Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Melatih Kedisiplinan Bisa Dimulai dari 5 Hal Ini, Jangan Ditunda!

Ilustrasi melatih kedisiplinan (Pexels.com/Jeshoots.com)

Menjadi sukses tentu impian semua orang. Namun begitu sukses tidak datang sendiri, dibutuhkan kedisiplinan dalam meraihnya. Mendengarnya terkesan mudah, tetapi praktiknya sangat sulit dilakukan. Sebab, disiplin berkaitan dengan kepribadian kita. Seperti sebuah ungkapan, musuh terbesar memang adalah diri sendiri.

Sangat beruntung bagi seseorang yang dari kecil sudah terbiasa hidup disiplin, sebab hambatannya begitu besar dilakukan ketika dewasa. Dengan beragam pilihan serta konsekuensi, ditambah pengetahuan dan peluang menyiasati sesuatu dengan kompromi, kita jadi semakin jauh dari kedisiplinan.

Seorang yang disiplin lebih mudah menghadapi konflik dalam mencapai tujuannya. Ini disebabkan mereka fokus dalam mencapai cita-cita, dan tidak menghabiskan energi untuk berkompromi.

Tidak ada kata terlambat sebenarnya, namun beragam tindakan berikut ini bisa kamu lakukan untuk membentuk pribadi yang disiplin. Penasaran? Simak pembahasannya sampai bawah!

1. Fokus pada satu hal yang ingin diubah

Ilustrasi fokus (born2invest.com)

Seperti yang sudah diungkap sebelumnya, sangat penting menentukan fokus atau tujuan yang ingin diraih dalam melatih kedisiplinan. Misalkan, kamu ingin disiplin dalam menabung, tetapkan jumlah uang dalam sehari, seminggu atau sebulan agar dapat disisihkan.

Tentukan berapa lama kamu ingin menabung, dan untuk apa hal itu kamu lakukan. Membuat atau membeli celengan target misalnya, adalah satu cara mudah untuk membentuk kedisiplinan dalam menabung. Hasilnya, tentu kamu sendiri kan yang akan menikmati.

2. Berhenti mencari motivasi, kumpulkan dukungan

Ilustrasi motivasi (Pexels.com/Dio Hasbi Saniskoro)

Ingatlah kalau musuh terbesar adalah diri sendiri, dan membentuk kedisiplinan berarti kamu sedang melawan dirimu. Untuk itu, mencari motivasi sebagai dasar kamu memulai petualangan ini seharusnya dihentikan.

Lebih baik bila kamu mengutarakan dan mendiskusikan tujuanmu dengan orang-orang terdekat. Dapatkan dukungan dari mereka, agar menciptakan iklim yang membantumu fokus dalam meraih tujuan.

3. Patuhi aturan yang dibuat

Ilustrasi kedisiplinan (Pexels.com/Josh Sorenson)

Menjadi disiplin di antaranya dilakukan dengan mematuhi aturan. Kecuali bisa mengikuti aturan yang kamu buat sendiri, diperlukan otoritas yang lebih tinggi hubungannya denganmu. Misalnya orang tua.

Tiap individu dalam masyarakat dapat berlangsung dan berfungsi, hanya jika ada aturan yang disepakati bersama. Jika melanggar aturan ada konsekuensi yang harus diterima. Harapannya agar patuh dan hubungan sosial terus berlanjut. Dalam hal merangkai kedisiplinan, aturan tadi membatasimu agar tidak menyimpang dan tetap fokus.

4. Bertahan 21 hari, sempurnakan dalam 90 hari

Ilustrasi kedisiplinan (boldsky.com)

Dalam banyak penelitian, dikatakan untuk membentuk kebiasaan baru butuh waktu selama 21 hari. Kebiasaan baru semakin sempurna setelah 21 hari melatihnya, maka menggenapi hingga 90 hari niscaya kedisiplinan itu menjadi gaya hidup.

Menariknya, metode 21/90 dapat digunakan untuk kebiasaan lain yang ingin kamu bentuk. Tentu dengan menuntaskan tujuan utama lebih dulu dari upaya pertama kamu.

5. Berikan dirimu penghargaan

Ilustrasi penghargaan (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Sesungguhnya, penghargaan memperkuat pembentukan perilaku. Meski begitu tidak semua penghargaan dapat dijadikan penguat, sebab tergantung apa motivasinya. 

Begitu kerasnya upaya melatih kedisiplinan, penghargaan adalah cara untuk membuat kamu betah melaksanakan komitmen. Hal yang pasti perlu kamu pahami, penghargaan berbeda dengan kompromi.

Sesuatu yang baru memang membutuhkan adaptasi, dan kemampuan tersebut dalam teori evolusi adalah salah satu faktor utama. Manusia dibekali dengan kekuatan tersebut, sehingga meskipun sulit melatih kedisiplinan tetapi kamu pasti mampu.

Jadi, jangan tunda-tunda lagi untuk menjadikan kedisiplinan sebagai gaya hidup. Proses dan kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Selamat mencoba.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us