Momen Driver Ojol Tunjukkan Akun Saat Demo: Kami Aktif, Bukan Bodong!

- Pengemudi ojol tunjukkan akun di HP sebagai bentuk transparansi dan penegasan legitimasi profesi.
- Aksi ini dilakukan untuk menanggapi oknum yang mengatasnamakan ojol untuk kepentingan politik serta meluruskan stigma masyarakat terhadap profesi ojol.
- Pengemudi menekankan pentingnya diakuinya status mereka sebagai mitra independen, bukan karyawan, dalam regulasi yang sedang disusun pemerintah.
Jakarta, IDN Times - Aksi demonstrasi yang digelar oleh Unit Reaksi Cepat (URC) Bergerak di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Monas, Jakarta Pusat, pada Jumat (7/11/2025), diwarnai momen unik. Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) secara spontan menunjukkan tampilan akun aplikasi mereka di ponsel sebagai bentuk transparansi dan penegasan legitimasi profesi.
Salah satu pengemudi asal Bogor, Dian, dengan tegas menyatakan, "akun asli mereka, bisa dicek bukan akun palsu." Pernyataan ini disampaikan di hadapan awak media untuk menegaskan bahwa seluruh peserta aksi merupakan mitra driver aktif yang menggunakan akun resmi.
Sejumlah pengemudi lain juga membuktikan keaslian akun dengan menampilkan riwayat order dan rating pada aplikasi.
"Kami di sini memang benar-benar pengemudi aktif, bukan akun bodong. Ini bisa dibuktikan dengan riwayat orderan dan rating kami," ujar salah seorang peserta aksi.
Menurut salah satu orator, aksi penunjukkan akun ini sebagai tanggapan kepada oknum yang mengatasnamakan ojol untuk kepentingan politik tertentu. Ia juga menekankan untuk segera diblokir akun-akun fiktif yang merugikan ojol itu sendiri.
Selain itu, hal ini merupakan bagian dari upaya kolektif untuk meluruskan stigma masyarakat sekaligus memperkuat perjuangan mereka dalam pembahasan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojol.
Para pengemudi menekankan pentingnya pengakuan status mereka sebagai mitra independen, bukan karyawan, dalam regulasi yang sedang disusun pemerintah.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi telah mengonfirmasi bahwa pemerintah terus melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perusahaan platform dan perwakilan pengemudi, untuk menyempurnakan draf Perpres tersebut. Proses finalisasi regulasi yang mengatur aspek tarif dan perlindungan pengemudi ini masih terus dilakukan dengan target penyelesaian dalam waktu dekat.


















