5 Sunnah yang Dianjurkan Saat Idul Adha

- Mandi sunnah sebelum salat Idul Adha untuk kesucian dan kesiapan
- Mengenakan pakaian terbaik, bersih, dan menggunakan wewangian sesuai sunnah Rasulullah SAW
- Disunnahkan untuk tidak makan sebelum salat Idul Adha sebagai bentuk penghormatan terhadap ibadah kurban
Hari Raya Idul Adha adalah salah satu hari besar dalam Islam yang penuh makna dan keutamaan. Selain sebagai peringatan atas keteladanan Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah Allah SWT, Idul Adha juga menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah kurban dan berbagai amalan sunnah. Agar hari raya ini tidak hanya menjadi seremonial belaka, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Berikut ini lima amalan sunnah yang sebaiknya tidak dilewatkan saat merayakan Idul Adha. Selain menambah pahala, amalan ini juga memperkaya pengalaman spiritual di hari yang penuh berkah.
1. Mandi sebelum berangkat Salat Id

Salah satu sunnah yang sangat dianjurkan pada pagi hari Idul Adha adalah mandi sebelum melaksanakan salat Id. Hal ini sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW biasa mandi sebelum salat Id, sebagai bentuk kesucian dan kesiapan menyambut hari besar Islam.
Mandi sunnah ini dilakukan layaknya mandi janabah, yakni dengan niat dan membasuh seluruh tubuh. Selain membersihkan diri, mandi ini juga menumbuhkan semangat serta memperkuat rasa syukur menyambut Idul Adha yang penuh berkah. Meskipun terdengar sederhana, amalan ini memiliki nilai ibadah yang tinggi jika dilakukan dengan niat yang ikhlas.
2. Memakai pakaian terbaik dan beraroma wangi

Hari raya adalah momen istimewa, sehingga dianjurkan untuk tampil rapi dan bersih. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mengenakan pakaian terbaik pada hari raya, meskipun tidak harus baru. Yang penting adalah pakaian tersebut bersih, layak, dan pantas untuk salat Id.
Selain itu, menggunakan wewangian juga merupakan sunnah yang diajarkan Nabi SAW. Aroma yang harum menambah semangat dalam beribadah dan menciptakan suasana yang menyenangkan di tengah jamaah. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan aspek kebersihan dan keindahan dalam beribadah.
3. Tidak makan sebelum salat Idul Adha

Berbeda dengan Idul Fitri, di mana disunnahkan makan terlebih dahulu sebelum salat Id, pada Idul Adha justru disunnahkan untuk tidak makan sebelum salat. Nabi Muhammad SAW biasa menunda makan hingga selesai melaksanakan salat Id dan menyantap daging kurban sebagai makanan pertamanya di hari itu.
Amalan ini memiliki makna simbolik bahwa umat Islam menanti rezeki dari Allah melalui kurban yang disembelih. Ini juga menjadi bentuk penghormatan terhadap ibadah kurban dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Maka, jika memungkinkan, sebaiknya ikuti sunnah ini untuk menambah keberkahan hari raya.
4. Bertakbir dengan suara lantang hingga hari tasyriq

Takbir merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Idul Adha. Sunnah yang sangat ditekankan adalah memperbanyak takbir mulai dari malam 10 Dzulhijjah hingga akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah). Takbir ini dikenal dengan takbir mursal (bebas), yang bisa dibaca kapan saja, dan takbir muqayyad, yang dibaca setelah salat wajib.
Lafal takbir bisa dilantunkan sendiri, bersama keluarga, atau dalam rombongan di masjid dan jalan-jalan. Suara takbir yang menggema menciptakan suasana keagungan dan mengingatkan kita pada kebesaran Allah SWT. Semakin sering takbir dilantunkan, semakin besar pula keutamaan yang didapatkan.
5. Menyembelih dan menyaksikan kurban (bagi yang mampu)

Ibadah kurban adalah amalan utama pada Idul Adha bagi mereka yang mampu. Menyembelih hewan kurban secara langsung atau menyaksikan prosesnya adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bahkan menyebut bahwa setiap helai bulu hewan kurban akan bernilai pahala.
Bagi yang tidak bisa menyembelih sendiri, tetap dianjurkan untuk hadir atau menyaksikan prosesnya sebagai bentuk penghayatan terhadap nilai kurban: keikhlasan, pengorbanan, dan kepedulian. Jangan lupa untuk berbagi daging kepada yang membutuhkan, karena itu adalah esensi utama dari ibadah ini berbagi keberkahan dan kebahagiaan kepada sesama.
Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi juga momen mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai amalan sunnah yang penuh keutamaan. Dengan menjalankan sunnah-sunnah ini, kita tidak hanya merayakan hari raya secara lahiriah, tapi juga memperkaya jiwa dengan ibadah yang bermakna.