Stop Ucapkan 5 Kalimat Ini Agar Kamu Terhindar dari Victim Mentality!

Entah itu menghadapi orang yang punya victim mentality atau kita sendiri yang memiliki victim mentality, keduanya sama-sama memuakkan. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa victim mentality bukanlah sesuatu yang dipilih, namun hasil dari kronologis kita sejak kecil hingga saat ini.
Meski ini bukan pilihan, bukan berarti kita tidak punya andil dalam memelihara victim mentality. Karena itu, stop ucapkan 5 kalimat ini agar kamu semakin terhindar dari victim mentality!
1. "Kenapa cuma aku yang diperlakukan seperti ini"

Yang perlu kita sadari, victim mentality membuat kita merasa seakan dunia atau semua orang sengaja hanya melakukan perbuatan buruk pada kita. Padahal, perlakuan buruk bisa didapatkan oleh siapa saja.
Victim mentality menjadikan kita merasa sebagai pusat dunia dalam cara yang menyakitkan. Berhenti mengasihani diri sendiri, karena kamu akan semakin merasa bahwa dunia ini selalu kejam padamu. Sadari bahwa hal buruk apapun yang terjadi, kamu selalu punya kendali dalam merubah keadaanmu.
2. "Gara-gara dia sih"

Untuk melarikan diri dari rasa tanggung-jawab dan rasa bersalah atau rendah diri, seorang pemilik victim mentality akan cenderung melampiaskan kesalahan pada orang lain. Atau, paling tidak ia justru akan melakukan gaslighting dengan cara, "Iya semua ini memang salahku! Semuanya pasti salahku!" Hal itu dilakukan agar orang lain merasa bersalah dan posisi korban ada dalam dirinya.
Entah kita menyalahkan orang lain secara terang-terangan atau lewat gaslighting, keduanya sama-sama toksik untuk diri kita sendiri dan orang lain. Karena, keduanya sama-sama menanamkan bahwa kita hanya akan melarikan diri dari situasi dan perasaan yang tidak enak. Dan pada akhirnya kita akan menyabotase hidup kita sendiri karena tidak mengambil kontrol atas situasi.
3. "Itu nggak ada apa-apanya sama yang aku alami"

Ketika memiliki victim mentality, kita akan cenderung suka menceritakan hal tragis, dan ingin menjadi pemilik kisah yang paling tragis. Hal itu dikarenakan kita ingin mengumpulkan simpati dari orang lain, yang akan kita gunakan untuk memvalidasi victim complex kita.
Ingat ya, penderitaandalam bentuk apapun itu valid. Tidak ada penderitaan yang bisa dilombakan. Berhentilah merasa dan menunjukkan bahwa kamu yang paling menderita. Gantilah mindset dari seorang korban menjadi seorang survivor yang berdaya.
4. "Kenapa sih Tuhan gini banget sama aku"

Selain merasa bahwa orang lain cuma "picking" atas diri kita, para pemilik victim mentality juga akan cenderung merasa bahwa Tuhan hanya pilih kasih pada dirinya. Padahal tidak, Tuhan memang memberi ujian berbeda-beda karena disesuaikan dengan kondisi otentik kita masing-masing.
Itu dia yang sering membuat kita lupa. Kita sering merasa, "Kenapa Tuhan gini sama aku," padahal ya karena memang cobaan kita disesuaikan sama kondisi otentik kita. Orang lain beda lagi, karena kondisi otentiknya beda.
5. "Percuma, aku nggak akan bisa"

Ketika kita memiliki victim complex, kita akan merasa bahwa dunia ini tidak akan pernah berpihak pada kita. Sehingga, kita hanya akan membatasi atau menyabotase hidup kita sendiri.
Dan bukan cuma itu, kita akan menyerah terhadap segala kesempatan, namun mencari-cari alasan mengapa kita menyerah sebelum berperang. Itu sama saja dengan menghentikan diri kita untuk menerima hal-hal baik. Sadarilah bahwa setiap orang punya kesempatan sukses atau gagal, bukan cuma orang tertentu yang bisa gagal.
Memelihara victim mentality hanya akan menghancurkan hidup kita sendiri. Jika kamu ingin menyambut hidup yang lebih baik, stop ucapkan kelima kalimat di atas ya!