Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenkes Lepas Relawan Dokter dan Nakes ke Wilayah Bencana Aceh

Kemenkes lepas relawan dokter dan nakes ke wilayah terdampak bencana di Aceh
Kemenkes lepas relawan dokter dan nakes ke wilayah terdampak bencana di Aceh. (Dok. Kemenkes)
Intinya sih...
  • Tim relawan Kemenkes terdiri dari berbagai disiplin, mulai dari dokter spesialis hingga psikolog klinis dan psikiater.
  • Kemenkes telah mengirimkan tenaga kesehatan ke wilayah terdampak, dengan distribusi relawan yang dilakukan lebih merata.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melepas ratusan relawan tenaga kesehatan (nakes) untuk membantu penanganan dampak bencana di sejumlah wilayah di Aceh. Pelepasan relawan dilakukan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) Kemenkes, Yuli Farianti, di Terminal 3 Gate 5 Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (20/12/2025).

Para relawan yang diberangkatkan merupakan tenaga medis dan tenaga kesehatan lintas profesi. Fokus utama penugasan saat ini berada di Provinsi Aceh yang menjadi wilayah dengan dampak paling besar, sebelum dilanjutkan ke Sumatra Barat dan Sumatra Utara.

1. Terdiri dari berbagai disiplin

Gabriel, penyintas banjir Aceh Tamiang duduk di depan tenda pengungsian di kawasan jembatan Sungai Tamiang, Kecamatan Kuala Simpang, Kamis (11/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Gabriel, penyintas banjir Aceh Tamiang duduk di depan tenda pengungsian di kawasan jembatan Sungai Tamiang, Kecamatan Kuala Simpang, Kamis (11/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Tim relawan Kemenkes ini terdiri dari berbagai disiplin, mulai dari dokter spesialis mata, bedah, neurologi, anak, dokter umum, perawat, bidan, tenaga gizi, tenaga laboratorium, radiografer, kesehatan lingkungan, epidemiolog, hingga psikolog klinis dan psikiater yang difokuskan pada layanan trauma healing, khususnya di posko pengungsian.

Relawan akan ditempatkan di rumah sakit, puskesmas, dan posko pengungsian sesuai kebutuhan di lapangan sebagai wujud semangat gotong royong dan nilai kemanusiaan dalam membantu masyarakat terdampak bencana.

“Saya mengucapkan terima kasih untuk pengabdiannya pada kemanusiaan. Saat ini fokus kita di Aceh karena dampaknya paling besar, dan ke depan akan dilanjutkan ke Sumatra Barat, khususnya Agam, serta Sumatra Utara,” ujar Yuli dalam keterangan resmi.

2. Kemenkes sudah kirim tenaga kesehatan

Dokter muslimah Wahdah Islamiyah lakukan layanan medis dari rumah ke rumah untuk warga terdampak banjir Aceh Tamiang. (dok. Wahdah Islamiyah)
Dokter muslimah Wahdah Islamiyah lakukan layanan medis dari rumah ke rumah untuk warga terdampak banjir Aceh Tamiang. (dok. Wahdah Islamiyah)

Sejak hari ketiga pascabencana, Kemenkes telah mengirimkan tenaga kesehatan ke wilayah terdampak. Namun pada tahap awal, pengiriman dilakukan secara mandiri oleh masing-masing rumah sakit. Melalui koordinasi terpusat, distribusi relawan kini dilakukan lebih merata.

“Sekarang kita koordinasikan agar tidak ada daerah yang kelebihan tenaga dan tidak ada daerah yang kekurangan. Semua harus merasakan distribusi layanan kesehatan yang adil dan sesuai kebutuhan masyarakat,” kata Yuli.

Pada Sabtu, sebanyak 126 relawan diberangkatkan ke wilayah dengan tingkat kesulitan tinggi, antara lain Bener Meriah, Takengon, Aceh Utara, dan Gayo Lues, termasuk daerah yang hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki.

Sebelumnya, 70 relawan telah bertugas di Aceh dan Medan. Ke depan, Kemenkes juga akan memberangkatkan 207 relawan pada tahap berikutnya dan 87 relawan pada tahap selanjutnya sehingga total relawan yang dikerahkan hingga 22 Desember 2025 mencapai sekitar 600 orang.

3. Relawan siap menghadapi segala tantangan di lapangan

Dokter muslimah Wahdah Islamiyah lakukan layanan medis dari rumah ke rumah untuk warga terdampak banjir Aceh Tamiang. (dok. Wahdah Islamiyah)
Dokter muslimah Wahdah Islamiyah lakukan layanan medis dari rumah ke rumah untuk warga terdampak banjir Aceh Tamiang. (dok. Wahdah Islamiyah)

Salah satu relawan, Chani Sinaro Putra, dokter spesialis mata dari RS Cicendo Bandung, menyampaikan kesiapan tim dalam menghadapi kondisi lapangan.

“Persiapan kami tidak hanya fisik, tetapi juga mental. Kami sudah mempelajari kondisi medan dan masyarakat di lokasi, termasuk kemungkinan penyakit atau kondisi medis yang akan ditemui. Insya Allah semua yang kami persiapkan dapat bermanfaat dan menolong,” ujar Chani.

Para relawan berasal dari gabungan berbagai rumah sakit, baik rumah sakit pusat, rumah sakit daerah, maupun swasta, di antaranya RSUP Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Sardjito, RSUP Persahabatan, RSJ Marzoeki Mahdi, RS Cicendo, serta rumah sakit swasta seperti Siloam dan Hermina.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

BNPB Terus Optimalkan Logistik hingga Huntara di Sumbar

20 Des 2025, 22:00 WIBNews