Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Epidemiolog: Vaksin Terpenting Adalah Leadership Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) melihat foto Pahlawan Nasional Arnold Mononutu yang merupakan tokoh dari Provinsi Sulawesi Utara saat peringatan Hari Pahlawan Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/11/2020). Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh yang telah melalui proses seleksi oleh Kementerian Sosial dan Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan. (BPMI Setpres/Lukas)
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) melihat foto Pahlawan Nasional Arnold Mononutu yang merupakan tokoh dari Provinsi Sulawesi Utara saat peringatan Hari Pahlawan Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/11/2020). Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh yang telah melalui proses seleksi oleh Kementerian Sosial dan Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan. (BPMI Setpres/Lukas)

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mendesak Presiden Joko “Jokowi” Widodo agar terlibat langsung dalam penanganan pandemik COVID-19. Kata Pandu, hal itu akan menjadi vaksin terbaik untuk memberantas virus yang telah menewaskan 39 ribu orang itu.
 
“Vaksin paling penting bukan Moderna atau AstraZeneca atau Sinovac, tapi leadership Pak Jokowi,” kata Pandu dalam rilis hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait Suara Anak Muda tentang Isu-Isu Sosial Politik Bangsa, Minggu (21/3/2021).

1. Keterlibatan langsung berpengaruh terhadap keseriusan kerja

Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D dalam Ngobrol Seru: 100 Hari Pandemik Global (Tangkap Layar YouTube IDN Times)
Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D dalam Ngobrol Seru: 100 Hari Pandemik Global (Tangkap Layar YouTube IDN Times)

Alumni University of California Los Angeles ini menyampaikan, selama penanganan pandemik COVID-19 masih di bawah kendali Satuan Tugas (Satgas), maka Jokowi bisa dengan mudah menyalahkan pihak tersebut ketika situasi memburuk.
 
“Masalahnya tergantung pada pemerintah dan Pak Jokowi,” jawab Pandu mengenai apa yang harus dilakukan pemerintah saat ini.
 
“Di situ, jangan lagi mendelegasikan (penanganan) kepada Satgas, beliau harus menunjukkan leadership. Pandemik ini masalah besar. Karena yang melaksanakan tidak langsung Pak Jokowi. Jadi kalau ada kesalahan bisa menyalahkan Satgas,” tambah dia.

2. Kesehatan publik telah menjadi isu politis

Ilustrasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Ilustrasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Pada kesempatan yang sama, Indikator merilis hasil survei tentang preferensi politik Generasi Z, yaitu mereka yang berusia 17-21 tahun. Terkait pertanyaan, jika pemilu dilakukan hari ini, maka siapa yang akan responden pilih?
 
Tiga posisi teratas ditempati kepala daerah yang berperan penting dalam memerangi COVID-19, yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (15,2 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (13,7 persen), dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (10,2 persen).
 
Menanggap temuan tersebut, Pandu menegaskan, kesehatan publik telah menjadi isu politis sebagai salah satu imbas pandemik.
 
”Partai politik dan kepala daerah juga harus menunjukkan leadership-nya. Mungkin kenapa itu Pak Anies menjadi pilihan di antara rangking karena terkait leadership penanganan pandemik,” ujar dia.

3. Presiden Jokowi diminta tidak ulangi kesalahan yang sama

Presiden Joko Widodo. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Presiden Joko Widodo. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Terakhir, Pandu mengingatkan Jokowi agar tidak melakukan kesalahan yang sama seperti tahun lalu, yaitu inkonsistensi kebijakan. Pada tahun lalu, misalnya, presiden dinilai tidak tegas dalam melarang mudik. Tahun ini, dia mewanti-wanti agar Jokowi konsisten dalam kebijakan vaksinasi.
 
Sepanjang periode kedua pemerintahan Jokowi, tantangan utama yang akan dihadapi adalah virus corona. Karena pandemik telah menjadi isu politik, maka keberhasilan pemerintah presiden bergantung pada bagaimana Indonesia keluar dari situasi krisis.  
 
“Kalau pelaksanaan vaksinasi tidak konsisten, itu bisa jadi bumerang, akan berdampak terhadap kepercayaan publik,” tutup Pandu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us