5 Warga NU ke Israel, Muhammadiyah: Mereka Tidak Punya Hati Nurani

- Ketua Muhammadiyah kritik 5 warga NU yang bertemu Presiden Israel, Anwar Abbas menilai mereka tak memiliki hati nurani dan rasa kemanusiaan karena Israel melakukan genosida di Palestina.
- Israel diduga ingin membangun negara baru di atas Tanah Palestina, Anwar Abbas menyesalkan tindakan warga Indonesia yang berbuat di luar batas dengan menentang konstitusi.
- PBNU membenarkan pemanggilan lima warga NU yang bertemu Herzog, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia akan melakukan sidang etik kepada salah satu dosennya, Zainul Maarif. Sidang itu digelar karena Zainul menjadi salah satu dari lima warga Nahdlatul Ulama atau nahdliyin yang mengunjungi Presiden Israel Isaac Herzog.
Jakarta, IDN Times - Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas menilai lima warga Nahdlatul Ulama (NU) yang berkunjung ke Israel dan bertemu Presiden Isaac Herzog, sudah tidak memiliki hati nurani serta rasa kemanusiaan. Sebab, Israel tidak hanya menjajah Palestina hingga kini, melainkan sudah melakukan genosida.
Dia mengatakan Israel sudah membunuh 36.050 orang dan menyebabkan 81.026 orang terluka di Gaza sejak Oktober 2023 lalu.
"Oleh karena itu bila ada anak-anak bangsa ini yang bermesraan dengan Israel padahal negara zionis tersebut, kita ketahui telah berbuat zalim dan menganiaya rakyat Palestina, maka itu pertanda mereka tak lagi memiliki hati nurani dan perikemanusiaan," ujar Anwar seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Selasa (16/7/2024).
Ia menambahkan kelima warga NU itu bisa saja beralasan ingin mengubah sikap dan kebijakan Israel yang hingga kini masih melakukan agresi militer ke Palestina. Namun, kata Anwar, hak itu bak mimpi di siang bolong. Tujuan tersebut diprediksi sulit dipenuhi oleh Israel.
"Sekarang ini sudah lebih dari 146 negara yang mendukung kemerdekaan Palestina termasuk beberapa negara dari Eropa Barat yang notabene merupakan sekutu Israel. Mereka telah meminta Israel untuk mengakui kemerdekaan Palestina, namun Israel bersikukuh tidak mau memberikannya," katanya.
1. Israel diduga kuat ingin membangun negara baru di atas tanah Palestina

Lebih lanjut, Anwar Abbas menduga Israel sejak awal memiliki niat jahat yaitu untuk terus menjajah Palestina. Bahkan, Israel diduga kuat ingin membangun negara baru di atas Tanah Palestina yang disebut Israel Raya yang meliputi beberapa negara yang ada di sekitarnya.
Oleh sebab itu, Anwar menyesalkan ada warga Indonesia yang berbuat di luar batas dengan menentang dan melecehkan konstitusi. Padahal, di dalam mukadimah UUD 1945 tertulis bahwa para pendiri Bangsa Indonesia tegas menentang penjajahan di manapun.
"Itu lah sebabnya mengapa sampai hari ini negara Republik Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel karena negara tersebut tidak hanya sekedar ingin menjajah tetapi juga melakukan genosida," kata Anwar.
Lima warga NU yang menemui Presiden Isaac Herzog yaitu Zainul Maarif (dosen di Universitas Nahdlatul Ulama), Munawir Aziz (Sekretaris Umum Persatuan Pencak Silat dan Pagar Nusa), Nurul Barul Ulum (anggota dari pimpinan pusat Fatayat NU), Izza Anafisa Dania (anggota dari pimpinan pusat Fatayat NU), dan Syukron Makmun (pengurus wilayah NU Banten). PBNU menyebut kelima warga NU tersebut berangkat ke Israel tanpa meminta izin lebih dulu.
2. Lima warga NU temui Presiden Israel untuk bangun dialog antar agama

Sementara, Ketua PBNU Bidang Hukum dan Media, Savic Ali membenarkan PBNU sudah memanggil lima warga NU yang menemui Presiden Isaac Herzog. Ia mengatakan sesungguhnya ada delapan WNI yang bertemu Herzog. Tetapi, hanya lima yang merupakan warga NU.
Dalam pemanggilan hari ini, hanya satu yang hadir yaitu Zainul Maarif. Zainal menjelaskan tujuan mereka menemui Presiden Isaac Herzog karena ingin membangun dialog antar iman dan antar umat beragama.
"Mas Zainul Maarif ini sudah lama katanya berdiskusi lewat zoom dengan sejumlah tokoh agama, baik Kristen, Yahudi dan pemeluk agama lain. Jadi, penjelasan dia, mereka ke sana untuk melanjutkan dialog yang sudah sering dia lakukan lewat zoom," ujar Savic.
Ia pun mengakui ada indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh lima warga NU itu. Karena komunikasi dengan pihak luar negeri seharusnya atas izin dan diketahui PBNU.
"Sebagian dari yang kemarin ke Israel adalah pengurus, sebagian lagi bukan. Mereka melakukan engagement dengan presiden yang Indonesia saja tidak memiliki hubungan diplomatik. Indonesia hingga saat ini memutuskan tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel," katanya.
3. Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia akan gelar sidang etik terhadap Zainul Maarif

Sementara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unisia) akan melakukan sidang etik kepada salah satu dosennya, Zainul Maarif. Sidang itu digelar karena Zainul menjadi salah satu dari lima warga Nahdlatul Ulama atau nahdliyin yang mengunjungi Presiden Israel Isaac Herzog.
"Unusia akan menggelar sidang etik terhadap saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Unusia Dwi Putri di dalam keterangan tertulis yang dikutip pada hari ini.
Dwi menjelaskan sidang etik akan dilakukan lantaran kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia. Kunjungan tersebut, kata Dwi, juga bertentangan dengan dengan nilai-nilai yang dianut. Dia menegaskan pihaknya mendukung secara penuh kemerdekaan Palestina dan mengecam keras praktik genosida oleh Israel terhadap bangsa Palestina yang hingga kini masih terus berlangsung.
Dwi juga menggaris bawahi kunjungan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya terhadap Unusia sebagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia. "Pertemuan saudara Zainul Maarif dengan Presiden Israel adalah aktivitas individual dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Unusia sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan perkumpulan Nahdlatul Ulama," imbuhnya.