimu mengambilnya terlebih dahulu dengan mengangkat tumpukan pakaian di atasnya. Kamu bisa menahannya dengan sebelah tangan atau taruh dulu di tempat tidur. Setelah pakaian hitam diambil, kembalikan lagi pakaian-pakaian itu dengan rapi.

Jangan asal main tarik saja karena bisa membuat semua pakaian menjadi terlipat atau tumpukan itu runtuh. Hargai orang yang sudah setiap hari memasukkan pakaian-pakaianmu ke lemari. Jangan membuatnya kesal dengan kebiasaan seperti ini.

3. Menjejalkan pakaian dalam dan kaus kaki

ilustrasi lemari berantakan (pexels.com/Lany-Jade Mondou)

Ukurannya yang lebih kecil daripada jenis pakaian lain kerap membuatmu gak terlalu peduli. Pakaian dalam dan kaus kaki dilipat asal-asalan lalu dijejalkan di sela-sela pakaian yang lain. Tidak ada tumpukan khusus pakaian dalam dan kaus kaki.

Akibatnya, ketika kamu mengambil pakaian lain sering ada gumpalan pakaian dalam atau kaus kaki yang ikut tertarik lalu jatuh. Kemudian keduanya kembali dimasukkan dengan asal-asalan dan peristiwa serupa terus berulang. Paling kerap terjadi, kaus kakimu tahu-tahu tinggal sebelah karena yang satu lagi gak tahu terselip di mana.

4. Tidak rutin menata ulang

ilustrasi melipat pakaian (pexels.com/Annushka Ahuja)

Kapan terakhir kali kamu merapikan lemari pakaian? Selain bersih-bersih rumah seperti menyapu dan mengepel, lemari pakaian juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Tata ulang isi lemari pakaianmu setidaknya beberapa bulan sekali.

Makin tertib dirimu memasukkan dan mengeluarkan pakaian bersih dari lemari, otomatis isi lemari tertata dengan baik. Apabila hari biasa kamu selalu tergesa-gesa dan kurang memperhatikan isi lemari, akhir pekan nanti jangan lupa merapikannya. Keluarkan pakaianmu dan lipat ulang sebelum kembali dimasukkan.

5. Ukuran raknya tanggung

ilustrasi lemari dengan cermin. (pexels.com/cottonbro studio)

Ukuran rak pakaian bermacam-macam. Ada yang cuma muat buat satu tumpukan pakaian yang sudah dilipat, ada juga yang lebih lebar sehingga dua tumpuk baju bisa bersisian. Namun, ada pula rak yang ukurannya tanggung.

Mau diisi dengan setumpuk pakaian saja, masih ada ruang kosong sebelahnya. Akan tetapi bila diisi dengan dua tumpuk pakaian, pasti tepi pakaian tertekuk. Kamu dapat mengakalinya dengan hanya mengisi setumpuk pakaian luar dan ruang kosong di sebelahnya untuk tumpukan pakaian dalam karena ukurannya yang kecil.

Kamu pun bisa menggulung pakaian atau kain yang tidak mudah kusut buat mengisi kekosongan. Misalnya, handuk dan kaus atau celana pendek yang tidak perlu disetrika. Rak pakaianmu jadi tetap muat banyak.

6. Sembarangan mengembalikan pakaian yang urung dipakai

ilustrasi mencoba pakaian (pexels.com/Liza Summer)

Untukmu yang suka memadukan pakaian, sebelum kamu pergi pasti memilih-milih dulu atasan dan bawahan. Gak apa-apa karena kebiasaan ini dapat membuat penampilanmu lebih trendi. Jumlah pakaian yang sedikit pun bisa tersamarkan oleh kepandaianmu memasangkannya dengan pakaian lain.

Namun, jangan lupa buat memasukkan kembali pakaian yang batal dipilih ke lemari. Bukan dengan asal-asalan, melainkan menggantung atau melipatnya lagi seperti semula. Perhatikan waktu yang tersedia agar kamu tidak terlalu lama memilih pakaian dan berujung sembarangan dalam mengembalikannya ke lemari.

7. Isi lemari terlalu penuh

ilustrasi lemari berantakan (pexels.com/Ron Lach)

Tambah banyak isi lemarimu, tambah sukar juga buat menjaga kerapiannya. Lemari yang sebenarnya sudah gak muat tetap dipaksakan buat menampung begitu banyak pakaian. Ketika menutup pintunya saja, kamu sampai perlu menekannya dengan lutut agar bisa dikunci.

Mana yang harus dilakukan, membeli lemari lagi atau menyeleksi isinya? Ya, lemari yang sudah terlalu penuh adalah tanda kamu kudu decluttering. Pasti banyak pakaian yang tak lagi dikenakan, tetapi masih disimpan.

Atau, kamu sering sekali belanja pakaian sehingga outfit pun masih banyak yang baru. Donasikan pakaian yang masih layak, jual kembali koleksimu yang harganya lumayan, dan buang atau daur ulang sampah kain. Isi lemari yang begitu sesak sesungguhnya juga ikut membuat pikiranmu terasa penuh.

Lemari pakaian dapat menunjukkan karakter aslimu. Letaknya yang berada di kamar dan gak boleh dibuka oleh sembarang orang kerap kali menyembunyikan kekacauan. Bila isinya tertata rapi, dalam menjalani hidup pun kamu pasti punya rencana, tujuan, serta kedisiplinan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indiana Malia
EditorIndiana Malia
Follow Us