24 Ribu Anak Terlibat Prostitusi, Pemerintah Minta Ortu Melek Digital

- 24.049 anak terlibat prostitusi, Rp127 miliar transaksi
- Literasi digital tanggung jawab keluarga, pencegahan ancaman AI
- Safer Internet Day kampanyekan perlindungan anak di ruang digital
Jakarta, IDN Times - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap bahwa 24.049 anak berusia 10 hingga 18 tahun diduga terlibat dalam prostitusi, dengan 130.812 transaksi dan total perputaran uang mencapai Rp127 miliar.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Woro Srihastuti Sulistyaningrum keamanan digital bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan negara.
"Perlu semangat bersama dan kolaborasi dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, non-pemerintah, termasuk anak-anak untuk dapat mewujudkan ruang digital yang lebih sehat, aman, dan mendukung anak-anak kita," kata Woro di Safer Internet Day 2025, Rabu (26/2/2025).
1. Literasi digital untuk orang tua

Woro mengatakan, perlunya langkah nyata untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan ramah bagi anak dengan upaya pencegahannya, caranya dengan literasi digital.
"Artinya literasi digital tidak hanya kepada si anak, tetapi juga kepada orang tua, pendamping, serta pendidik," katanya.
2. Konten pelecehan seksual berbasis Ai meningkat

Koordinator Indonesia Child Online Protection (ID-COP) Andy Ardian mengatakan, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga membawa ancaman baru. Child Rescue Coalition melaporkan bahwa konten pelecehan seksual anak berbasis AI (CSAM) kini semakin berkembang, memperburuk penyebaran eksploitasi seksual anak di dunia digital.
"Ancaman terhadap anak di internet semakin meningkat, menjadikan langkah pencegahan sebagai kunci perlindungan dari risiko bahaya digital," ucapnya.
3. Safer Internet Day momentum kampanye upaya digital aman

Untuk itu, kegiatan Safer Internet Day ini merupakan momentum agar terus mengkampanyekan pentingnya upaya perlindungan anak di ruang digital.
Kegiatan ini akan berlangsung pada 26-27 Februari 2025 di Hotel Sahid Jakarta dan dikemas dalam empat segmen utama, ruang belajar menjadi wadah bagi anak-anak, remaja, dan orang tua untuk memperoleh pengetahuan tentang perlindungan anak di dunia digital melalui kelas-kelas tematik.
"Ruang inovasi menghadirkan booth dari organisasi masyarakat sipil, pemerintah, dan sektor swasta yang memperkenalkan program serta solusi terkait keamanan anak di internet," ujarny.