Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Surat Al-A'raf Ayat 194-206 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

ilustrasi bacaan doa dari Al-Qur'an (freepik.com/freepik)
ilustrasi bacaan doa dari Al-Qur'an (freepik.com/freepik)

Surat Al-A'raf menjadi bagian dari juz 8 dan juz 9 dalam Al-Qur'an, sekaligus salah satu dari tujuh surat terpanjang atau yang dinamakan dengan assab 'uththiwaal. Surat ini termasuk golongan surat Makkiyah karena diturunkan di kota Makkah.

Surat Al-A'raf berarti "Tempat Tertinggi" yang merujuk pada sebuah tempat yang menjadi perbatasan antara surga dan neraka yang dihuni oleh para Ashab Al-A'raf. Di bawah ini adalah bacaan surat Al-A'raf ayat 194-206 dengan arti, kandungan, dan keutamaannya.

1. Surat Al-A'raf ayat 194–206 beserta artinya

ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/Tayeb MEZAHDIA)
ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/Tayeb MEZAHDIA)

Merupakan surat ke-7 dalam Al-Qur'an, inilah bacaan surat Al-A'raf ayat 194–206 dengan arab, lafaz, dan artinya.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ayat 194

اِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ عِبَادٌ اَمْثَالُكُمْ فَادْعُوْهُمْ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Innallażīna tad'ụna min dụnillāhi 'ibādun amṡālukum fad'ụhum falyastajībụ lakum ing kuntum ṣādiqīn.

Artinya: Sesungguhnya mereka (berhala-berhala) yang kamu seru selain Allah adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah mereka lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu orang yang benar.

Ayat 195

اَلَهُمْ اَرْجُلٌ يَّمْشُوْنَ بِهَآ ۖ اَمْ لَهُمْ اَيْدٍ يَّبْطِشُوْنَ بِهَآ ۖ اَمْ لَهُمْ اَعْيُنٌ يُّبْصِرُوْنَ بِهَآ ۖ اَمْ لَهُمْ اٰذَانٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَاۗ قُلِ ادْعُوْا شُرَكَاۤءَكُمْ ثُمَّ كِيْدُوْنِ فَلَا تُنْظِرُوْنِ

A lahum arjuluy yamsyụna bihā am lahum aidiy yabṭisyụna bihā am lahum a'yunuy yubṣirụna bihā am lahum āżānuy yasma'ụna bihā, qulid'ụ syurakā`akum ṡumma kīdụni fa lā tunẓirụn.

Artinya: Apakah mereka (berhala-berhala) mempunyai kaki untuk berjalan, atau mempunyai tangan untuk memegang dengan keras, atau mempunyai mata untuk melihat, atau mempunyai telinga untuk mendengar? Katakanlah (Muhammad), “Panggillah (berhala-berhalamu) yang kamu anggap sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)ku, dan jangan kamu tunda lagi.

Ayat 196

اِنَّ وَلِيِّ َۧ اللّٰهُ الَّذِيْ نَزَّلَ الْكِتٰبَۖ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصّٰلِحِيْنَ

Inna waliyyiyallāhullażī nazzalal-kitāba wa huwa yatawallaṣ-ṣāliḥīn.

Artinya: Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an). Dia melindungi orang-orang saleh.

Ayat 197

وَالَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَكُمْ وَلَآ اَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُوْنَ

Wallażīna tad'ụna min dụnihī lā yastaṭī'ụna naṣrakum wa lā anfusahum yanṣurụn.

Artinya: Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri.”

Ayat 198

وَاِنْ تَدْعُوْهُمْ اِلَى الْهُدٰى لَا يَسْمَعُوْاۗ وَتَرٰىهُمْ يَنْظُرُوْنَ اِلَيْكَ وَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Wa in tad'ụhum ilal-hudā lā yasma'ụ, wa tarāhum yanẓurụna ilaika wa hum lā yubṣirụn.

Artinya: Dan jika kamu menyeru mereka (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, mereka tidak dapat mendengarnya. Dan kamu lihat mereka memandangmu padahal mereka tidak melihat.

Ayat 199

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ

Khużil-'afwa wa`mur bil-'urfi wa a'riḍ 'anil-jāhilīn.

Artinya: Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.

Ayat 200

وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Wa immā yanzagannaka minasy-syaiṭāni nazgun fasta'iż billāh, innahụ samī'un 'alīm.

Artinya: Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Ayat 201

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

Innallażīnattaqau iżā massahum ṭā`ifum minasy-syaiṭāni tażakkarụ fa iżā hum mubṣirụn.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).

