4 Tanda Kamu Terlalu Mandiri untuk Memulai Hubungan Romantis

Manusia terlahir dalam kondisi saling membutuhkan. Jika seseorang menjadi terlalu mandiri, bisa jadi ia mengalami masa kecil yang sulit hingga tidak menemukan orang yang bisa dipercaya. Krisis kepercayaan ini membuat seseorang enggan bergantung, hingga akhirnya mengalami hyper independence.
Jika kamu merasa menjadi orang yang mandiri, kamu mungkin bertanya-tanya, apakah kamu bisa menjalin sebuah hubungan romantis. Karena pada dasarnya, hubungan romantis adalah ketersalingan, termasuk saling membantu serta membutuhkan. Agar tidak penasaran tentang hyper independence, yuk, kita simak tanda-tandanya!
1. Enggan meminta bantuan

Ciri dasar sikap hyper independence adalah enggan meminta bantuan. Keengganan tersebut bersumber dari rasa takut menjadi seseorang yang rentan.
Mark Travers, seorang psikolog mengungkapkan dalam majalah Forbes, "Orang-orang ini berpikir kemandirian sama dengan kekuatan. Kemudian, bersandar pada orang lain dapat terasa seperti mengakui kelemahan atau ketergantungan. Keduanya dapat memicu perasaan tidak nyaman atau cemas."
Mungkin di masa lalu, kamu memiliki masalah kepercayaan dengan orangtua atau pengasuhmu. Lantas, di masa dewasa kamu memiliki kesulitan untuk meminta bantuan pada pasanganmu, karena jauh dalam lubuk hatimu kamu akan merasa tidak berharga jika meminta bantuan.
Mark Travers mengungkapkan, cara mengatasi perasaan ragu untuk meminta bantuan adalah dengan berusaha membuka diri dan meminta bantuan dengan risiko kecil. Contohnya, kamu bisa minta diantar ke tempat yang dekat. Perlahan-lahan kamu akan mulai terbiasa untuk menepis perasaan enggan meminta bantuan.
2. Membatasi diri untuk mencari rasa aman

Bagi seseorang dengan hyper independence, terlalu terlibat secara emosional dengan seseorang menimbulkan ketakutan tersendiri. Di masa kecil, seseorang dengan hyper independence mungkin telah belajar bahwa hubungan romantis hanya akan berakhir buruk. Alhasil, mereka lebih memilih untuk membuat dinding pembatas dengan dalih kemandirian.
Dilansir Forbes, sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam Current Opinion in Psychology menemukan bahwa pribadi yang sering membatasi diri secara emosional di masa awal kehidupannya pernah mengalami ketidakstabilan dalam pemenuhan kebutuhan dasar, berupa kasih sayang. Bahkan bisa jadi kebutuhannya akan kasih sayang tidak terpenuhi sama sekali.
3. Lebih suka menyendiri daripada bersama pasangan

Ciri lain seseorang dengan hyper independence adalah lebih menyukai aktivitas seorang diri daripada bersama pasangan. Jika di waktu luangmu kamu lebih suka sendirian daripada bersama pasangan, maka kamu wajib waspada, nih.
Keengganan melakukan kegiatan bersama berarti kamu enggan mengembangkan pengalaman bersama dengan pasangan. Padahal proses itu merupakan salah satu cara utama untuk memperkuat hubungan.
Mark Travers menambahkan, "Mereka mungkin menolak untuk mencocokan jadwal, menyesuaikan tujuan pribadi, atau bahkan berkorban sedikit demi hubungan. Mereka takut tindakan ini akan menyebabkan ketergantungan yang tidak diinginkan."
4. Membuat keputusan seorang diri

Tanda lain seorang yang hyper independence adalah selalu membuat keputusan sendiri, meskipun hal tersebut terkait dengan hubungannya sebagai pasangan. Contohnya jika kamu berniat membeli mobil, pindah rumah atau keputusan besar lain tanpa berkonsultasi dulu dengan pasangan, hal ini cenderung akan menimbulkan masalah.
Dr Elena Touroni, seorang konsultan psikologis memberikan beberapa kiat mengatasi hyper independence dalam thechelseapsychologyclinic.com. Berikut ini beberapa sarannya :
- Membentuk kesadaran diri bahwa terlalu mandiri bisa menjadi bumerang dalam hubungan romantis
- Mempertanyakan keyakinan dalam diri tentang apakah benar semua hubungan akan berakhir dengan saling menyakiti
- Mengambil risiko kecil dengan menjadi rentan di depan orang tersayang, mulailah dengan hal sederhana dan mudah
- Mulai mengenal kekuatan dari saling ketergantungan dengan pasangan, bahwa hal tersebut menguatkan bukan menghancurkan
- Carilah dukungan profesional jika merasa kesulitan
Kemandirian memang dibutuhkan, namun menjadi terlalu mandiri justru menyusahkan. Menyadari kesulitan dalam menjadi seseorang yang mandiri berarti kamu sudah mulai menuju hal positif, nih. Semoga kamu menemukan ketentraman dalam kemandirianmu bersama pasangan, ya.