Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Survei Kemenag: Gen Z Lebih Toleran Beragama daripada Milenial-Boomers

Ilustrasi toleransi beragama. (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi toleransi beragama. (IDN Times/Sukma Shakti)
Intinya sih...
  • Hasil survei relevan dengan Asta Cita Prabowo
  • Gen Z memiliki kemampuan literasi Al-Qur'an dan toleransi beragama tinggi
  • Metode survei menggunakan metode kuantitatif dengan cakupan nasional
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Alvara Strategic Research merilis hasil Survei Indeks Kualitas Kehidupan Beragama Umat Islam Tahun 2025. Hasil kajian ini menyoroti adanya dinamika positif dalam kehidupan beragama di Indonesia, khususnya di kalangan populasi muda.

Survei tersebut mencatat Generasi Z (Gen Z) sebagai kelompok dengan tingkat toleransi beragama paling tinggi, melampaui Generasi Milenial dan Baby Boomers. Gen Z juga dinilai sebagai kelompok dengan kemampuan membaca Al-Qur'an terbaik dibandingkan generasi lainnya. Temuan ini menjadi sinyal optimisme bagi masa depan kerukunan beragama di Indonesia.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, menyambut baik hasil survei ini, menyebutnya sebagai capaian menggembirakan yang perlu dijadikan landasan dalam perumusan kebijakan.

“Secara resmi, rilis survey akan diumumkan pada Januari 2026. Terdapat banyak temuan survey di bidang kehidupan beragama. Hasilnya cukup menggembirakan dan memberikan optimisme. Laporan ini idealnya menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan untuk merumuskan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama di tanah air,” ujar Arsad dalam keterangannya, Rabu (31/12/2025).

1. Hasil survei dianggap relevan dengan Asta Cita Prabowo

Ilustrasi survei. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Ilustrasi survei. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Menurut Arsad, hasil survei ini relevan dengan visi Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama dalam konteks pembangunan sumber daya manusia unggul dan penguatan kerukunan sosial.

"Fokus utamanya adalah membangun sumber daya manusia yang unggul sekaligus memperkokoh kerukunan dan cinta kemanusiaan sebagai fondasi stabilitas nasional,” kata dia.

Arsad menekankan pentingnya mempertahankan capaian positif yang ditunjukkan oleh generasi muda, khususnya terkait aspek toleransi dan literasi keagamaan. “Penguatan aspek yang sudah baik, seperti toleransi dan literasi kitab suci pada generasi muda, harus terus dikawal agar menjadi karakter permanen bangsa,” tegas Arsad.

2. Hasil surveinya

Ilustrasi survei (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Ilustrasi survei (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Peneliti Alvara Strategic Research, Lilik Purwandi, menyoroti peran strategis Gen Z sebagai penggerak utama menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, survei ini mencatat beberapa indikator positif yang memperkuat optimisme tersebut.

Pertama, kemampuan literasi Al-Qur'an, khususnya dalam membaca kitab suci, pada Gen Z menunjukkan hasil yang menonjol, bahkan indeksnya melampaui generasi lain. Indeks kemampuan Gen Z membaca Al-Qur’an dengan tartil tercatat sebesar 56,29. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Milenial (54,06), Generasi X (53,97), dan Baby Boomers (50,95).

Kedua, Gen Z juga meraih skor tertinggi dalam salah satu indikator kunci toleransi beragama. Pada indikator sikap menolak pembubaran kegiatan keagamaan aliran atau organisasi lain, Gen Z mencapai indeks 80,03. Angka ini melampaui Milenial (78,77), Generasi X (78,97), dan Baby Boomers (78,81).

Secara umum, indeks pengamalan toleransi Gen Z berada di angka 79,65. Nilai ini hanya berselisih tipis dari Generasi X yang mencatat 79,67, dan lebih tinggi dari Milenial (79,07) serta Baby Boomers (78, 63). Indikator toleransi meliputi penerimaan terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, tidak mencela, menolak persekusi, dan tidak menyebarkan ujaran kebencian.

“Data ini menunjukkan Gen Z memiliki kedewasaan sikap yang luar biasa dalam menghargai perbedaan. Mereka adalah generasi yang paling menolak praktik persekusi atau pembubaran kegiatan keagamaan pihak lain,” ujar Lilik.

Ketiga, survei juga mengindikasikan potensi positif kehidupan beragama di wilayah perkotaan yang didominasi oleh populasi muda. Meskipun indeks dimensi ibadah di masyarakat urban (78,38) sedikit di bawah perdesaan (79,37), pemahaman keagamaan yang kuat menjadi modal penting untuk pengembangan spiritual di masa mendatang.

“Gen Z dan Milenial adalah pilar masa depan. Walaupun terdapat tantangan dalam pengamalan ibadah harian, modal intelektual melalui pemahaman Al-Qur’an dan sikap toleransi yang matang merupakan aset besar bagi kohesi sosial,” kata Lilik.

3. Metode survei yang digunakan

ilustrasi survei (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi survei (IDN Times/Aditya Pratama)

Survei ini menggunakan metode kuantitatif dengan cakupan nasional, melibatkan 1.208 responden Muslim di 34 provinsi. Metode pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling melalui wawancara tatap muka langsung. Survei mencatat margin of error sebesar 2,89 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Secara nasional, Indeks Kualitas Kehidupan Beragama Umat Islam Tahun 2025 berada di angka 78,80, yang dikategorikan tinggi. Dimensi Akhlak menjadi aspek dengan skor tertinggi, yakni 81,88.

Diharapkan, hasil survei ini menjadi landasan untuk merumuskan program pembinaan keagamaan yang lebih sesuai dengan karakteristik Gen Z dan Milenial. Tujuannya adalah agar penguatan toleransi dan literasi keagamaan dapat berjalan selaras dengan peningkatan pengamalan ibadah secara berkelanjutan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

Israel Akan Larang Puluhan Organisasi Bantuan Beroperasi di Gaza

01 Jan 2026, 02:52 WIBNews