Ayat 202

وَاِخْوَانُهُمْ يَمُدُّوْنَهُمْ فِى الْغَيِّ ثُمَّ لَا يُقْصِرُوْنَ

Wa ikhwānuhum yamuddụnahum fil-gayyi ṡumma lā yuqṣirụn.

Artinya: Dan teman-teman mereka (orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).

Ayat 203

وَاِذَا لَمْ تَأْتِهِمْ بِاٰيَةٍ قَالُوْا لَوْلَا اجْتَبَيْتَهَاۗ قُلْ اِنَّمَآ اَتَّبِعُ مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ مِنْ رَّبِّيْۗ هٰذَا بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

Wa iżā lam ta`tihim bi`āyating qālụ lau lajtabaitahā, qul innamā attabi'u mā yụḥā ilayya mir rabbī, hāżā baṣā`iru mir rabbikum wa hudaw wa raḥmatul liqaumiy yu`minụn.

Artinya: Dan apabila engkau (Muhammad) tidak membacakan suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Mengapa tidak engkau buat sendiri ayat itu?” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. (Al-Qur'an) ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Ayat 204

وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Wa iżā quri`al-qur`ānu fastami'ụ lahụ wa anṣitụ la'allakum tur-ḥamụn.

Artinya: Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.

Ayat 205

وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ

Ważkur rabbaka fī nafsika taḍarru'aw wa khīfataw wa dụnal-jahri minal-qauli bil-guduwwi wal-āṣāli wa lā takum minal-gāfilīn.

Artinya: Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.

Ayat 206

اِنَّ الَّذِيْنَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَيُسَبِّحُوْنَهٗ وَلَهٗ يَسْجُدُوْنَ

Innallażīna 'inda rabbika lā yastakbirụna 'an 'ibādatihī wa yusabbiḥụnahụ wa lahụ yasjudụn.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud.

2. Kandungan surat Al-A'raf ayat 194–206

ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/GR Stocks)
ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/GR Stocks)

Berikut ini kandungan surat Al-A'raf ayat 194–206 tiap ayat-ayatnya yang dapat dipahami, yaitu:

