Di zaman modern, berkebun mungkin jadi sesuatu yang terasa membosankan. Banyak orang lebih tertarik berkarier di bidang teknologi yang berkembang pesat. Meski begitu, Amanda Susanti berhasil memadukan teknologi dan agraris melalui startup Sayurbox.
Dalam live stream talkshow "The Future is Equal" oleh Tokopedia pada Rabu (22/4/2021) lalu, Amanda membagikan kisah hingga tipsnya membangun bisnis startup berbasis agraris. Berikut kisahnya!
Sebelumnya, Amanda tak pernah terpikir untuk membangun sebuah bisnis agraris. Ia hanya senang berkebun sebagai kegiatan sampingannya selain bekerja.
Namun ketika berkebun, ia melihat suatu masalah. Padahal Indonesia adalah negara agraris, namun petani penghasil olahan kebun tidak mendapat kesejahteraan yang memadai.
"Awalnya iseng bikin kebun terus aku liat kalau ada masalah dalam rantai perkebunan. Petani gak ada akses ke pasar sehingga gak bisa mendapat profit yang besar. Itu menurutku menjadi masalah. Dari situ aku bikin bisnis ini," ungkap perempuan kelahiran tahun 1990 ini.
Pada tahun 2016, Amanda memantapkan niat untuk menjalankan hobinya sebagai bisnis. Ia keluar dari pekerjaannya dan fokus membangun Sayurbox bersama dua rekannya, Rama Notowidigdo dan Metha Trisnawati.
"Aku dari dulu senang banget membangun suatu hal yang baru dan memecahkan suatu masalah gitu. Dari sekolah sampai kuliah sudah lumayan iseng bikin usaha sampingan. Namun sekarang aku mau fokus kepada usahaku ini, bukan lagi sampingan," ungkap Amanda.
Sebagai founder dan CEO, Amanda ternyata lebih fokus kepada penyediaan langsung sayuran dan buah-buah segar dari lahan perkebunan. Hal ini ia lakukan karena rasa cintanya mengunjungi lahan perkebunan. Bahkan, Amanda pun memiliki lahan perkebunan sendiri bernama Amantani Farms.
"Sebagai bagian dari tim founder, aku lebih fokus ke strategic dan sourcing langsung ke kebun because I still love going to farm," ucapnya.
Ketika pertama kali didirikan, Sayurbox mendapat pendanaan pertama dari funding khusus perempuan. Di sini, ia melihat bentuk kolaborasi antar perempuan yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kekuatan perempuan.
"Funding pertama yang kita dapat itu memang funding khusus perempuan yang dibangun oleh perempuan. Dari sini kita pun bangun Sayurbox juga karena kita mau bantu perempuan lainnya," ungkapnya.
Terobosan Amanda membangun Sayurbox mengantarnya masuk dalam Forbes 30 under 30 Asia tahun 2019. Ia terpilih sebagai salah satu sosok inspiratif di bawah usia 30 tahun di bidang industri, manufaktur, dan energi.
Kini telah sukses, Amanda berbagi tips sukses yang penting untuk ditanamkan oleh setia anak muda.
"Orang lihat sukses itu beda-beda. Aku merasa sukses itu proses belajar. Untuk tipsnya mungkin percaya diri, belajar dari kegagalan, dan punya mindset yang selalu terbuka. It's the most important," tutup Amanda.