3 Hal tentang FOLU Net Sink 2030 yang Viral karena Kader PSI

- Kader PSI masuk struktur kepengurusan FOLU Net Sink 2030, termasuk Menteri Kehutanan RI dan Sekjen PSI.
- Kader PSI diklaim memiliki kapasitas dan integritas untuk membantu kerja Menteri Kehutanan di bidang administrasi FOLU.
- FOLU Net Sink 2030 merupakan target mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan lahan dengan empat strategi utama.
Jakarta, IDN Times - Ramai menjadi pembicaraan publik, kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) masuk posisi strategis struktural organisasi Operation Management Office (OMO) Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
Hal itu terungkap setelah beredarnya surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 32 Tahun 2025, tentang penetapan Struktur Organisasi Office Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
Apa itu FOLU Net Sink 2030? Berikut penjelasannya.
1. Kader PSI dalam struktur kepengurusan FOLU Net Sink 2030

Sejumlah kader PSI yang masuk struktur kepengurusan, di antaranya Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, kader PSI yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen); Andy Budiman sebagai Dewan Penasihat Ahli, Kokok Dirgantoro, Endika Wijaya, Sigit Widodo, Furqan Amini, Danik Eka Rahmaningtyas, Suci Mayang, hingga Yus Ariyanto juga masuk jajaran struktur kepengurusan FOLU Net Sink 2030.
Juru Bicara DPP PSI, Agus Mulyono Herlambang, menjamin kader-kadernya ditugaskan untuk membantu kerja Menteri Kehutanan di bidang administrasi FOLU.
"Kami menjamin kader-kader kami yang namanya tercantum dalam SK tersebut memiliki kapasitas dan integritas. Posisi kader-kader PSI dalam SK tersebut berada di posisi dukungan kesekretariatan. Jadi memang tugasnya membantu kerja-kerja menteri di bidang administrasi FOLU," ujar Agus.
2. FOLU Net Sink 2030: komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi GRK

Merujuk situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), FOLU Net Sink 2030 merupakan target yang ingin dicapai Indonesia melalui aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan lahan, dengan kondisi di mana tingkat serapan sudah lebih tinggi dari tingkat emisi pada 2030.
Kebijakan ini terbit sebagai bentuk keseriusan Indonesia untuk mengurangi emisi GRK serta mengendalikan perubahan iklim beserta dampaknya. Indonesia FOLU Net Sink 2030 telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021.
Program ini menggunakan empat strategi utama, yakni menghindari deforestasi, konservasi dan pengelolaan hutan lestari, perlindungan dan restorasi lahan gambut, serta peningkatan serapan karbon.
3. Struktur dan aksi mitigasi FOLU Net Sink 2030

Sementara, berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 168 Tahun 2022, terdapat lima bidang dalam susunan FOLU Net Sink 2030, antara lain: Bidang I Pengelolaan Hutan Lestari, Bidang II Peningkatan Cadangan Karbon, Bidang III Konservasi, Bidang IV Pengelolaan Ekosistem Gambut, dan Bidang V Instrumen dan Informasi.
Kemudian, terdapat 15 kegiatan aksi mitigasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, beberapa di antaranya ialah pengurangan laju deforestasi lahan mineral, pengurangan laju deforestasi lahan gambut dan mangrove, pengurangan laju degradasi hutan lahan mineral, konservasi keanekaragaman hayati, hingga pengawasan dan law enforcement dalam mendukung perlindungan dan pengamanan kawasan hutan.