3 Jurus Kemkomdigi untuk Transformasi Digital di Indonesia

- Transformasi digital bukan hanya soal teknologi baru, tapi juga tentang kesempatan yang lebih adil bagi semua
- Manusia bagian dari infrastruktur digital yang penting untuk disiapkan, Indonesia jadi pasar digital terbesar di ASEAN
- Konektivitas yang semakin luas telah menghadirkan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, sinergi dan inovasi menjadi kunci utama untuk akselerasi transformasi ekonomi dan keuangan digital
Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengungkapkan, pihaknya menggunakan tiga jurus utama untuk transformasi digital di Tanah Air. Meutya menegaskan, transformasi digital sejatinya bukan hanya soal teknologi baru, tetapi tentang manusia dan kesempatan yang lebih adil bagi semua.
"Transformasi digital bukan urusan teknologi saja, tapi tentang manusianya, tentang kesempatan yang lebih adil bagi semua dari kota hingga pelosok,” ujarnya.
Adapun tiga jurus yang digunakan pemerintah untuk transformasi digital yakni membangun ekosistem digital yang inklusif, mempercepat inovasi dan efisiensi, serta mencetak talenta digital unggul.
1. Manusia bagian dari infrastruktur digital yang penting untuk disiapkan

Meutya mengatakan, pembangunan digital tidak hanya soal infrastruktur fisik, seperti BTS dan satelit, tetapi juga pembangunan talenta manusia.
"Manusia juga menjadi bagian dari infrastruktur digital yang penting untuk disiapkan," ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Komunikasi dan Digital, Minggu (1/11/2025).
Untuk hal tersebut, dia menyebutkan, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang dipimpinnya telah menyelenggarakan program Digital Talent Scholarship dan AI Talent Factory untuk melahirkan talenta-talenta digital.
Selain itu, Kemkomdigi juga menghadirkan ruang bagi para talenta digital tersebut untuk terhubung dengan industri melalui Garuda Spark Innovation Hub dan HUB.ID Connection Hub.
2. Indonesia jadi pasar digital terbesar di ASEAN

Sementara di sisi infrastruktur konektivitas, program Satelit Republik Indonesia (SATRIA) I telah menghadirkan akses internet di 27.865 titik layanan publik dan peluncuran Satelit Nusantara V menambah kapasitas broadband nasional menjadi 370 Gbps, tertinggi di ASEAN.
"Di Indonesia timur, misalnya Papua, sudah ada 1.631 titik layanan publik. Jadi kalau yang sering bertugas di Papua, koneksinya jauh lebih baik dari sebelumnya, tentu juga terus membangun di wilayah 3T lainnya," jelasnya.
Dengan tersedianya konektivitas dan kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor swasta, Indonesia kini menjadi pasar digital terbesar di ASEAN dengan 229,4 juta pengguna internet atau 80,6 persen dari populasi. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan pembangunan infrastruktur konektivitas yang terus berjalan.
3. Dua kata kunci untuk akselerasi transformasi ekonomi dan keuangan digital

Konektivitas yang semakin luas juga telah menghadirkan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat.
"Gerobak-gerobak kecil sekarang sudah menggunakan QRIS. Jadi kami ikut berbangga dan senang, karena ekosistem digital sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat," tuturnya.
Meutya Hafid mengungkapkan, sinergi dan inovasi menjadi dua kata kunci utama untuk mengakselerasi transformasi ekonomi dan keuangan digital.
"Kemajuan hanya dapat dicapai jika pemerintah, regulator, industri, akademisi, dan pelaku inovasi melangkah bersama," tegasnya.


















