AS Sita Lagi Tanker Minyak Venezuela, Maduro Bakal Lapor PBB

- Kapal tanker Centuries disita AS di perairan internasional dekat Venezuela
- Kapal berbendera Panama membawa 1,8 juta barel minyak Venezuela ke China
- Venezuela mengecam tindakan AS sebagai pembajakan dan pencurian kapal
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) kembali menyita sebuah kapal tanker minyak di perairan internasional dekat Venezuela pada Sabtu (20/12/2025). Tindakan ini merupakan bagian dari blokade yang diberlakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, mengonfirmasi operasi penangkapan kapal bernama Centuries tersebut dilakukan sebelum fajar. Penyitaan dilakukan oleh Penjaga Pantai AS dengan dukungan aset militer di Laut Karibia.
Operasi ini didokumentasikan dalam video berdurasi tujuh menit yang diunggah oleh Noem di media sosial. AS mengklaim pendapatan dari minyak tersebut digunakan untuk mendanai aktivitas narkoterorisme di kawasan.
"Amerika Serikat akan terus mengejar pergerakan ilegal minyak bersanksi yang digunakan untuk mendanai narkoterorisme di kawasan ini. Kami akan menemukan Anda, dan kami akan menghentikan Anda," ujar Noem, dilansir ABC News.
1. Profil kapal Centuries yang disita AS

Kapal tanker yang disita diidentifikasi sebagai Centuries, sebuah kapal berbendera Panama yang sedang mengangkut minyak Venezuela. Vanguard, perusahaan manajemen risiko maritim Inggris, menyatakan kapal tersebut disita di sebelah timur Barbados. Dokumen internal PDVSA menunjukkan kapal ini memuat sekitar 1,8 juta barel minyak mentah jenis Merey dengan tujuan akhir China.
Berbeda dengan kapal Skipper yang disita pada 10 Desember lalu, Centuries dilaporkan tidak masuk dalam daftar sanksi AS saat penangkapan terjadi. Kapal ini diketahui sempat menggunakan nama samaran "Crag" saat memuat minyak untuk mengelabuhi pelacakan.
"Penyitaan kapal yang tidak dijatuhi sanksi oleh AS menandai peningkatan lebih lanjut tekanan Trump terhadap Venezuela. Hal ini juga bertentangan dengan pernyataan Trump bahwa AS hanya akan memberlakukan blokade terhadap semua kapal tanker minyak yang disanksi," ujar mantan penyelidik sanksi AS, Jeremy Paner, dilansir The Guardian.
2. Venezuela ancam lapor DK PBB

Pemerintah Venezuela mengecam insiden ini dan menyebutnya sebagai pembajakan. Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodriguez, menuduh AS melakukan pelanggaran serius dan berjanji akan mengadukannya ke Dewan Keamanan PBB.
"Venezuela mengecam pencurian dan pembajakan kapal terbaru yang mengangkut minyak Venezuela dan akan mengambil semua tindakan yang sesuai. Termasuk melaporkan hal ini kepada Dewan Keamanan PBB, organisasi multilateral lainnya, dan pemerintah dunia," ujar Rodriguez, dilansir CNN.
Dilansir Al Jazeera, pemerintahan Presiden Nicolas Maduro membantah minyak tersebut digunakan untuk mendanai aktivitas terorisme. Mereka menilai narasi narkoterorisme hanyalah dalih AS untuk menguasai sumber daya energi Venezuela.
3. Trump blokade kapal-kapal minyak Venezuela

Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah Trump mengumumkan blokade terhadap tanker yang keluar-masuk Venezuela. Trump secara terbuka menyatakan niatnya untuk mengambil kembali hak minyak AS yang diklaim telah diambil secara ilegal oleh Venezuela di masa lalu.
Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tapi produksinya terhambat sanksi internasional. China menjadi pembeli utama minyak Venezuela yang memenuhi sekitar 4 persen kebutuhan impor minyaknya atau 600 ribu barel per hari. Untuk menghindari sanksi, Venezuela mengandalkan "armada bayangan" atau shadow fleet yang menyamarkan lokasi mereka.
Selain blokade, AS juga telah meluncurkan operasi militer di perairan Karibia yang menewaskan lebih dari 100 orang yang dituduh membawa narkoba. Namun, Maduro membantah tuduhan ini dan menuding Washington sedang berupaya menggulingkannya.
Situasi pasar minyak global berpotensi terganggu jika blokade ini berlangsung dalam jangka panjang. Hilangnya pasokan hampir satu juta barel minyak per hari dari Venezuela dapat memicu kenaikan harga minyak dunia. Saat ini, puluhan kapal tanker Venezuela lainnya masih tertahan di perairan domestik karena takut disita.



















