4 Kota Hantu, Saksi Bisu Peradaban yang Hilang

Kota adalah saksi bisu dan perekam sejarah tentang segala peristiwa yang pernah terjadi, baik proses tumbuhnya peradaban manusia, bencana alam, maupun kehancuran ekonomi. Tapi pernahkah kamu membayangkan sebuah kota yang dulu hidup, kini berakhir sunyi tanpa penghuni? Pemandangan bangunan terbengkalai, jalanan kosong, dan sudut-sudut yang telah dipenuhi tanaman rambat membuat kota-kota ini menjadi kota hantu. Di balik kesunyiannya, kota-kota hantu ini menyimpan banyak kisah dan sejarah yang menarik untuk kita telusuri.
1. Pripyat, kota mati akibat proyek nuklir Chernobyl

Pripyat, kota yang dibangun pada 1970 di Ukraina, awalnya kota ini menjadi tempat tinggal bagi para pekerja pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl. Namun, ledakan reaktor nuklir pada 1986 mengubah segalanya. Dalam waktu singkat, tragedi Chernobyl harus memaksa sekitar 49 ribu penduduknya untuk dievakuasi. Hingga kini, Pripyat masih terbengkalai karena merupakan area terlarang dengan tingkat radiasi yang tinggi. Gedung-gedung sekolah, rumah sakit, rumah-rumah, dan taman bermain menjadi saksi bisu tragedi besar itu.
Meski menjadi area terlarang, Pripyat kini menjadi destinasi dark tourism bagi mereka yang penasaran dengan sejarah kelam Chernobyl. Saking menariknya, tragedi ini juga telah diadaptasi menjadi serial Chernobyl pada tahun 2019 dan turut memberikan interpretasi mengenai cerita kelam yang pernah terjadi di kota ini. Kini, Pripyat telah menyatu dengan alam seiring dengan pepohonan liar yang tumbuh di antara reruntuhan bangunan. Sekali lagi tragedi ini mengingatkan kita bahwa tanpa adanya kehati-hatian dan kebijaksanaan, teknologi yang bertujuan untuk kemaslahatan orang banyak dapat berubah menjadi sebuah bencana untuk banyak orang.
2. Pulau Hashima, pulau tambang yang kini menjadi pulau hantu

Pulau Hashima atau yang dikenal sebagai Gunkanjima, Pulau Kapal Perang, adalah sebuah pulau kecil di Jepang yang dahulu dipenuhi oleh para penambang batu bara. Pulau ini menjadi simbol kemajuan industri Jepang pada awal abad ke-20. Namun, pada tahun 1974 pulau ini akhirnya ditinggalkan setelah tambang ditutup. Bangunan apartemen, sekolah, dan fasilitas umum lainnya dibiarkan terbengkalai dan tinggal menunggu kehancurannya. Dari kejauhan, pulau ini tampak seperti sebuah kapal perang yang terasa sunyi dan dingin.
Pulau Hashima pernah dijadikan lokasi syuting film James Bond, Skyfall pada tahun 2012, karena suasananya yang unik dan dramatis. Kini, pemerintah Jepang membuka pulau ini untuk kunjungan wisata dalam jumlah yang terbatas. Hashima menjadi simbol sebuah kejayaan industri yang cepat melesat dan sekaligus juga dapat jatuh begitu cepat. Jika kamu penasaran, cobalah untuk merencanakan liburan mengunjungi Hashima, tapi ingat ya untuk berhati-hati karena struktur bangunan di sana yang mungkin sudah tidak kokoh lagi.
3. Kolmanskop, kota mewah yang ditelan pasir

Kolmanskop di Namibia adalah kota tambang berlian yang sangat makmur pada awal 1900-an. Bangunan bergaya Eropa, lengkap dengan rumah sakit, aula dansa, bahkan kasino tampak mencerminkan kehidupan mewah di zaman itu. Namun, Kolmanskop mulai ditinggalkan ketika cadangan berlian di sana habis pada tahun 1930-an. Kini, separuh kota Kolmanskop telah tertimbun pasir.
Meski terdengar menakutkan, namun timbunan pasir yang memenuhi reruntuhan rumah dan bangunan lainnya justru menciptakan pemandangan surreal yang sangat ikonik. Kota ini telah menjadi favorit bagi para fotografer karena keindahan dan keunikannya. Kolmanskop adalah pesan bahwa eksploitasi alam yang berlebihan pasti akan menemui titik akhirnya. Jika kamu menyukai fotografi dan traveling, Kolmanskop mungkin cocok untuk kamu yang menginginkan susana baru.
4. Craco, kota abad pertengahan yang ditinggalkan karena bencana

Craco, sebuah kota kecil di Italia selatan yang memiliki sejarah panjang sejak tahun 540 sebelum masehi. Penduduk kota ini tumbuh dari 450 orang pada tahun 1277 menjadi 2.590 orang pada tahun 1561 dan rata-rata sekitar 1.500 orang pada abad-abad berikutnya. Wabah penyakit melanda pada tahun 1656, menewaskan ratusan orang dan secara signifikan mengurangi populasi. Kota ini dibangun di atas bukit batu dengan pemandangan indah yang menghadap ke lembah. Namun, keindahan itu pula lah awal dari sebuah malapetaka.
Antara tahun 1959 dan 1972, beberapa bagian dari desa ini rusak parah dan tidak dapat dihuni akibat serangkaian tanah longsor. Lalu, diikuti gempa bumi pada tahun 1980 dan banjir pada tahun 1991, yang akhirnya membuat penduduknya terpaksa meninggalkan Craco untuk selamanya. Ancaman geologis terhadap kota ini telah diketahui oleh para ilmuwan sejak tahun 1910 karena lokasi Craco yang berada di atas bukit pasir Pliosen yang menjorok ke lempung. Hingga kini, Craco berdiri sunyi, dengan sisa bangunan yang masih tampak kokoh.
Meski jauh ditinggalkan, Craco justru menjadi destinasi wisata favorit bagi para penggemar film dan sejarah. Kota ini menjadi lokasi syuting film-film terkenal seperti The Passion of the Christ dan Quantum of Solace. Keunikan kota Craco mampu memberikan kesan otentik pada film-film tersebut. Kota yang tampak indah sekaligus mengerikan ini juga memberikan pengalaman unik bagi para pengunjungnya seperti sebuah perjalanan ke masa lalu.
Kota-kota hantu lebih dari sekadar bangunan kosong. Mereka adalah sejarah, tragedi masa lalu, dan kumpulan mimpi yang hancur. Menjelajahi kisah yang tersimpan di balik kota-kota ini bukanlah sekedar wisata belaka. Jika kamu menjadikan kota-kota hantu ini sebagai destinasi wisata, pastikan liburan kamu menjadi sebuah perjalanan untuk berefleksi dan pengingat bahwa sebuah peradaban harus dibangun dengan kebijaksanaan dan kesadaran atas lingkungan.