Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Macam KDRT Non Fisik yang Sering Terjadi

ilustrasi KDRT (pexels.com/id-id/timur-weber)
Intinya sih...
  • Kekerasan dalam rumah tangga tak selalu fisik, juga bisa emosional seperti merendahkan pasangan dengan kata-kata kasar dan menghina.
  • Kekerasan ekonomi terjadi saat satu pasangan menguasai keuangan dan tidak menafkahi, membuat korban menjadi tidak berdaya.
  • Perselingkuhan di dalam rumah tangga juga termasuk dalam KDRT karena dapat mengancam keharmonisan rumah tangga dan kondisi psikologis korban.

Tidak dapat dipungkiri selama ini orang selalu menganggap jika kekerasan dalam rumah tangga hanya berupa menghajar, tempeleng, menendang, dan menjambak. Mengakibatkan ada cedera fisik yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Namun, pada kenyataannya KDRT tidak cuma menyakiti fisik saja ada juga yang non fisik. 

Dilansir nocodivorcelaw, kekerasan non fisik adalah kekerasan tak kasat mata. Karena tidak langsung diketahui. Tidak ada tindakan kasar yang dilakukan pelaku. Sehingga hal tersebut jarang disadari oleh korban dan banyak dialami oleh perempuan. Berikut lima macam kekerasan dalam rumah tangga berupa non fisik, yaitu:

1.Merendahkan pasangan

ilustrasi merendahkan pasangan (pexels.com/id-id/rdne)

Apakah kamu tahu jika kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu menyakiti badan saja. Ternyata dapat juga secara emosional, yaitu dengan merendahkan pasangan. Beberapa contoh Merendahkan pasangan yaitu, menjuluki dengan tidak sepantasnya, menjelekkan pasangan di muka umum, melontarkan kata-kata kasar, menghina, menghujat, dan merendahkan martabat wanita. Dampak yang dirasakan sangat membekas pada diri korban dan akan mengalami trauma yang berkepanjangan

2.Kekerasan ekonomi

ilustrasi KDRT keuangan (pexels.com/id-id/mikhail-nilov)

Dalam rumah tangga masalah keuangan sering terjadi. Namun, jika salah satu pasangan menguasai, mengendalikan seluruh keuangan bisa jadi hal tersebut merupakan kekerasan ekonomi. Selain itu pelaku juga melakukan penelantaran dengan cara tidak menafkahi.

Pelaku kekerasan ekonomi ini menggunakan pengaruhnya atas sumber daya ekonomi sebagai sasaran untuk menindas korban. Dilansir Verry Well Mind, kekerasan rumah tangga pada masalah keuangan atau ekonomi membuat korbannya tidak berdaya. Karena pelaku selain melakukan kekerasan ekonomi sering diikuti dengan kekerasan emosional dan fisik.

3.Selingkuh

ilustrasi selingkuh (pexels.com/id-id/criativapix)

Perselingkuhan pasangan yang telah menikah sering terjadi akhir-akhir ini. Perilaku ini juga termasuk dalam ranah kekerasan dalam rumah tangga, lho! Dilansir laman resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) tahun 2016 menetapkan perselingkuhan menjadi salah satu penyebab KDRT.

Dampak dari perselingkuhan tidak hanya mengancam keharmonisan rumah tangga tetapi kondisi psikologis dari korban pasangan yang berselingkuh. 

4.Memaksa hubungan seksual

ilustrasi memaksa hubungan seksual (pexels.com/id-id/cottonbro)

Walau telah menjadi pasangan suami istri saat ingin melakukan hubungan harus ada persetujuan kedua belah pihak. Jika salah satu memaksa untuk dilayani maka hal tersebut termasuk dalam salah satu kekerasan dalam rumah tangga.

Namun, banyak yang tidak menyadari dan menepis jika hal tersebut termasuk dalam KDRT.  Karena dalam agama tugas istri untuk melayani suami apapun kondisinya. Pendapat ini harus diluruskan. Karena jika dikaji lebih dalam lagi, agama mengajarkan pasangan suami istri untuk saling berlemah lembut  terutama saat melakukan hubungan suami. Jadi salah besar jika ada anggapan memaksa untuk dilayani dalam hubungan suami istri tidak termasuk dalam KDRT.

5.Menolak berbicara

ilustrasi menolak berbicara (pexels.com/id-id/rdne)

Dalam rumah tangga terjadi perselisihan atau bertengkar adalah hal yang wajar.  Parahnya  dalam bertengkar salah satu pasangan ada yang memilih untuk diam atau silent treatment. Perilaku seperti ini termasuk dalam kekerasan dalam rumah karena tujuannya agar pasangan tidak nyaman. Parahnya lagi dapat membuat gangguan emosional yang berkepanjangan. Misalnya, ketika terjadi pertengkaran dengan pasangan, ia memilih untuk diam dan pergi ketika diminta penjelasan. Ketahui, dalam hubungan yang sehat, pasangan akan menjauh saat bertengkar. Namun, akan mencoba membicarakan kemudian saat keduanya sudah tenang.

Rumah tangga sejatinya tempat yang aman dan nyaman serta sumber kebahagiaan setiap anggotanya. Bukan tempat untuk melakukan kekerasan. KDRT non fisik ini tidak berbekas di tubuh tetapi berakibat fatal dan mengkhawatirkan seperti stres dan depresi. Oleh sebab itu perempuan harus sadar dan mengetahui ia sedang mengalami kekerasan rumah tangga non fisik ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
A  Nitha Nahfiah
EditorA Nitha Nahfiah
Follow Us