Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anggaran Berkurang 58 Persen, BNPB Klaim Penanganan Karhutla 2025 Efektif

WhatsApp Image 2025-10-20 at 19.13.15_5267f60c.jpg
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, dalam "Disaster Briefing: Operasi Pengendalian Karhutla 2025 Selesai" pada Senin (20/10/2025). (Dok. YouTube BNPB Indonesia).
Intinya sih...
  • 99 persen karhutla terjadi karena ulah manusia, baik itu entitas, institusi, hingga perusahaan.
  • Dari helipatroli hingga OMC, BNPB gunakan penanganan berlapis.
  • Anggaran operasi udara di 2025 turun dari Rp2,2 triliun jadi Rp919 miliar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menyebut penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2025 berjalan lebih efektif dibanding tahun sebelumnya.

Abdul menyampaikan hal tersebut dalam siaran langsung bertajuk: Disaster Briefing: Operasi Pengendalian Karhutla 2025 Selesai, yang tayang di YouTube BNPB Indonesia, Senin (20/10/2025).

Berdasarkan data BNPB, meski anggaran untuk operasi udara berkurang 58 persen, tapi luas lahan yang terbakar juga berkurang 46 persen dari 2024.

"Ini yang menjadi kunci dari efektivitas penanganan karhutla tahun ini dari 2023. Jadi kita punya BNPB itu mendukung operasi udara. Ada heli patroli, heli water bombing, dan operasi modifikasi cuaca (OMC)," ujar Abdul.

1. Karhutla terjadi karena ulah manusia

WhatsApp Image 2025-10-20 at 19.13.15_5bb57449.jpg
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, dalam "Disaster Briefing: Operasi Pengendalian Karhutla 2025 Selesai" pada Senin (20/10/2025). (Dok. YouTube BNPB Indonesia).

Abdul menyatakan, hampir seluruh kejadian karhutla bukan disebabkan faktor alam, melainkan aktivitas manusia.

"BNPB mencatat, sebenarnya 99 persen kejadian karhutla itu bukan karena faktor alam, tapi faktor manusia. Ada yang bakar, baik itu pribadi, baik itu entitas, institusi, perusahaan, dan seterusnya. Biasanya ini cukup sulit untuk benar-benar ditegakkan," kata dia.

Sejak 2023, kata Abdul, upaya penegakan hukum diperkuat lewat kolaborasi dengan berbagai kementerian, TNI, dan Polri.

"Mulai di 2023, itu Satgas Gakkum dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, itu benar-benar bisa bekerja sama dengan TNI Polri di lapangan, bisa kemudian benar-benar melihat dan memproses secara hukum orang-orang yang membakar di lapangan sehingga memberikan efek jera," tegasnya.

2. BNPB tangani karhutla secara berlapis

WhatsApp Image 2025-10-20 at 19.13.14_fc60af4e.jpg
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, dalam "Disaster Briefing: Operasi Pengendalian Karhutla 2025 Selesai" pada Senin (20/10/2025). (Dok. YouTube BNPB Indonesia).

Untuk mempercepat proses penanganan, Abdul menjelaskan, BNPB mengerahkan 12 heli patroli dengan total 2.021 jam terbang beserta operasi water bombing di area darat yang tidak terjangkau.

"Total ada 12 heli patroli dengan 2.021 jam terbang. Kemudian informasi dari heli ini akan diteruskan oleh aksinya, tindak lanjutnya oleh heli water bombing, ketika itu membutuhkan satu tindakan yang lebih besar daripada jangkauan tim darat, maka heli water bombing akan melakukan operasi water bombing," jelasnya.

Selain itu, BNPB menerapkan operasi modifikasi cuaca (OMC) tidak hanya saat kebakaran terjadi, melainkan dimulai dari bulan April. Penanganan berlapis ini memperkecil persentase lahan terbakar di 2025.

"Nah, modifikasi cuaca ini sebenarnya tidak hanya pada saat kebakarannya. Kita sudah mulai dari bulan April, sedangkan kemarau itu di Juli, Agustus, September. Kenapa kita mulai dari bulan April? Karena kita perlu memastikan air di embung, danau, dan beberapa sekat-sekat kanal itu terisi," kata Abdul.

3. Anggaran operasi udara di 2025 turun dari Rp2,2 triliun jadi Rp919 miliar

WhatsApp Image 2025-10-20 at 19.13.14_f78daadb.jpg
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, dalam "Disaster Briefing: Operasi Pengendalian Karhutla 2025 Selesai" pada Senin (20/10/2025). (Dok. YouTube BNPB Indonesia).

Terkait anggaran, Abdul mengungkapkan, dana operasi udara pada 2024 mencapai Rp2.228.038.906.578, sementara pada 2025 turun menjadi Rp919.440.191.967. Kendati demikian, hasil penanganan karhutla tetap optimal, karena luas lahan yang terbakar juga menurun signifikan di banding tahun-tahun sebelumnya.

"Nah ini BNPB mendukung pelaksanaan ini dari sini (angka penurunan), bahwa di tahun 2024 kita menggunakan anggaran untuk operasi udara itu Rp2,2 triliun, sedangkan kemudian 2025 itu hanya Rp919 miliar," ujarnya.

Di penghujung rangkaian briefing, Abdul berharap agar BNPB makin optimal dalam menangani kasus karhutla dan beralih fokus ke penanganan potensi banjir menjelang musim hujan.

"Kita harapkan ke depan kita makin bisa untuk lebih optimal dalam menangani kebakaran hutan dan lahan," tutupnya.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

Ratusan Dokumen Rahasia Inggris Tersebar di Dark Web, Ulah Rusia?

20 Okt 2025, 23:29 WIBNews