9 Fakta Tragedi Pernikahan Putra Dedi Mulyadi dengan Putri Kapolda

- Acara pernikahan putra Dedi Mulyadi berakhir tragis dengan tiga warga meninggal dunia serta puluhan lainnya pingsan karena berdesak-desakan.
- Pesta rakyat yang menyediakan makanan gratis, menyebabkan kekacauan dan warga terinjak-injak, sehingga rangkaian acara malam hari dibatalkan.
- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta maaf atas insiden tersebut, memberikan santunan kepada keluarga korban. Dia mengklaim tidak mengetahui adanya acara makan gratis.
Jakarta, IDN Times - Resepsi pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar Mulyadi Putra dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina, yang juga putri sulung Kapolda Metro Jaya Irjen. Pol. H. Karyoto, berujung tragedi. Tiga warga, termasuk seorang polisi meninggal dunia akibat berdesakan dalam peristiwa itu.
Dedi Mulyadi langsung menuju Garut, setelah mendapatkan kabar peristiwa tragis itu, Jumat (18/7/2025). Dedi menyatakan siap bertanggung jawab atas peristiwa itu, dengan memberikan santunan Rp150 juta kepada keluarga korban dan siap membiayai kuliah anak-anak korban hingga perguruan tinggi.
Berikut fakta-fakta tragedi dalam pesta rakyat dalam pernikahan putra Dedi Mulyadi dengan politikus Partai Gerindra itu.
1. Acara dikemas dengan konsep pesta rakyat
Sebagaimana diketahui, acara ini dikemas dengan konsep pesta rakyat yang digelar di lapangan Oto Iskandar Dinata, Kecamatan Garut Kota, Jumat (18/7/2025) sekitar jam 13.00 WIB. Siapa pun boleh menghadiri acara ini.
2. Warga berebut makan gratis
Acara pesta rakyat ini menyediakan makanan gratis, sebagai bentuk syukuran dari kedua mempelai ribuan warga berebut ke lokasi acara. Desakan tak terkendali, karena banyaknya warga.
Tidak ada antrean yang tertib dan akhirnya terjadi kekacauan di pintu masuk, hingga mengakibatkan warga terinjak-injak.
3. Rangkaian acara pesta rakyat malam hari dibatalkan
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin membatalkan seluruh rangkaian pesta rakyat pernikahan putra Maula Akbar dengan Luthfianisa Putri Karlina itu, menyusul insiden desak-desakan warga saat acara makan gratis di Alun-alun Garut itu.
Agenda hiburan rakyat yang rencananya digelar pada malam hari di Gedung Pendopo dan Alun-alun Garut dipastikan batal.
4. Dua warga dan seorang polisi meninggal dunia
Tiga warga tewas dalam peristiwa yang harusnya berlangsung indah itu. Ketiganya yakni Vania Aprilia, 8 tahun, asal warga Garut; Dewi Jubaedah, 61 tahun asal Jakarta Utara; dan Bripka Cecep Saeful Bahri, 39 tahun, anggota Bhabinkamtibmas Polres Garut.
Bripka Cecep meninggal dunia usai membantu menolong warga yang pingsan. Ia sempat beristirahat, tetapi tidak lama kemudian pingsan dan meninggal dunia di lokasi kejadian. Selain itu, insiden ini juga membuat 26 warga lainnya pingsan.
5. Dedi Mulyadi mengklaim tidak tahu ada acara makan gratis
Dedi Mulyadi mengaku tidak mengetahui adanya acara makan gratis dalam acara pernikahan putranya itu. Ia mengaku hanya mengetahui ada acara keluarga berupa pentas seni pada malam hari.
6. Dedi Mulyadi meminta maaf dan memberikan santunan
Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa KDM menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas tragedi ini. Ia mengungkapkan rasa duka mendalam kepada keluarga korban dan menyatakan bertanggung jawab secara moral. Ia berharap kejadian ini bisa menjadi pembelajaran.
Dedi juga memberikan uang duka sebesar Rp150 juta untuk masing-masing keluarga korban, sebagai bentuk empati dan tanggung jawab. Pihaknya juga mengirim perwakilan untuk mendampingi proses pemakaman dan pemulihan pascatragedi, serta siap menanggung biaya pendidikan bagi anak-anak korban hingga perguruan tinggi.
7. Polisi mendalami peran Event Organizer (EO) acara
Kepolisian tengah menyelidiki penyebab peristiwa ini dan mendalami peran Event Organizer (EO) yang bertanggung jawab atas acara ini. Salah satunya terkait perencanaan hingga pengamanan acara.
8. Biaya perawatan ditanggung pemerintah
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin ikut berbelasungkawa atas kejadian ini, termasuk meninggalnya seorang anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Dia menyebut semua biaya perawatan ditanggung pemerintah.
"Tadi berdasarkan laporan dari dinas kesehatan bahwa ada 26 korban yang menjadi korban dan 3 yang wafat di tempat. Dan sisanya sudah ada yang pulang ke rumah masing-masing usai dirawat. Biaya perawatan ditanggung oleh pemerintah," kata Abdusy ditemui di Pendopo Garut.
9. Penyebab kematian disebut kekurangan oksigen dan terinjak-injak
Abdusy mengatakan penyebab meninggalnya tiga warga itu diprediksi karena kekurangan oksigen dan terinjak-injak warga lainnya. Kejadian ini disebabkan warga yang antusiasme menghadiri acara ini. Menurutnya, pengamanan di lokasi sebenarnya sudah maksimal, karena ada aparat dari berbagai lembaga.