Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pro Kontra Orang Tua soal Larangan Roblox oleh Mendikdasmen

ilustrasi game Roblox (dok. Roblox Corporation/Roblox)
ilustrasi game Roblox (dok. Roblox Corporation/Roblox)
Intinya sih...
  • Pengawasan dan pembatasan waktu penggunaan gawai anak sangat penting. Orang tua perlu memberikan edukasi dan membatasi waktu bermain game.
  • Gim seperti Roblox dapat menjadi pintu masuk anak-anak ke dunia pendidikan digital. Anak-anak belajar membuat gim sendiri, menulis skrip, membangun logika berpikir komputasional melalui game tersebut.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengingatkan bahaya permainan Roblox bagi para siswa dan melarang merek auntuk bermain gim tersebut karena dianggap menampilkan banyak adegan kekerasan. Nur (33), seorang ayah asal Jakarta mengaku setuju dengan kepedulian Mendikdasmen terhadap anak-anak, namun menilai kekerasan tidak hanya muncul di Roblox.

“Sebenarnya sih bukan hanya Roblox ya, yang adanya mengandung kayak konten adegan kekerasan. Karena ada juga banyak game-game petualangan lainnya ya, di HP, di Playstation ya. Itu bisa tahu sendirilah game apa aja yang adanya adegan kekerasan, bahkan bully, sampai adegan-adegan kayak ciuman segala itu kan ada di beberapa game ya," kata dia.

1. Pentingnya pengawasan dan pembatasan waktu

Ilustrasi pelajar di sekolah. (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi pelajar di sekolah. (IDN Times/Mardya Shakti)

Meski demikian, Nur menyampaikan pengawasan dan pembatasan waktu penggunaan gawai oleh anak sangat penting.

“HP anak tuh ya kita batasin aja. Kita batasin dia sehari misalkan atau seminggu berapa kali main. Kalau kayak saya kan sehari itu ya pasti saya kasih jatahnya sejam. Dan itu pun selalu saya periksa HP-nya,” ujarnya.

Dia juga menekankan pentingnya edukasi, bukan sekadar larangan.

“Saya sebagai orang tua juga ngasih edukasi juga ke anak. Jadi kita bukan hanya melarang aja ya. Bukan cuma ngelarang tapi kita jelasin juga tuh.”

Meski anaknya lebih sering bermain Minecraft secara offline di PlayStation, Nur tetap waspada dan membatasi waktu bermain. Dia juga mengganti hiburan anak lewat tayangan YouTube yang dipantau langsung.

“Kalau ada yang nggak bagus tontonannya, ada kata-katanya langsung saya suruh ganti,” kata dia.

2. Roblox bisa jadi pintu masuk dunia pendidikan digital

Ilustrasi kecanduan gadget (Unsplash/Adrian Swancar)
Ilustrasi kecanduan gadget (Unsplash/Adrian Swancar)

Tanggapan berbeda muncul dari Dini seorang Ibu asal Bekasi, Jawa Barat.
Dia menolak larangan total terhadap Roblox. Menurut dia, gim seperti Roblox bisa jadi pintu masuk dunia pendidikan digital. Dia tidak sepakat ada pelarangan pada anak.

Game seperti Roblox, menurut Dini, justru bisa menjadi pintu masuk anak-anak masuk dunia pendidikan digital.

“Sekarang ini, banyak kursus coding, bahkan robotik, yang mengambil pendekatan awal dari gim seperti Roblox. Anak-anak belajar membuat gim sendiri, menulis skrip, membangun logika berpikir komputasional, semua ini adalah bekal penting untuk masa depan mereka,” katanya.

3. Pentingnya edukasi dan pengawasan ketimbang pelarangan

Riyanto
Mensos Saifullah Yusuf saat tinjau pelaksanaan MPLS Sekolah Rakyat di Ponorogo. IDN Times/Riyanto.

Dini menekankan pentingnya edukasi dan pengawasan ketimbang pelarangan. Orang tua bisa mengatur durasi penggunaan anak menggunakan gadget.

“Pemerintah sebaiknya fokus memberikan panduan, fitur kontrol orang tua, dan edukasi kepada keluarga serta sekolah, bukan sekadar pelarangan," kata dia.

Soal kekerasan di gim, Dini menjelaskan, fitur keamanan sebenarnya bisa diatur. Teknologi sudah menjadi bagian dari hidup anak-anak, maka tugas orang tua adalah mendampingi tumbuh dengan cerdas dan aman di dalamnya.

Share
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us