Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eep Saefulloh: Semoga Anies-Ganjar Tidak Mengidap Prabowo Sindrom

Penggagas Warga Jaga Suara, Eep Saefullah Fatah (IDN Times/Uni Lubis)
Penggagas Warga Jaga Suara, Eep Saefullah Fatah (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times - CEO PolMark Research Center, Eep Saefulloh Fatah, menyoroti dugaan masifnya kecurangan Pemilu 2024. Dia menyebut, dugaan kecurangan pemilu  merupakan benar adanya.

"Kalau kita berbicara tentang kecurangan kali ini, kalau kita bicara kejahatan pemilu kali ini, itu adalah pembicaraan yang sangat sahih. Itu bukan pembicaraan yang mengulang masa-masa sebelumnya," ujar Eep dalam acara bertema Laporan Publik 2 Warga Jaga Suara di Jakarta, Jumat (23/2/2024).

1. Eep sarankan Anies dan Ganjar tak miliki mental Prabowo Sindrom

Penggagas Warga Jaga Suara, Eep Saefullah Fatah (IDN Times/Uni Lubis)
Penggagas Warga Jaga Suara, Eep Saefullah Fatah (IDN Times/Uni Lubis)

Dalam kesempatan itu, Eep menyarankan kepada calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan dan calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, tidak memiliki mental 'Prabowo Sindrom'.

"Oleh karena itu, saran saya, sebagai penutup, saran saya, untuk siapa pun yang sedang mengelola pengamanan suara, paslon 01 maupun paslon 03, mohon untuk tidak mengidap suatu penyakit yang di Indonesia harus dihindari, namanya 'Prabowo sindrom'," ucap dia.

"'Prabowo sindrom' adalah kalah pemilu, menolak kalah, maju ke peradilan, bukti tidak cukup sama sekali," tegas Eep.

2. Harus cukup bukti bila mau gugat Pemilu 2024 curang ke pengadilan

Penggagas Warga Jaga Suara, Eep Saefullah Fatah (IDN Times/Uni Lubis)
Penggagas Warga Jaga Suara, Eep Saefullah Fatah (IDN Times/Uni Lubis)

Eep mengatakan, bila mau menggugat pemilu curang hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK), harus memiliki bukti yang kuat. Sehingga, kata dia, tidak kalah di peradilan seperti yang dilakukan Prabowo pada Pilpres 2014 dan 2019.

"Kalau memang mau maju di peradilan, kumpulkan bukti dengan kekuatan penuh dan bukti-bukti itu membuat kredibilitas yang menuntut terjaga, kalau tidak, jadilah dia Prabowo sindrom," kata dia.

3. Bila ada yang keberatan soal 'Prabowo sindrom', silakan ajukan kepada Eep

Pemimpin PolMark Research Centre, Eep Saefulloh Fatah (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Pemimpin PolMark Research Centre, Eep Saefulloh Fatah (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Lebih lanjut, Eep menyampaikan, bila ada yang keberatan dengan diksi 'Prabowo sindrom', silakan menyampaikan kepadanya.

"Ini penamaan dari saya, kalau ada yang keberatan silakan disampaikan kepada saya. Saya sendiri tentu saja menganggap bahwa pelajaran-pelajaran penting dari dua pemilu sebelumnya harus kita ambil, dan jangan diulang oleh mereka yang merasa saat ini dirugikan karena kecurangan atau kejahatan pemilu," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafian
Rochmanudin Wijaya
Muhammad Ilman Nafian
EditorMuhammad Ilman Nafian
Follow Us