DPR Dorong Anggaran MBG Tak Terserap Dialihkan untuk Bencana Sumatra

Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, mendorong anggaran makan bergizi gratis (MBG) yang belum terserap dialihkan untuk penanggulangan banjir Sumatra.
Lasarus juga menyoroti kondisi fiskal daerah yang sedang tertekan akibat pemotongan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU). Skenario ini dinilai bisa meringankan daerah dalam mengatasi banjir bandang di daerahnya.
"Kemudian mungkin ada (dana) yang di MBG yang tidak terserap sampai tanggal segini, misalnya masih ada sisa berapa ratus miliar misalnya (dana) MBG yang belum terserap, atau masih berapa triliun yang belum terserap misalnya. Ya sudah, semua alokasikan ke lokasi bencana," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/12/2025).
1. Bantuan Rp4 miliar dari Prabowo belum cukup

Lasarus turut menyoroti bantuan sebesar Rp4 miliar per kabupaten/kota untuk Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara yang digelontorkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia menilai, bantuan ini masih jauh dari kata cukup untuk penanganan tanggap darurat dan rekonstruksi infrastruktur.
"Presiden kan kemarin saya dapat informasi membantu Rp4 miliar per kabupaten, Rp4 miliar per kabupaten itu nggak ada apa-apanya deh kalau untuk lapangan," ujar Lasarus.
Ia pun membandingkan dengan proyek konstruksi yang skalanya relatif kecil. Ia menyebut, untuk membangun satu tanggul (bog) atau gorong-gorong (culvert) sungai saja, anggaran yang dibutuhkan bisa mencapai Rp4 miliar.
"Kita bikin satu bog aja, satu bog (culvert) aja untuk sungai, itu bisa Rp4 miliar. Ini ada berapa banyak jembatan yang putus, jalan yang hancur, rumah yang rusak," kata Legislator PDIP itu.
2. Kebutuhan rekonstruksi capai belasan triliun rupiah

Lasarus mengungkapkan, kebutuhan dana untuk rekonstruksi di daerah terdampak sangat besar. Ia mencontohkan, untuk wilayah Sumatra Barat saja, kebutuhan minimalnya mencapai Rp13 triliun.
"Pak Menteri PU masih di sana kontak saya, minimal Padang itu aja butuh Rp13 triliun, Rp 13 triliun hanya untuk Sumatra Barat," kata dia.
Menurutnya, beberapa daerah lain mengalami kerusakan yang bahkan lebih parah, seperti Aceh dan Sumatra Utara, sehingga dipastikan membutuhkan dana rekonstruksi yang jauh lebih besar.
"Belum Aceh, lebih parah lho. Aceh itu lebih parah dari Sumatra Barat. Kemudian juga Sumatra Utara itu juga beda-beda tipis sama Aceh. Ini pasti butuh rekonstruksi lebih besar," kata dia.
3. Bantuan Rp4 M hanya buah tangan presiden

Lebih jauh, Lasarus berpendapat, bantuan Rp4 miliar tersebut lebih pantas dianggap sebagai buah tangan atau tanda kasih kunjungan Presiden, bukan solusi untuk menyelesaikan tanggap darurat.
"Ya, mungkin Rp4 miliar itu sebagai bentuk buah tangan Pak Presiden lah ya. Tapi bahwa itu untuk menyelesaikan tanggap darurat, ya jauh panggang dari api lah, gitu lho," ujar dia.
Lasarus menekankan, bantuan Rp4 miliar tersebut bahkan belum tentu cukup untuk membangun satu jembatan kecil, sementara ratusan, bahkan ribuan jembatan, gorong-gorong, dan infrastruktur lainnya hancur akibat bencana.
"Itu hanya untuk membangun satu jembatan kecil saja, Rp4 miliar itu belum tentu selesai. Sementara ada ratusan jembatan, bahkan mungkin ribuan jembatan yang putus, jadi Rp4 miliar itu enggak ada apa-apa," kata dia.
















