Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Tiket Domestik Mahal, Akali Betemu Keluarga di Negeri Tetangga

Puncak arus mudik melalui Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan diprediksi terjadi pada 27 Maret 2025 nanti. (IDN Times/Erik Alfian)
Puncak arus mudik melalui Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan diprediksi terjadi pada 27 Maret 2025 nanti. (IDN Times/Erik Alfian)
Intinya sih...
  • Mudik menjadi tradisi penting untuk berkumpul dengan keluarga di hari raya
  • Harga tiket angkutan naik membuat banyak orang terpaksa mencari alternatif perjalanan
  • Keluarga mengakali biaya dengan memindahkan kampung halaman ke negara tetangga, Malaysia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang dilakukan masyarakat Indonesia menjelang hari raya keagamaan. Tujuannya, supaya bisa berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat dalam merayakan hari raya.

Namun, mudik terkadang membuat kepala mumet ketika harga tiket angkutan meroket. Alhasil, kerinduan akan kampung halaman harus tertunda atau lebih menyiksa dengan mengganti pilihan angkutan mudik.

Yang seharusnya naik transportasi udara, mereka harus menempuh jalur laut dan darat. Termasuk saya, yang pada Lebaran 2024 berniat mudik ke kampung halaman istri ke Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Tujuannya hanya satu, pengin berkumpul dengan orang tua dan orang-orang tercinta di sana.

1. Terkendala THR turun mendekati lebaran

ilustrasi THR (IDN Times Aditya Pratama)
ilustrasi THR (IDN Times Aditya Pratama)

Untuk membeli tiket pesawat ke Padang, saya harus menunggu uang tunjangan hari raya (THR) yang pastinya turun di pekan terakhir mendekati lebaran.

Harga tiket sudah pasti sudah naik berkalilipat. Saat itu, harga tiket pesawat Jakarta-Padang pada H-7 hingga H+3 hampir rata Rp4 juta.

Artinya, saya harus merogoh kocek Rp12 juta untuk istri dan anak, sekali jalan. Belum lagi bekal selama di kampung halaman, seminimal mungkin untuk kebutuhan satu minggu selama di sana.

2. Menimbang pilihan agar tetap bisa mengobati rindu

Penumpang di Bandara Internasional Juanda. (IDN Times/Khusnul Hasana)
Penumpang di Bandara Internasional Juanda. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Berangkat dari perhitungan itu, saya dan istri kembali menimbang pilihan. Orang tua di sana juga kadung pengin mengobati rindu dengan cucu.

Sementara kami terkendala ongkos. Saya dan keluarga istri di kampung kembali berembuk untuk mengambil jalan tengah.

Alhasil, supaya tetap bisa berkumpul, kami memutuskan untuk “memindahkan” kampung halaman di Padang ke negara tetangga, Malaysia.

3. Harga tiket Jakarta-Malaysia jauh lebih murah

Ilustrasi bendera Malaysia. (dok. Pixabay/Engin Akyurt)
Ilustrasi bendera Malaysia. (dok. Pixabay/Engin Akyurt)

Setelah kami meriset, harga tiket H+7 hari setelah lebaran untuk Jakarta-Malaysia hanya Rp500 ribu. Harga yang sangat terjangkau dan bisa memberi pengalaman baru.

Kami pun memutuskan untuk bertemu di Malaysia. Keluarga kecil kami berangkat dari Jakarta, sementara keluarga istri berangkat dari Padang.

Harga tiket Padang-Malaysia saat itu jauh lebih murah di Rp400 ribu. Kami pun menyewa apartemen di Bukit Bintang dengan harga Rp800 ribu per hari untuk menampung keluarga berjumlah 11 orang.

Tiga hari di Negeri Jiran, cukup mengobati rindu kami. Kakek dan nenek bisa bertemu dengan cucu dan ongkos pun terjangkau.

Ini cara kami mengakali momen lebaran yang tak akan terlupakan, kalau cara kamu seperti apa nih guys?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us