Pamit Jadi Kepala BRIN, Arif Satria Wariskan Proyek Rp3 Triliun di IPB
- Lompatan peringkat dunia dari 750 ke top 399
- Ambisi hampir Rp3 triliun untuk infrastruktur futuristik
- Penyelesaian Laboratorium CoE Pangan dan Gizi Nasional serta pengu
Bogor, IDN Times – Arif Satria secara resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Rektor IPB University. Momen perpisahan tersebut diwarnai suasana haru dan apresiasi dalam acara "Rabuan Bersama IPB University" pada Rabu (3/12/2025), yang sekaligus menjadi pertemuan Rabuan terakhirnya sebagai Rektor, menyusul penunjukan dirinya oleh Presiden RI sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Di hadapan ribuan dosen dan tenaga kependidikan yang memadati Grha Widya Wisuda, Arif Satria menggunakan kesempatan tersebut bukan hanya untuk menyampaikan laporan kinerja rutin, melainkan juga memaparkan secara mendalam perjalanan transformasi IPB University selama hampir delapan tahun kepemimpinannya. Suasana reflektif menyelimuti ruangan, menandai berakhirnya satu era kepemimpinan progresif yang telah membawa institusi tersebut mencatat berbagai capaian signifikan.
Dalam pidato pamungkasnya, Arif Satria menekankan pentingnya menjaga integritas sebagai modal terbesar sebuah institusi. Integritas, menurutnya, adalah fondasi untuk membangun trust atau kepercayaan.
“Membangun integritas berarti membangun trust. Kepercayaan antar-sesama menjadi tahap yang sangat kondusif untuk berbuat dan menjadi modal penting bagi kemajuan ekonomi bangsa. Trust ditambah kapabilitas minus agenda pribadi harus tetap kita jaga. Semua harus dilakukan demi institusi. IPB harus menjadi yang utama,” tegasnya.
Pesan ini menjadi pengingat bagi seluruh sivitas akademika IPB untuk selalu meletakkan kepentingan institusi di atas kepentingan pribadi, sebuah etos yang menjadi dasar pencapaian luar biasa IPB selama ini.
1. Lompatan peringkat dunia dari 750 ke top 399
Salah satu warisan paling mencolok dari kepemimpinan Arif Satria adalah lompatan peringkat IPB University di kancah global.
Awal Periode (2017), peringkat IPB University berada di kisaran #750–800 dunia. Akhir Kepemimpinan (2025), IPB University berhasil menembus peringkat 300 dunia.
Tak hanya itu, IPB University juga mencatat prestasi gemilang dalam pemeringkatan spesifik, THE Interdisciplinary Science Rankings, Peringkat 42 dunia dan tetap menjadi Nomor Satu di Indonesia.
Pencapaian ini, menurutnya, adalah hasil dari semangat kolektif seluruh warga IPB. "Semua capaian ini adalah hasil semangat kolektif seluruh warga IPB. Semoga apa yang dikerjakan bersama ini menjadi amal saleh. Kita harus terus melangkah bersama untuk memberi manfaat. Semoga IPB selalu digdaya,” tuturnya.
2. Ambisi hampir Rp3 triliun untuk infrastruktur futuristik
Meski sudah beralih tugas ke BRIN, Arif Satria tetap menyampaikan "PR" besar untuk kepemimpinan selanjutnya, yakni deretan proyek strategis IPB University tahun 2026–2029, dengan total nilai mencapai hampir Rp3 triliun.
Beberapa proyek strategis utama tersebut meliputi pembangunan Laboratorium Penyimpanan Material Genetik (Biobank), Rice Innovation Center (RICE), dan Laboratorium Bengkel Engineering.
Penyelesaian Laboratorium Center of Excellence (CoE) Pangan dan Gizi Nasional (untuk program Makan Bergizi Gratis/MBG), serta penguatan ekosistem halal melalui Halal Science Center yang ditargetkan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Pembangunan Gedung Common Class Room (CCR) Kampus Baranangsiang, Asrama New Ekasari, Food and Agribusiness Education Service (Gedung kuliah FEM–Fema, Academic Building IPB Sukabumi), dan Integrated Milk Processing Laboratory.
3. Kantin murah dan dana abadi meroket
Transformasi yang dibawa Arif Satria tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik dan akademik, tetapi juga pada kesejahteraan sivitas akademika.
IPB berkomitmen meningkatkan jaminan kesehatan, pendidikan, bantuan pangan, hingga rencana menghadirkan kantin murah bagi pegawai pada awal tahun 2026.
Tata Kelola Keuangan: Dana Abadi IPB University mencatat peningkatan signifikan, kini mencapai Rp357 miliar dan ditargetkan mencapai Rp500 miliar pada tahun depan.
Hampir seluruh dosen IPB 99,9 persen telah memenuhi Beban Kerja Dosen (BKD), menunjukkan tingginya etos kerja dan komitmen akademik.
Momen Rabuan ini menjadi pengingat bahwa semua capaian luar biasa tersebut adalah hasil dari "semangat kolektif" dan visi kepemimpinan yang menempatkan institusi sebagai yang utama.