  • Ayat 192 menjelaskan Allah menegaskan bahwa orang-orang musyrik dan berhala adalah orang yang bodoh, bahkan bukan hanya tidak mampu mencipta namun juga tidak mampu memberikan pertolongan kepada penyembahnya. Selain itu, kepada diri mereka sendiri (berhala) juga tidak bisa memberi pertolongan apabila ada yang ingin merusak dan mengganggu mereka.
  • Ayat 193 menjelaskan di mana orang-orang musyrik selalu menyeru berhala-berhala itu untuk meminta petunjuk. Bahkan berhala-berhala tersebut tidak dapat memperkenankan seruan orang musyrik, sama halnya seperti seruan mereka tidak ada gunanya sama sekali karena tetap tidak akan tersentuh maupun bergerak. 
  • Ayat 194 menjelaskan kecaman lanjut dari Allah kepada mereka bahwa berhala-berhala yang mereka sembah atau seru adalah makhluk yang lemah dan serupa dengan mereka. Kemudian Allah membiarkan berhala-berhala itu memperkenankan permintaan orang musyrik untuk mendatangkan manfaat dan menolak mudarat, apabila mereka adalah orang yang benar. 
  • Ayat 195 menjelaskan Allah meminta untuk memperhatikan apakah berhala-berhala itu memiliki kaki untuk berjalan, tangan untuk memang dengan keras, mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar permintaan mereka. Kemudian Allah memerintahka kepada Rasul untuk mengatakan, “Jika dugaan mereka benar, maka panggillah berhala itu lalu lakukan bersama mereka tipu daya untuk mencelakakan Allah dengan segera. Sungguh mereka tidak bisa berbuat sesuatu.”
  • Ayat 196 menjelaskan Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk berkata, “Aku dan orang-orang yang taat kepada Allah tidak akan merasa khawatir sedikitpun kepada berhala-berhala tersebut dan kepada kamu semua (kaum musyrik), karena sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang sudah menurunkan kepada kitab Al-Qur’an. Dialah Yang Maha Kuasa yang selalu melindungi orang-orang saleh dan dapat menolong mereka terhadap tipu daya musuh.
  • Ayat 197 menjelaskan Allah menegaskan kembali bahwa berhala-berhala yang orang musyrik seru selain Dia untuk meminta pertolongan, bahkan berhala itu tidaklah sanggup menolong, bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Karena mereka lemah, bahkan lebih lemah dari kamu.
  • Ayat 198 menjelaskan kembali bahwa berhala-berhala yang diseru untuk memberi petunjuk itu tidak mampu mendengarnya karena tidak memiliki telinga apalagi tidak dapat mengabulkan permintaan tersebut. selain itu, berhala-berhala itu melihat dan memandang Rarulullah SAW padahal mereka tidak dapat melihat.
  • Ayat 199 menjelaskan Allah menjelaskan kepada Rasulullah SAW terkait cara menghadapi kesesatan orang-orang yang musyrik dengan menjadi pemaaf dan menyuruh orang untuk mengerjakan yang makruf serta tidak memedulikan orang-orang yang bodoh.
  • Ayat 200 menjelaskan Rasulullah SAW adalah manusia di mana sifat marah akan muncul kapan saja, dan setan akan memanfaatkan hal itu. Kemudian Allah mengingatkan kepada Rasulullah SAW dan umatnya untuk belindung kepada Allah dengan memohon pertolongan kepada-Nya.
  • Ayat 201 menjelaskan petunjuk yang akan diberikan kepada kaum bertakwa dengan memberi batas pemisah antara diri mereka dengan segala perbuatan maksiat. Sehingga mereka akan segera ingat kepada Allah yang sudah memerintahkan untuk taat dan bertobat kepada-Nya serta dengan cepat mereka akan melihat dan menyadari kesalahan-kesalahannya.
  • Ayat 202 menjelaskan orang-orang bertakwa itu akan selamat, sementara teman-teman mereka yakni orang kafir dan fasik akan selalu membantu setan-setan dalam menyesatkan manusia di bumi atau sikap mereka menjadi lebih buruk lagi. Setan tidak akan henti untuk menyesatkan dan melaksanakan perbuatan keji yang dilarang oleh Allah.
  • Ayat 203 menjelaskan jika Nabi Muhammad SAW tidak membacakan suatu ayat kepada mereka seperti apa yang mereka inginkan, mereka akan berkata, “Mengapa tidak engkau buat sendiri ayat itu dari apa yang telah kami usulkan atau membuat Al-Qur’an lain ddibanding menunggu kedatangannya?”. Kemudian Nabi Muhammad SAW berkata, “Ini bukanlah kewenanganku, sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang telah diwahyukan Tuhanku kepadaku melalui malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah bukti yang nyata dan melebihi apa yang kamu minta.”
  • Ayat 204 menjelaskan jika dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an oleh siapa pun, maka dengarkanlah dengan penuh khusyuk dan diamlah sembari memperhatikan tuntunan-tuntunannya dengan tenang supaya Allah memberikan rahmat.
  • Ayat 205 menjelaskan ingatlah Tuhanmu dengan sungguh-sungguh sampai keagungan dan kebesaran-Nya hadir dalam hatimu saat membaca serta mendengar Al-Qur’an atau berzikir dengan penuh rendah hati dan takut. Lakukan di pagi dan petang hari dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.
  • Ayat 206 menjelaskan Allah mengingatkan kepada manusia agar tidak enggan berzikir dan jangan enggan membaca dan mempelajari petunjuk-petunjuk Al-Qur’an. Karena sesungguhnya mereka yang berada di sisi Allah adalah para malaikat dan hamba-hamba Allah, tidak merasa enggan untuk menyembah-Nya dan menyucikan-Nya serta hanya kepada Allah mereka bersujud.

3. Keutamaan surat Al-A'raf

Ilustrasi umat muslim berdoa. (Pexels.com/Thirdman)
Ilustrasi umat muslim berdoa. (Pexels.com/Thirdman)

Mengimani Al-Qur'an adalah bagian dari implementasi rukun iman yang ketiga, salah satunya dengan mempelajari surat Al-A'raf. Telah disebutkan dalam hadits riwayat Ahmad bahwa siapa pun yang membaca tujuh surat pertama (dari Al-Qur’an) yakni surat Al-A’raf, maka dia merupakan orang yang salih lagi takwa.

Membaca dan meyakini kandungan surat ini niscaya akan memberi ketentraman hidup karena selalu teringat Allah SWT. Selain itu, surat ini pun dapat menjadi wasilah untuk kesembuhan penyakit dan menghalangi perbuatan syirik.

Demikian bacaan surat Al-A'raf ayat 194–206 disertai dengan arti, kandungan, dan kautamaannya. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan tidak termasuk dalam orang-orang yang berputus asa kepada rahmat-Nya. Amin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Langgeng Irma Salugiasih
EditorLanggeng Irma Salugiasih
Follow Us