Profil Andreas Hugo Pareira, Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI dari PDIP

Jakarta, IDN Times - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah mengesahkan 13 pimpinan komisi dan alat kelengkapan dewan (AKD) masa bakti 2024-2029.
Pengesahan komisi DPR dilakukan dalam rapat paripurna masa persidangan I tahun sidang 2024-2025, yang digelar di kompleks MPR/DPR, Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2024.
Di antara belasan komisi yang ada, salah satunya adalah Komisi XIII yang menangani isu-isu krusial seperti Hak Asasi Manusia (HAM), keimigrasian, pemasyarakatan, dan penanggulangan terorisme.
Komisi ini dipimpin Willy Aditya dan didampingi Andreas Hugo Pareira sebagai wakil ketua. Ada juga Dewi Asmara, Rinto Subekti, dan Sugiat Santoso.
Berikut profil Andreas Hugo Pareira yang berasal dari Fraksi PDIP.
1. Profil Andreas Hugo

Andreas Hugo Pareira atau kerap disapa Andreas lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 31 Mei 1964.
Dalam kehidupan pribadinya, Andreas menikah dengan Chatarina V Dwi Indarwati, dan dikaruniai seorang anak.
Andreas maju sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) NTT 1.
Dia juga aktif dalam menggunakan media sosialnya seperti Instagram dengan akun @andreaspareira, X atau Twitter @AndreasPareira, Facebook Dr. Andreas Hugo Pareira.
2. Andreas Hugo habiskan masa pendidikannya di sekolah Katolik

Andreas Hugo memulai pendidikan dasarnya di SD Katolik I Maumere sejak 1970 hingga 1975, dilanjutkan dengan pendidikan menengah di SMP Seminari Yoanes XXIII Lela sejak 1976 hingga 1979.
Andreas kemudian melanjutkan ke SMA St. Asisi Jakarta sejak 1979 hingga 1982, sebelum akhirnya meraih gelar sarjana di Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Universitas Katolik Parahyangan pada 1986.
Setelah menyelesaikan pendidikan strata-1, Andreas melanjutkan studi program Magister di Fakultas Politik dan Sosiologi, Universitas Passau, Jerman, pada 1992 hingga 1996, yang fokus pada kawasan Asia Tenggara. Selanjutnya, ia meraih gelar doktor di Jurusan Studi Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Giessen, Jerman, pada 2003.
Andreas memulai kariernya sebagai dosen di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Katolik Parahyangan, mengajar sejak 1988 hingga 2017, untuk program S-1 dan mulai 2003 hingga 2017 untuk program S-2.
Selain itu, Andreas juga menjadi dosen S-2 pada Program Magister Ilmu Politik di FISIP Universitas Padjadjaran sejak 2004 hingga 2017. Ia juga aktif sebagai peneliti di Parahyangan Centre for International Studies Universitas Katolik Parahyangan pada 1996, dan pernah menjabat sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan di FISIP Universitas Katolik Parahyangan mulai 1998 hingga 2000.
Di luar dunia akademis, Andreas terlibat di dunia politik sebagai anggota DPR RI pada masa jabatan 2005-2009, yang bertugas di Komisi I. Setelah menjadi dosen nonaktif sejak 2005 hingga 2009, ia kembali ke dunia politik sebagai anggota DPR-RI pada 2016 hingga sekarang.
Selama periode kedua, Andreas menjabat sebagai anggota Komisi I sejak 2016 hingga 2019, sebelum beralih ke Komisi X, di mana ia masih aktif hingga saat ini. Untuk masa jabatan 2024-2029, Andreas menduduki Komisi XIII.
3. Organisasi yang pernah diemban Andreas Hugo

Andreas Hugo memiliki pengalaman di berbagai organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Departemen Riset dan Pengembangan DPD PDI Perjuangan Jawa Barat sejak 1999 hingga 2005.
Andreas juga pernah menjadi Wakil Ketua Pengurus Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jawa Barat sejak 2001 hingga 2006. Dia juga mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Bidang Intelektual dan Kerjasama Antar Lembaga DPD PDI Perjuangan Jawa Barat pada 2005 hingga 2010.
Di tingkat nasional, Andreas pernah berperan sebagai Ketua Bidang Hubungan Internasional, Pertahanan dan Keamanan DPP PDI Perjuangan sejak 2010 hingga 2015. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP Pengurus Alumni GMNI mulai 2011 hingga 2016.
Terakhir, Andreas memimpin Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan DPP PDI Perjuangan pada 2015 hingga 2019.
4. Andreas Hugo miliki harta kekayaan mencapai puluhan miliar

Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), total harta kekayaan Andreas Hugo sebesar Rp35.739.803.963 (Rp35,73 miliar). Bagian terbesar berasal dari aset tanah dan bangunan yang mencapai Rp7.790.000.000 (Rp7,79 miliar).
Aset tersebut terdiri dari beberapa properti, termasuk tanah dan bangunan yang terletak di berbagai lokasi seperti Bandung dan Jakarta Selatan, yang semua diperoleh dari hasil sendiri.
Rincian aset tanah dan bangunan meliputi 270 m² di Bandung, 300 m² di Bandung Barat, dan 100 m² di Jakarta Selatan, dengan total nilai masing-masing mencapai Rp3.600.000.000 (Rp3,6 miliar), Rp1.505.000.000 (Rp1,5 miliar), dan Rp2.105.000.000 (Rp2,1 miliar).
Terdapat tanah seluas 3.169 m², 13.035 m² dan 2461 m² di Kabupaten Sikka, dengan total nilai masing-masing mencapai Rp120.000.000 (Rp120 juta), Rp360.000.000 (Rp360 juta), Rp100.000.000 (Rp100 juta).
Di samping itu, harta dalam bentuk alat transportasi dan mesin juga tercatat Rp950.000.000 (Rp950 juta). Ini termasuk beberapa kendaraan bermotor, seperti Toyota Harrier tahun 2010 dan Honda CRV VTEC tahun 2010, yang masing-masing memiliki nilai Rp250.000.000 (Rp250 juta) dan Rp100.000.000 (Rp100 juta).
Selain itu, terdapat juga Toyota Harrier 2.0 AT tahun 2015, yang memiliki nilai tertinggi di antara kendaraan lainnya, yakni Rp600.000.000 (Rp600 juta).
Sedangkan, harta bergerak lainnya, surat berharga, dan harta lainnya tidak ada. Dalam hal likuiditas, total kas dan setara kas mencapai Rp26.999.803.963 (Rp26,99 miliar), yang memperkuat total harta kekayaan setelah dikurangi utang, sehingga total kekayaan bersih Rp35.739.803.963 (Rp35,73 miliar).