Disdik DKI Targetkan 1.500 Sekolah Gelar Belajar Tatap Muka September

Jakarta, IDN Times - Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah mengungkapan, pihaknya secara bertahap akan menambah jumlah sekolah di Ibu kota yang akan melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) atau sekolah tatap muka.
Taga mengatakan, Dinas Pendidikan menargetkan pada September 2021 ada 1.500 sekolah yang melaksanakan PTM terbatas. Dia memastikan jumlahnya akan bertambah.
"Karena harapannya sampai semua sekolah di DKI melaksanakan PTM terbatas," kata dia saat dihubungi, Senin (30/8/2021).
1. Di luar 610 sekolah, sudah ada yang isi asesmen

Sejauh ini, baru ada 610 sekolah yang melaksanakan PTM terbatas. Sekolah-sekolah ini juga sudah melewati asesmen sebelumnya.
"Jadi secara stimulan di luar 610 mengisi asesmen, untuk apa? Untuk persiapan tahap berikutnya," kata Taga.
2. Sekolah harus siap sarana dan prasarana sesuai prokes untuk gelar belajar tatap muka

Taga mengatakan, sekolah yang belum bisa melaksanakan PTM terbatas bisa mengikuti asesmen selanjutnya sesuai prosedur yang ada.
Untuk menggelar PTM, sekolah harus bisa memenuhi kesiapan sarana dan prasarana yang menunjang protokol kesehatan.
"Kita berangkat dari asesmen dulu, melihat kesiapan sarana prasarana sekolah untuk menunjang protokol kesehatan, melihat kesiapan guru dengan blanded learning, campuran antara tatap muka dan daring, itu di asesmen kesiapannya, kemudian diverifikasi dan divalidasi oleh pengawas, kalau benar sudah sesuai maka ikut pelatihan selama dua minggu, makanya kita imbau sekolah yang mau laksanakan PTM ikuti SOP itu," kata Taga.
3. Tak ada temuan signifikan pada PTM hari pertama di Jakarta

Dia mengatakan, sekolah harus memperlihatkan usaha jika memang ingin melaksanakan PTM .
"Usaha persiapan diperlihatkan," kata dia.
Pada hari pertama pelaksanaan PTM terbatas di DKI Jakarta, Taga mengungkapkan, belum ada temuan kejadian yang signifikan. Sejauh ini, sekolah-sekolah melaksanakan PTM sesuai dengan SOP.
"Kita masih berproses ini, yang saya ketahui sejauh ini belum ada laporan yang signifikan kejadian yang luar biasa, semuanya sesuai dengan SOP," ujarnya.