Diledek Kalah dari Pawang Hujan soal Prediksi Cuaca, Ini Respons BMKG
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Ketua MPR periode 2004-2009 Hidayat Nur Wahid sempat mengomentari prediksi cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMGK). Ia menyebut, BMKG salah dalam memprediksi cuaca ekstrem.
Bukan hanya Hidayat, jurnalis senior Karni Ilyas juga sempat menyindir dengan mengatakan alat canggih yang digunakan BMKG untuk memprediksi cuaca, kalah dari pawang hujan.
Merespons komentar tersebut, Kepala Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana mengatakan, prediksi tentang cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG sudah sangat lengkap dan jelas.
"Informasi kita sangat detail dan jelas," ujar Taufan melalui pesan singkat kepada IDN Times, Selasa (14/1). "Disampaikan secara update dan berkala" tuturnya.
Baca Juga: Ramalan Cuaca BMKG Sering Meleset, Diledek Kalah dengan Pawang Hujan
1. BMKG sebut prediksi cuaca esktrem bukan untuk Jabodetabek saja
Taufan juga mengatakan, bila dilihat secara detail rilis yang dikeluarkan oleh BMKG, prediksi tentang cuaca ekstrem sudah dijelaskan dengan tepat. Curah hujan yang diprediksi bukan hanya untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) saja, tetapi untuk wilayah Indonesia.
"Sesuai rilis BMKG yang secara berkala disampaikan kepada masyarakat bahwa hujan terjadi juga di wilayah Indonesia, tentu bukan hanya di wilayah Jabodetabek saja, sesuai dengan prediksi BMKG baik yang sudah disampaikan kepada masyarakat sebelum ataupun sesudah, bahwa secara detail kami sampaikan, mulai potensi di pagi hari, siang, sore sampai malam hari," tulis Taufan.
2. Prediksi cuaca terus diperbarui sesuai kondisi atmosfer di Indonesia
Editor’s picks
Taufan menjelaskan bahwa prediksi cuaca terus mengalami pembaruan atau update. Update tersebut disesuaikan dengan perubahan kondisi atmosfer di wilayah Indonesia.
"BMKG memberikan updating secara berkala kepada masyarakat terkait perubahan kondisi atmosfer wilayah Indonesia yang bisa diakses melalui website, media sosial, aplikasi infobmkg," ujarnya.
3. Ada kesalahan informasi terkait prediksi cuaca yang tersebar ke masyarakat
Taufan juga menekankan, terdapat sebuah kesalahan pemahaman tentang prediksi cuaca hujan ekstrem di wilayah Jabodetabek, yang tersebar luas melalui media.
Misalnya saja, Taufan memberi contoh, ada kesalahan penerjemahan yang dilakukan oleh media swasta Indonesia saat memberikan penjelasan, terkait cuaca ekstrem bulan Januari di Jabodetabek.
"Pihak yang menyebarkan viral tersebut salah menerjemahkan info Weather Alert dari Kedubes AS, yang harusnya tertulis 'through' artinya 'sampai dengan' tapi diterjemahkan 'pada' 12 Januari," tuturnya.
Sehingga, masyarakat cenderung berpikir bahwa hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi hanya pada 12 Januari saja.
Baca Juga: BMKG: Tiga Hari Lagi Jawa Barat akan Diguyur Hujan Lebat