Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Millennials, Kamu Wajib Melek Sejarah Biar Cinta Tanah Air

Ilustrasi bekerja (IDN Times/Panji Galih Aksoro)
Ilustrasi bekerja (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Jakarta, IDN Times - Sejarawan Indonesia Asep Kambali mengajak kaum millennials atau generasi muda, untuk mengenal pendiri bangsa melalui sejarah. Tidak akan mencintai bangsanya sendiri ketika tidak mengenal para pejuang terdahulu.

"Sangat penting generasi muda mengetahui sejarahnya. Ibarat silsilah keluarga, kita harus tahu siapa leluhur kita. Oleh karena itu, kita juga harus mengenal siapa pendiri bangsa ini," ujar Asep dalam diskusi nonton bareng secara virtual film Battle of Surabaya di Jakarta, Minggu (16/8/2020).

1. Nobar film perjuangan dianggap sebagai terobosan baru

Ilustrasi millennials (IDN Times/Panji Galih Aksoro)
Ilustrasi millennials (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), menggelar acara nonton bareng nobar alias nonton bareng virtual bertema Indonesia Bangkit, Indonesia Maju.

Seperti dilansir kantor berita ANTARA, Kepala Puspeka Kemendikbud Hendarman, memberikan apresiasi atas acara yang baru pertama kali digelar di Indonesia, bahkan dunia itu.

“Kemendikbud sudah melakukan terobosan. Diselenggarakannya film ini kita berharap adik-adik mengetahui apa yang terjadi di masa lalu, dan dapat menghargai jasa para pahlawan bangsa," kata Hendarman.

2. Nobar film perjuangan diharapkan dapat memupuk nasionalisme

Ilustrasi millennials (IDN Times/Panji Galih Aksoro)
Ilustrasi millennials (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Acara nobar secara virtual ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap mental yang tangguh seperti disiplin, berani, loyal, dan bertanggung jawab, menumbuhkan rasa nasionalisme, menghargai jasa para pahlawan bangsa, serta memahami makna dan arti kemerdekaan Republik Indonesia.

Jumlah peserta nobar virtual itu sebanyak 4.000 pelajar dari 34 provinsi di Indonesia.

"Dari film ini kita semua bisa belajar untuk menjadi manusia Indonesia yang memiliki karakter perjuangan, tidak boleh takut dan pantang menyerah, harus berani demi kebenaran dalam memperjuangkan harga diri bangsa Indonesia,” ujar Hendarman.

3. Pesan moral kepada anak muda melalui film

Ilustrasi bekerja di kantor. (IDN Times/Panji Galih Aksoro)
Ilustrasi bekerja di kantor. (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Produser dan penulis film Battle of Surabaya, Muhammad Suyanto mengatakan, alasan membuat film berlatar belakang perang 10 November di Surabaya itu, karena kuatnya pesan moral yang ingin disampaikan kepada generasi muda.

"Tidak ada pihak yang menang dalam peperangan, kita ingin dunia penuh kedamaian dan cinta,” pesan Suyanto yang juga Rektor Universitas Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIKOM) Yogyakarta itu.

Film animasi Battle of Surabaya dipilih karena dinilai paling sesuai dengan karakteristik penonton muda. Melalui film animasi ini, nilai-nilai positif tentang penguatan karakter diharapkan dapat tersampaikan dengan baik, meski di tengah pandemik COVID-19.

Selain itu, film animasi ini merupakan karya anak bangsa yang berlatar belakang perang Surabaya pada 1945 dan sudah memenangi 40 penghargaan internasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us