Situs KPAI Diretas, Hacker Singgung Bjorka, Ferdy Sambo hingga Puan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Situs Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) diretas dan hacker tersebut meninggalkan pesan dalam situs KPAI. Saat IDN Times membuka situs tersebut, peretas mengaku hanya mewakili suara dari rakyat kecil yang menuntut keadilan.
"Bjorka tidak ada bedanya dengan bocah kecil yang sedang mencari sensasi. Jika hanya mengambil data subdomain government kami pun bisa tetapi kami tidak menjual negara," tulis pesan tersebut di situs KPAI, Minggu (9/10/2022) pagi.
Baca Juga: Pakar: Aksi Bjorka Bukan Bentuk Demonstrasi Modern
1. Peretas singgung kasus Ferdy Sambo dan pembebasan koruptor
Tidak hanya Bjorka, peretas juga menyinggung berbagai berita besar yang saat ini mencuat mulai Ferdy Sambo sampai kebebasan 23 Koruptor.
"Ternyata memang benar, sila kelima adalah keadilan bagi para penguasa dari semua kasus kasus yang ada di Indonesia mulai kasus Ferdy Sambo, KM50, 23 Koruptor yang bebas secara Gampang ditambah lagi kenaikan BBM," imbuh pesan tersebut.
2. Hacker singgung drama Puan saat didemo mahasiswa
Editor’s picks
Peretas juga menyentil Puan Maharani yang tidak menemui pendemo saat aksi demo kenaikan BBM di Senayan beberapa waktu lalu.
"Dulu ibu Puan Maharani Menangis Karena Kenaikan BBM, Sekarang dia bahagia di dalam Ruangan tanpa melihat mahasiswa yangkepanasan di luar untuk menyerukan Aksi Demo#TOLAK_HARGA_BBM. Memang tidak da yang bisa dipercaya lagi dari pemerintahan aparat negara. #RipKeadilan," tulis pesan tersebut.
3. Peretasan sempat dialami pejabat publik lainnya
Saat dikonfirmasi, Ketua KPAI Susanto belum mengetahui peretasan tersebut dan segera mengecek situs KPAI.
"Kami ceknya ya mbak," ujarnya dalam pesan singkat pada IDN Times.
Diketahui, beberapa waktu lalu peretasan yang dilalukan oleh Bjorka sempat menjadi sorotan. Bjorka sebelumnya mengungkap ada kebocoran data kartu SIM di Indonesia, data pengguna Indihome, pelanggan PLN, serta data Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diperjualbelikan secara daring.
Bahkan hacker anonim ini dikenal setelah mengklaim telah meretas data pribadi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Intelijen Negara (BIN), hingga dokumen rahasia Presiden Joko "Jokowi" Widodo.