Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BGN: Sebanyak 5.914 Korban Keracunan MBG Terkontaminasi Bakteri

Makanan MBG di salah satu sekolah di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga berbau busuk, Jumat (23/5/2025)/Istimewa
Makanan MBG di salah satu sekolah di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga berbau busuk, Jumat (23/5/2025)/Istimewa
Intinya sih...
  • Kasus keracunan MBG melonjak di September, menunjukkan tren kenaikan signifikan pada dua bulan terakhir.
  • Keracunan massal dari bakteri, terbesar terjadi di Kota Bandar Lampung, disusul Kabupaten Lebong, Bengkulu.
  • BGN akan bertanggung jawab penuh atas kasus keracunan, baik atas biaya pengobatan anak-anak maupun orang tua yang mungkin ikut makan dan mengalami masalah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat dari Januari sampai September 2025 terdapat 5.914 korban keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dia mengakui kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi belakangan ini merupakan kelalaian internal. Pihak BGN pun menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

“Kejadian belakangan 80 persen adalah karena SOP kita yang tidak dipatuhi, baik oleh mitra maupun oleh tim kami sendiri dari dalam. Jadi ya sudahlah, pokoknya kami mengaku salah,” ujar Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

1. Kasus keracunan MBG melonjak di September

SPPG UNISA Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
SPPG UNISA Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Berdasarkan data yang dipaparkan, angka ini menunjukkan tren kenaikan signifikan pada dua bulan terakhir, yakni Agustus sebanyak 1.988 korban dari 40 kasus, dan September yang mencapai 2.210 korban dari 45 kasus.

Sementara pada Januari hanya 94 korban dari 3 kasus, Februari 496 korban dari 4 kasus, April 313 korban dari 3 kasus, Mei 433 korban dari 3 kasus, serta Juli 380 korban dari 3 kasus. Pada Maret dan Juni bahkan tidak tercatat adanya kasus.

2. Keracunan massal dari bakteri

SPPG UNISA Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
SPPG UNISA Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Kasus terbesar terjadi di Kota Bandar Lampung dengan 503 korban, disusul Kabupaten Lebong, Bengkulu (467 korban), Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (411 korban), Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (339 korban), dan Kabupaten Kulon Progo, DIY (305 korban).

Penyebab utama keracunan berasal dari berbagai kontaminasi bakteri, di antaranya E. Coli dari menu air, nasi, tahu, ayam; Staphylococcus Aureus dari tempe dan bakso; Salmonella dari ayam, telur, sayur; Bacillus Cereus dari mie; serta Coliform, PB, Klebsiella, dan Proteus yang umumnya berasal dari air terkontaminasi.

3. BGN akan bertanggung jawab

IMG-20250926-WA0027.jpg
Konpers BGN di Kantor BGN/ dok Istimewa

Menurutnya, hasil evaluasi menemukan bahwa kasus keracunan tidak hanya disebabkan makanan beracun, melainkan juga dipicu oleh alergi serta faktor lain. Meski begitu, BGN menyatakan akan bertanggung jawab penuh.

“Tentu kami bertanggung jawab penuh, baik atas biaya pengobatan anak-anak maupun orang tua yang mungkin ikut makan dan mengalami masalah. Semua akan kami tanggung,” jelas Nanik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

BGN: Sebanyak 5.914 Korban Keracunan MBG Terkontaminasi Bakteri

26 Sep 2025, 23:04 WIBNews