HAN 2025, Anak Binaan Perlu Dibekali Mental dan Keterampilan

- Anak binaan LPKA Kelas II Jakarta dilatih keterampilannya, termasuk sablon digital dan desain grafis.
- Program Pelita Warna mendukung SDGs, memberikan pembinaan yang efektif, dan mempersiapkan anak binaan untuk kembali ke masyarakat.
- Sebanyak 1.272 anak binaan diusulkan mendapat remisi pada HAN 2025 untuk mendorong mereka giat belajar dan mengembangkan bakat serta keterampilan.
Jakarta, IDN Times - Hari Anak Nasional (HAN) 2025 menjadi momentum bagi semua pihak untuk melindungi sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak Indonesia. Termasuk anak-anak yang kini tinggal di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
HAN 2025 mengusung tema "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045" dengan tagline inspiratif "Anak Indonesia Bersaudara". Melalui tema ini, pemerintah berupaya menyiapkan generasi unggul dan berdaya dalam rangka menyongsong 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045.
Peringatan HAN bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi seruan penting bagi seluruh elemen bangsa untuk mewujudkan lingkungan yang aman, inklusif, demi pertumbuhan anak-anak Indonesia.
Pada momentum HAN 2025, pemerintah memberikan penyuluhan dan pembekalan untuk peningkatan keterampilan anak-anak Indonesia. Termasuk pemberian remisi bagi anak-anak yang berhadapan dengan hukum di LPKA.
LPKA Kelas II Jakarta menghadirkan program Pelita Warna yang digagas PT Pelindo. Program yang menyasar lebih dari 30 anak binaan ini berlangsung selama enam bulan. Kegiatan ini bagian dari program BUMN Peduli bertajuk "BUMN Tanggap dari Hati untuk Bangsa Bermakna", dengan total anggaran Rp545 juta.
“Kami ingin mereka tak hanya menjalani masa pembinaan, tapi juga punya keterampilan dan kepercayaan diri sebagai bekal hidup ke depan,” ujar Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo, Ali Sodikin, Jakarta, Kamis (23/7/2025).
1. Anak binaan LPKA Kelas II Jakarta dilatih keterampilannya

Anak-anak binaaan di LPKA Kelas II Jakarta dilatih untuk meningkatkan keterampilannya. Kegiatan program ini mencakup pelatihan sablon digital, desain grafis, barbershop, literasi, konten kreator, serta pemasaran digital.
Selain itu, Ali mengatakan, pihaknya juga membangun fasilitas pendukung seperti Rumah Kelola Sampah (RKS), green house, dan menyediakan sesi pendampingan psikologi yang bertujuan memperkuat ketahanan mental peserta.
Pelita Warna akan mendorong partisipasi aktif anak binaan dalam berbagai pelatihan produktif, yang disertai sertifikasi kompetensi.
"Produk-produk hasil pelatihan, seperti sablon digital dan sayuran dari green house, telah mulai diproduksi dan digunakan di lingkungan LPKA," kata dia.
2. Pembinaan yang efektif bukan hanya menyediakan tempat aman

Program Pelita Warna dapat mendukung pemenuhan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama pada aspek pendidikan berkualitas, pekerjaan layak, kesehatan mental, dan pelestarian lingkungan.
Selain itu, program ini juga diharapkan mampu menjadi percontohan pembinaan anak di lembaga pemasyarakatan lainnya.
“Pembinaan ini tidak hanya menghasilkan lulusan kompeten, tetapi juga berwawasan lingkungan dan mandiri secara ekonomi,” ujar Kepala Departemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Pelindo, Febrianto Zenny.
Menurutnya, pembinaan yang efektif tidak cukup hanya memberikan tempat, tetapi juga dilengkapi keterampilan dan dukungan emosional.
"Melalui Pelita Warna, kami ingin memastikan anak-anak binaan punya harapan dan peluang setara ketika kembali ke masyarakat," kata dia.
3. Sebanyak 1.272 anak binaan mendapat remisi pada HAN 2025

Diketahui, sebanyak 1.272 anak binaan diusulkan mendapat remisi anak pada momentum HAN 2025. Mereka telah memenuhi syarat yang sudah diusulkan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025.
“Kami berharap pemberian remisi kepada anak ini akan lebih mendorong mereka untuk semakin giat belajar dan mengembangkan bakat serta keterampilan. Selalu ada kesempatan kedua, second chance untuk masa depan yang lebih cerah. Masa depan untuk Indonesia Emas,” kata Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, Senin (21/7/2025).
Peringatan HAN akan digelar pada 23 Juli 2025. Agus mengingatkan agar negara tak melupakan anak yang saat ini berada di dalam lembaga pembinaan. Sistem perlakuan terhadap anak yang berada di dalam LPKA berbeda dengan warga binaan dewasa. Mereka lebih difokuskan pada pendidikan.
"Kami juga mengajak kita semua untuk mendidik mereka karena mereka adalah bagian penting generasi negara kikta tercinta Indonesia," kata dia.