AS Lanjutkan Uji Coba Nuklir, Trump Sebut Tak Punya Pilihan

- AS memiliki senjata nuklir paling besar di dunia, disusul Rusia dan China. Trump ingin menguji kekuatan AS dengan uji coba nuklir.
- Meskipun menginginkan denuklirisasi, Trump memerintahkan kembali uji coba nuklir untuk mengikuti negara lain.
- Uji coba AS akhiri larangan uji coba nuklir
Jakarta, IDN Times — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan, Amerika Serikat (AS) akan kembali melakukan uji coba senjata nuklir. Menurut Trump, keputusan itu terpaksa diambil karena negara-negara lain juga melakukan hal serupa.
Pernyataan ini diperkuat oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang sebelumnya mengatakan bahwa rencana Trump untuk melanjutkan uji coba nuklir bertujuan memastikan keamanan sistem persenjataan AS.
"Sayalah yang merenovasinya dan membangun beberapa, dan saya benci melakukannya, tetapi saya tidak punya pilihan, karena mereka memilikinya," kata Trump dalam penerbangan di pesawat kepresidenan Air Force One, Jumat (14/11/2025).
1. AS memiliki persenjataan nuklir paling besar

Trump menegaskan, AS memiliki senjata nuklir paling besar di dunia, disusul Rusia dan China. Namun ia menilai, China kemungkinan dapat menyamai kekuatan AS dalam empat hingga lima tahun ke depan.
"Kami akan melakukan uji coba nuklir seperti yang dilakukan negara lain. Kami memiliki lebih banyak senjata nuklir dibanding negara mana pun dan kami harus mengujinya," kata Trump dalam perjalanannya menuju Florida, , seperti dilansir ANTARA, Sabtu (15/11/2025).
2. Trump ingin denuklirisasi atau pelucutan senjata nuklir

Di tengah keputusannya memerintahkan Departemen Perang—sebutan lama untuk Departemen Pertahanan AS—untuk kembali menggelar uji coba nuklir, Trump menyatakan bahwa ia sebenarnya tetap menginginkan denuklirisasi.
"Kami punya lebih banyak (senjata nuklir). Rusia nomor dua, dan China jauh di posisi ketiga, tetapi dalam empat atau lima tahun, mereka akan sejajar dengan kami. Yang ingin saya lakukan denuklirisasi," kata Trump.
Sementara itu, Trump tetap memerintahkan dimulainya kembali uji coba nuklir. Ia beralasan bahwa langkah tersebut perlu diambil karena negara lain sudah lebih dulu melakukan uji coba, sehingga menurutnya “tepat” bagi AS untuk mengikuti perkembangan tersebut.
3. Uji coba AS akhiri larangan uji coba nuklir

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov menegaskan, rencana Amerika Serikat untuk melakukan uji coba senjata nuklir, jika benar direalisasikan, akan menjadi titik akhir dari larangan panjang atas uji coba nuklir.
Ia mengingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin secara konsisten menekankan posisi Rusia, bila negara lain kembali menggelar uji coba nuklir, maka Rusia akan bertindak sesuai,” kata Peskov.


















