Airlangga Temui SBY-AHY, Gelagat Gabung Koalisi Perubahan Usung Anies?

Jakarta, IDN Times — Pertemuan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dinilai sebagai gelagat partai berlambang Pohon Beringin itu ingin bergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP).
Peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro, mencermati pertemuan Airlangga dengan SBY didampingi Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bisa jadi menandakan keinginan Golkar untuk berkoalisi dengan KPP mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024.
“Dalam konteks Partai Golkar dengan mencermati komunikasi politik yang dibangun oleh Airlangga Hartarto dengan menemui SBY, ini memang ada gelagat dari Partai Golkar untuk berusaha mencari peluang berkoalisi dengan Partai Demokrat, NasDem, dan PKS di Koalisi Perubahan,” kata Bawono kepada IDN Times, Minggu (30/4/2023).
1. Golkar disebut sedang menentukan sikap menuju Pilpres 2024

Bawono juga menilai, sejak awal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) memang gamang dalam menentukan capres. Koalisi ini terlihat seperti tidak tahu siapa yang akan diusung dalam Pilpres 2024 mendatang.
Riak dalam koalisi besutan Golkar-PAN-PPP ini mulai terlihat pasca-pengumuman PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.
Usai pengumuman itu, PPP langsung mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo. Sementara itu, PAN dan Golkar dinilai tengah menentukan sikap kepada capres mana yang akan diusung.
“Sejak semula KIB memang seperti koalisi gamang. Membentuk koalisi tetapi tidak memiliki capres siapa yang mau diusung,” ucapnya.
2. Ada indikasi Golkar ingin bergabung dengan Gerindra-PKB

Bawono menyebut, Partai Golkar juga menunjukkan indikasi ingin bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang diisi oleh Gerindra dan PKB. Asumsi ini ditandai dengan komunikasi politik yang dibangun antara Airlangga dan Prabowo beberapa hari lalu.
“Bagi Partai Golkar memang lebih terasa klop bila dalam satu barisan koalisi dengan Partai NasDem atau dengan Partai Gerindra, ketimbang dalam barisan koalisi dengan PDI Perjungan,” tuturnya.
Menurutnya, Golkar kemungkinan akan lebih nyaman berada di lingkaran NasDem atau Gerindra karena baik Surya Paloh maupun Prabowo Subianto sebelumnya menjadi bagian dari Partai Golkar.
“Jadi terdapat kesamaan gen politik,” ucap Bawono.
3. Kemungkinan Golkar bergabung KPP tapi tak usulkan Airlangga jadi cawapres

Jika bergabung dengan KPP dan mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres, Bawono menilai, Golkar tak bisa memaksakan Airlangga Hartarto sebagai bakal cawapres.
Sebab, elektabilitas Airlangga yang tergolong rendah dalam bursa cawapres, meskipun Golkar merupakan partai terbesar ketiga di parlemen.
“Meskipun merupakan partai ketiga terbesar berdasarkan hasil Pemilu 2019, tetapi Partai Golkar harus lebih realistis melihat tingkat elektabilitas Airlangga Hartarto saat ini tidak cukup bersaing, dibandingkan nama-nama lain di jajaran bakal cawapres,” pungkasnya.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times.