Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Membangun Emotional Boundaries dalam Hubungan, Catat!

ilustrasi tangan memegang gambar hati (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Dilansir Therapist Aid, personal boundaries atau batasan pribadi adalah sebuah batasan dan aturan yang ditetapkan untuk diri sendiri dalam sebuah hubungan. Terdapat beberapa jenis personal boundaries yang dapat dibangun, salah satunya ialah emotional boundaries.

Emotional boundaries atau batasan emosional merupakan batasan pribadi yang berhubungan dengan pikiran dan perasaan. Bertujuan untuk menjaga kesehatan emosi dan mental, emotional boundaries sangat penting dimiliki setiap individu.

Gak hanya itu, emotional boundaries juga berguna untuk membangun interaksi serta komunikasi yang lebih baik dalam sebuah hubungan. Lantas, apa yang dapat kamu lakukan untuk mulai membangun emotional boundaries? Berikut penjelasannya!

1. Kenali diri sendiri

ilustrasi orang berkaca (unsplash.com/Vince Fleming)

Mengenal diri sendiri dapat menjadi langkah awal untuk membangun emotional boundaries. Dengan mengenal diri sendiri, berarti kamu telah mampu untuk melihat dan memahami secara objektif seluruh aspek yang ada di dirimu, termasuk emosi dan perasaan.

Sebuah emotional boundaries yang sehat juga datang dari keyakinan bahwa kamu telah mengenal sekaligus menerima diri sendiri sebagaimana adanya. Oleh karena itu, gak hanya sebatas mengenal saja, tetapi kamu juga harus bisa menerima diri sendiri dengan sepenuh hati.

2. Ketahui kapasitas dan kapabilitas diri

ilustrasi orang berpikir (unsplash.com/Jonas Leupe)

Setelah mengenal diri sendiri, kamu juga harus mengetahui kapasitas dan kapabilitas diri. Kapasitas diri ialah kemampuan yang ada di dalam diri sendiri, sementara kapabilitas diri merupakan keterampilan untuk menguasai dan mengatasi lebih dalam kemampuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini, itu adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan emosi dan perasaan.

Mulailah dari pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri, seperti "apa yang menjadi tanggung jawab saya dalam sebuah hubungan?", "apa yang bukan menjadi tanggung jawab saya dalam sebuah hubungan?", atau "apakah saya mampu menguasai dan mengatasi emosi serta perasaan orang lain?". Lewat deretan pertanyaan tersebut, kamu dapat mengelompokkan hal apa saja yang sekiranya termasuk ke dalam kapasitias dan kapabilitas dirimu ataupun bukan. 

3. Memprioritaskan diri sendiri bukan berarti egois

ilustrasi memprioritaskan diri sendiri (unsplash.com/Adam Winger)

Selanjutnya, kamu dapat mulai menyusun dan mengurutkan skala prioritasmu dalam sebuah hubungan. Dilansir Tonny Robbins, Tonny Robbins, entrepreneur sekaligus leading philanthropist ternama di Amerika Serikat, menyampaikan bahwa menjadikan diri sendiri sebagai prioritas utama tidak selalu egois. 

Sebelum menolong orang lain, kamu harus menolong diri sendiri terlebih dahulu. Ketika diri sendiri bukan merupakan prioritas utama, maka kamu akan merasa lelah dan stres. Hal tersebut akhirnya dapat menyebabkan interaksi ataupun relasi yang dibangun gak berjalan secara maksimal. Sia-sia, bukan?

4. Kurangi rasa bersalah dalam diri

ilustrasi menyalahkan diri sendiri (unsplash.com/Nik Shuliahin)

Ketika kondisi dan situasi dalam hubungan gak berjalan lancar sesuai dengan kehendakmu, kurangi menyalahkan diri sendiri. Dibandingkan menyalahkan diri sendiri, lebih baik kamu menerima kesalahan tersebut dengan lapang dada dan menjadikannya sebagai pelajaran untuk kemudian hari. 

Mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa bersalah dalam diri juga merupakan bentuk terwujudnya berdamai dengan emosi dan perasaan diri sendiri. Berjanjilah terhadap diri sendiri bahwa kamu akan belajar dari kesalahan sekaligus pengalaman untuk menjadi individu yang lebih baik di masa depan. 

5. Komunikasi dua arah menjadi kunci utama

ilustrasi berkomunikasi dua arah (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Two-ways communication atau komunikasi dua arah merupakan proses pertukaran pesan yang mengakibatkan adanya timbal balik antar pihak. Mulailah dengan berani mengutarakan perasaan diri sendiri secara terbuka dan langsung ketika menjalin sebuah hubungan.

Jika kamu mulai merasa tidak nyaman dengan hubungan yang selama ini terjalin, segera sampaikan alasan dan solusi yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Gak hanya sekadar mengungkapkan emosi dan perasaan diri sendiri saja, kamu juga dapat menanyakan hal serupa kepada lawan bicaramu. Dengan begitu, sikap saling pengertian dari kedua belah pihak akan secara otomatis terbangun.

Itulah sederet tips yang dapat dilakukan untuk mulai membangun emotional boundaries atau batasan emosional dalam sebuah hubungan. Meskipun membutuhkan konsistensi serta jangka waktu yang terbilang cukup lama, namun demi menjaga kesehatan emosi dan perasaanmu gak ada salahnya untuk dicoba, bukan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us