Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aksi Demo Mahasiswa Berakhir Rusuh, Polri: Ada Penumpang Gelap

IDN Times/Axel Jo Harianja
IDN Times/Axel Jo Harianja

Jakarta, IDN Times - Mahasiswa dari berbagai kampus di sejumlah daerah di Indonesia, menggelar serangkaian aksi menolak revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP).

Aksi itu dilaksanakan sejak Kamis (19/9) lalu, hingga puncaknya Selasa (24/9) di depan Gedung DPR, Jakarta Pusat. Aksi juga berlangsung di beberapa wilayah seperti Sumatra Utara (Sumut), Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan sebagainya.

Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal, mengatakan bahwa aksi demo yang berakhir rusuh itu diduga disusupi oleh perusuh.

"Kita lihat, di dalam tayangan media beberapa minggu lalu banyak yang cover. Siapa yang anarkis duluan? Saya tidak memojokkan mahasiswa, tetapi ada oknum dan perusuh. Sudah kami tetapkan tersangka yang dengan sengaja melakukan itu," katanya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (27/9).

1. Polisi juga manusia

Ilustrasi penangkapan preman. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Ilustrasi penangkapan preman. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Iqbal menjelaskan, dinamika di lapangan kala itu sangat luar biasa. Polisi jugalah manusia, sehingga diberikan beberapa alat pelindung seperti pentungan dan tameng untuk menghadapi para perusuh.

"Polisi itu manusia, bukan robot. Dia tidak terbuat dari besi. Ketika dia terpojok, nyawanya terancam, ada SOP yang dia pegang," katanya.

"Perlu diingat, ada penunggang gelap di sini. Kita lakukan upaya perlindungan kepada dirinya, masyarakat, dan fasilitas umum," sambungnya.

2. Jika polisi tidak berbuat sesuai SOP, maka kerusuhan masih terjadi

Polisi menembakkan gas air mata saat membubarkan paksa pengunjuk rasa di depan Kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/9) - ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Polisi menembakkan gas air mata saat membubarkan paksa pengunjuk rasa di depan Kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/9) - ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Mantan Kapolda Metro Jaya itu menilai, jika polisi tidak melaksanakan pengamanan sesuai SOP (standard operational procedure), maka kerusuhan di berbagai tempat bisa saja masih terjadi.

"Belum tentu kita bisa salat Jumat hari ini. Mungkin masih ada kebakaran-kebakaran di Jakarta ini. Itu adalah SOP, dorongan, tahan dulu, water cannon, gas air mata. Sehingga, sudah ada intervensi kepolisian untuk mendorong oknum-oknum mahasiswa dan perusuh itu," jelasnya.

3. Polri akan tindak tegas anggotanya jika terbukti melakukan kekerasan

IDN Times/Axel Jo Harianja
IDN Times/Axel Jo Harianja

Lebih lanjut, jika aparat kepolisian terbukti melakukan kekerasan terhadap pendemo khususnya mahasiswa, maka akan ditindak sesuai aturan yang berlaku.

"Prinsip rekan-rekan saya yang berlebihan yang eksesif akan kita proses. Sudah jadi doktrin kita, akan dilakukan tindakan tegas. Ada mekanismenya, (hukuman) disiplin hingga pemecatan," ungkap Iqbal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Axel Joshua Harianja
EditorAxel Joshua Harianja
Follow Us