8 Cara Memutus Keterikatan Emosional dengan Mantan

Saat kita sudah merasa akrab dengan seseorang, baik itu keluarga, sahabat, atau pacar, tanpa disadari kita akan membentuk suatu keterikatan emosional. Keterikatan ini terjalin karena kita berusaha memahami orang lain dan merasa dipahami orang lain.
Namun, keterikatan emosional ini bisa menjadi masalah yang membuatmu sulit move on saat hubungan kalian berakhir, khususnya dalam hubungan asmara. Akibatnya, kamu mungkin masih belum bisa melepaskan mantanmu dan masih berharap bisa mengandalkannya seperti dulu.
Nah, supaya move on-mu sukses, yuk simak langkah-langkah memutus keterikatan emosional berikut!
1. Evaluasi hubunganmu dengannya selama ini

Melansir laman Marriage, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengevaluasi hubunganmu dengannya selama ini. Untuk itu, kamu bisa menanyakan kepada dirimu sendiri beberapa pertanyaan kritis dan seberapa baik hubunganmu dengan dia telah berjalan.
Kamu bisa bertanya, apakah mantanmu sudah memprioritaskanmu sebanyak kamu memprioritaskannya? Apakah kamu dan dia sama-sama berjuang mempertahankan hubungan kalian atau hanya kamu saja?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut secara objektif. Karena mungkin saja mantanmu sekarang sudah berubah dan gak memiliki nilai atau perilaku yang sesuai dengan prinsipmu.
Pikirkan juga untuk memberinya ruang di dalam dirimu tanpa melewati batasan yang kamu ciptakan. Lauren Napolitano, seorang psikolog berlisensi dalam laman Mind Body Green mengatakan bahwa melihat orang lain secara objektif memungkinkannya untuk tetap ada di hidupmu, meski kehadiran mereka sudah gak begitu berarti bagimu.
2. Pikirkan apakah ekspektasimu terhadapnya masuk akal

Pada tahap ini kamu harus memosisikan dirimu sebagai dirinya selama beberapa menit dan menjawab pertanyaan berikut, "Kalau kamu berada di posisinya, apakah kamu bisa mencapai apa yang kamu harapkan darinya?"
Nah, kalau jawabanmu adalah 'tidak', berarti ekspektasimu terhadapnya selama ini kurang realistis dan kamu harus menyadari keegoisanmu selama ini. Sebaliknya, kalau jawabanmu adalah 'ya', kamu harus melepas ekspektasi itu dan gak boleh lagi berharap, mengharapkan, atau menginginkan hal tersebut terpenuhi darinya.
3. Pahami kebutuhan emosionalmu dan berkomitmenlah untuk memenuhinya

Sudahkah kamu tahu apa saja hal-hal yang membuatmu bahagia? Atau apa saja hal-hal yang kamu harapkan pada mantanmu dulu untuk ia lakukan padamu?
Pikirkan dan jawablah pertanyaan itu. Kemudian, buatlah daftarnya dan berkomitmenlah pada dirimu sendiri untuk memenuhinya dengan segenap kemampuanmu.
Dengan melakukan hal ini, kamu jadi menyadari bahwa keputusanmu untuk bahagia maupun sedih ada di tanganmu, bukan di tangan orang lain. Jadi, saat orang lain pergi dari hidupmu, kamu masih bisa merasa bahagia.
4. Buatlah rencana dengan berfokus pada apa yang dapat kamu kendalikan

Setelah mengetahui kebahagiaan dan kesedihan yang kamu rasakan adalah sesuatu yang bisa kamu kendalikan, kamu bisa mulai menyusun rencana baru dalam hidupmu. Kamu bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang gak melibatkan mantanmu dan bertemu dengan banyak orang baru. Jadi, kamu gak akan terlalu hanyut dalam perasaanmu yang mungkin masih mengganjal pasca putus.
Selain itu, kamu juga bisa membatasi diri dengan gak membahas seputar topik yang bisa mengingatkanmu padanya, berusaha mencari orang lain saat kamu butuh sesuatu, hingga mengurangi kontak dengannya. Ingatlah, kamu selalu bisa menjaga dirimu sendiri dari hal-hal yang menyakiti dirimu dibanding melarang atau mengubah seseorang.
5. Biasakan melatih mindfulness

Kamu harus ingat kalau kamu hebat dan pantas mendapat seluruh cinta dan perhatian yang seharusnya bisa diberikan mantanmu. Latihlah kesadaran ini dengan bermeditasi agar kamu dapat fokus pada momen saat ini dan selaras dengan batinmu.
Selain membuatmu menyadari nilai diri, meditasi juga akan membantumu lebih menghargai dirimu sendiri dan mencintai dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah melepas keterikatan dengan orang lain yang gak memperlakukanmu dengan baik.
6. Tetapkan batasan baru dan beri jarak bila perlu

Kalau kamu merasa butuh memberi jarak atau bahkan memblokir mantanmu dari media sosial, lakukanlah. Kamu juga bisa mengkomunikasikan hal ini padanya bila kamu gak mau terjadi permusuhan besar di antara kalian.
Namun kalau kamu merasa hanya perlu memberi batasan-batasan tertentu dalam berkomunikasi dan interaksi kalian, jelaskanlah juga padanya. Katakan kalau kamu gak mau dia melakukan atau mengatakan hal-hal tertentu lagi padamu atau mintalah ia untuk mengurangi frekuensi bertemu hingga bertukar pesan denganmu.
7. Terima perasaan sedihmu dan berilah dirimu waktu

Tentu rasanya sedih dan gak mudah saat harus kehilangan seseorang yang biasanya bersama kita dan mengisi hari-hari kita. Karena itulah, terima perasaan sedihmu bahkan menangislah bila kamu merasa butuh mengekspresikannya.
Perasaan sedih dan kehilangan saat putus adalah hal yang wajar sebab itu adalah tanda kalau perasaanmu nyata dan ia pernah menjadi orang penting dalam hidupmu. Namun, yakinlah kalau kamu akan bertemu dengan orang lain dan jatuh cinta lagi saat hatimu siap. Jangan sampai kesedihanmu membuatmu menutup hati pada orang lain ya!
8. Buatlah komitmen supaya gak kembali padanya dan cukup sayangi ia dari jauh

Mungkin suatu saat nanti kamu akan kembali tergoda untuk kembali menjalin hubungan dengan mantanmu. Entah karena kamu melihat mantanmu sudah berubah atau situasi tertentu yang membuatmu merasa membutuhkannya.
Tetapi sadarlah bahwa seseorang gak bisa berubah dalam waktu singkat. Napolitano bahkan mengatakan kalau lebih baik mencintai seseorang dari jauh daripada selalu terjebak dalam pertengkaran yang sama dengan orang itu.
Noelle McWard, seorang pekerja sosial klinis berlisensi pun menambahkan, "Kamu bisa tetap mempertahankan orang tersebut dalam pikiran dan hatimu dengan pemikiran-pemikiran dan harapan yang baik sambil menjaga jarak. Ini adalah caramu menjaganya tanpa harus terlibat langsung dengannya."
Namun kalau langkah-langkah di atas sudah kamu lakukan dan kamu masih merasa terikat secara emosional dengan mantanmu, gak ada salahnya untuk mencari bantuan profesional. Gak perlu menyepelekan patah hatimu dan merasa malu untuk menghubungi ahli, karena kamu harus melakukan yang terbaik untuk kebahagiaanmu.