Pemberontak Sayap Kiri Kolombia Protes Hadirnya Militer AS di Karibia

- Serangan ELN sebabkan 2 polisi Kolombia tewas.
- Pemimpin oposisi menyalahkan pemerintah atas kejadian ini.
- Gubernur meminta bantuan pertahanan untuk perlindungan warga sipil.
Jakarta, IDN Times - Pemberontak sayap kiri Kolombia, Ejército de Liberación Nacional (ELN) melancarkan pemboman di Cali. Langkah ini menjadi lanjutan serangan ELN kepada pemerintah Kolombia yang menghambat negosiasi perdamaian.
Sebelumnya, ELN sudah melancarkan rentetan serangan karena menolak kebijakan dari pemerintah Kolombia dan penerjunan militer Amerika Serikat (AS) di Karibia. Namun, serangan tersebut berfokus pada area pedesaan di negara Amerika Selatan tersebut.
“Protes dari ELN terhadap intervensi AS di Laut Karibia tidak akan berdampak apapun karena mereka menargetkan area pedesaan dan perkotaan di dalam teritori Kolombia,” ujar Presiden Kolombia, Gustavo Petro, dikutip dari ABC News, Rabu (17/12/2025).
1. Serangan ELN sebabkan 2 polisi Kolombia tewas
Serangan ELN ini dilancarkan menggunakan alat peledak yang mengenai aparat kepolisian di kawasan Mariano Ramos, Cali. Alhasil, dua personel polisi di Kolombia tewas saat berpatroli menggunakan sepeda motor.
Kedua polisi tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, tapi mereka tewas saat tiba di rumah sakit. Setelah ledakan di Mariano Ramos, terdapat ledakan selanjutnya di La Escombrera yang tak jauh dari kantor polisi.
Dilansir EFE, pemimpin oposisi Kolombi, Sergio Fajardo menyalahkan pemerintah Kolombia atas insiden ini. Ia menilai pemerintahan Petro tidak sadar dan harus bangun dalam mengamankan seluruh negeri dari kekacauan yang disebabkan oleh pemberontak ELN.
2. EMC kembali melancarkan serangan di Cauca
Pada hari yang sama, gerilya Central General Staff (EMC) melancarkan serangan terhadap pos polisi di Buenos Aires, Cauca. Serangan dari kelompok pecahan FARC ini membuat sejumlah bangunan hancur.
“Apa yang terjadi di Buenos Aires, Cauca adalah agresi secara langsung terhadap negara, institusi, dan warga sipil. Lebih dari 7 jam serangan mengakibatkan polisi dan warga sipil terluka dan sebuah rumah sakit ikut menjadi sasaran,” ungkap Gubernur Cauca, Octavio Guzman.
Menanggapi serangan ini, Guzman menyebut, pemerintah lokal tidak mampu mengatasi serangan EMC ini. Alhasil, ia meminta bantuan dari Kementerian Pertahanan Kolombia untuk meningkatkan perlindungan kepada warga sipil di Cauca.
3. AS tetapkan Clan del Golfo sebagai organisasi teroris
AS sudah menetapkan organisasi penyelundup narkoba asal Kolombia, Clan del Golfo sebagai organisasi teroris. Masuknya Clan del Golfo ini menjadi lanjutan penetapan organisasi penyelundup narkoba sebagai teroris di AS.
“Clan del Golfo adalah organisasi kriminal yang berbahaya dan kuat serta memiliki ribuan anggota. Pemasukan utama geng tersebut berasal dari penyelundupan kokain yang berujung pada aksi kekerasan di Kolombia. Mereka telah bertanggung jawab atas serangan teroris kepada pejabat publik, personel militer, dan warga sipil di Kolombia,” papar Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dikutip dari Deutsche Welle.
Penetapan organisasi teroris ini menunjukkan peringatan kepada pemerintah, institusi finansial, perusahaan yang bekerja sama dengan kelompok tersebut. Dengan ini, akan ada sanksi jika masih bekerja sama dengan Clan del Golfo.














