Politikus Malaysia Sebut Gempa Palu Akibat LGBT, Ini Kata Politisi RI

Jakarta, IDN Times - Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi memberikan pernyataan yang menggegerkan di Indonesia. Ia menduga bencana di Palu dan sekitarnya akibat hukuman dari Allah SWT, karena kegiatan orang-orang gay.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan Zahid tak punya hak berkomentar tentang masalah di negara lain. Begitu juga dengan Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni yang mengatakan pernyataan tokoh negeri Jiran itu tidak masuk akal.
1. Berkomentar buruk kepada suatu negara lain akan berdampak pada hubungan bilateral

Arsul mengatakan Indonesia memang negara demokrasi, setiap warga negara Indonesia diperbolehkan mengekspresikan pandangannya. Namun, tidak etis rasanya bila pihak asing berkomentar buruk tentang urusan suatu negara.
"Itu berpotensi menganggu hubungan bilateral, baik hubungan pemerintah dengan pemerintah, maupun rakyat dengan rakyat," kata Arsul di Gedung Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Kamis (25/10).
2. Tidak etis ketika suatu negara berkomentar buruk tentang negara lain

Menurut Arsul, bila yang berbicara adalah orang Indonesia, ia memakluminya. Namun, bila orang asing yang memberikan pernyataan buruk tentang Indonesia, ia menganggap tidak etis.
"Kalau itu yang bicara orang Indonesia sendiri ya gak masalah, sama dengan kita mengomentari kasus yang ada di Malaysia, yang tidak ada kaitannya dengan Indonesia. Itu gak pas," kata dia.
3. Zahid diduga miliki kepentingan politik di balik pernyataannya

Senada dengan Arsul, Juli pun tak setuju dengan ucapan dari Zahid. Menurut dia, apa yang disampaikan Zahid tersebut tidak tepat.
"Mengaitkan apa yang terjadi di Palu dengan hukuman terkait aktivitas LGBT saya kira satu hal yang tidak tepat," terang Juli saat dihubungi IDN Times, hari ini.
Menurut Juli, Zahid adalah seseorang yang kalah secara politik di Malaysia. Ia tidak mengetahui apa kepentingan Zahid hingga membawa isu tersebut. Namun, dia menduga politikus Malaysia itu hanya ingin menaikkan popularitas partainya.
"Apakah kemudian juga Zahid sudah menggunakan agama untuk menaikkan popularitas dia di Malaysia sebagai partai yang kalah dalam pemilu," ujar dia.
Menurut kamu bagaimana pernyataan Zahid, etis atau gak sih?