Profil Krisnina Maharani, Istri Akbar Tandjung dan Teman SMP Jokowi

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyapa beberapa orang saat memberi sambutan dalam HUT Partai Golkar ke-58, pada Jumat (21/10/2022) lalu. Salah satu yang disorot adalah istri Politikus Senior Partai Golkar, Akbar Tandjung, yakni Krisnina Maharani.
“Yang saya hormati Bapak Akbar Tandjung, supaya bapak/ibu tahu istri Pak Akbar Tandjung, Ibu Nina Akbar Tandjung ini teman saya SMP,” kata Jokowi dalam sambutan itu.
Siapa perempuan yang diingat Jokowi jadi teman masa SMP itu? Berikut profilnya.
1. Pendiri Yayasan Warna-Warni Indonesia

Diketahui Krisnina Maharani merupakan Ketua Umum Yayasan Warna-Warni Indonesia (YWWI). Yayasan yang juga dibina oleh Akbar Tandjung ini merupakan lembaga nirlaba yang berdiri pada 24 Mei 2000.
Melansir laman YWWI, lembaga ini bertujuan membangkitkan kesadaran masyarakat akan kemajemukan Bangsa Indonesia melalui pendekatan sejarah dengan kegiatan wisata budaya, promosi budaya, pameran seni dan budaya, pergelaran budaya, hingga penerbitan buku.
2. Penulis buku keratonan kasunanan

Krisnina Maharani pada 2015 lalu menulis buku berjudul “Keraton Kasunanan: Kisah Kebangsaan dari Solo”. Buku yang terbit pada 2015 itu diluncurkan di Museum Fatahillah Jakarta.
Diketahui Krisnina Maharani mencari referensi untuk buku tersebut hingga ke Belanda. Tebal buku yang ditulis oleh istri dari mantan Ketum Golkar ini setebal 210 halaman.
Buku tersebut tak hanya menuliskan sejarah kepemimpinan Solo, tapi juga mengurai permasalahan yang dialami oleh Kasunanan pada masa itu.
3. Pemilik Rumah Budaya Kratonan Solo

Kecintaan Krisnina pada budaya mencetus semangat untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia di masyarakat. Dia sempat mengurus Rumah Budaya Kratonan, Solo, yang sempat menjadi milik mantan Menteri Sosial Indonesia, Muljadi Djojomartono.
Kini Rumah Budaya Kratonan itu menjadi milik Krisnina Maharani setelah diserahkan oleh Muljadi. Rumah Budaya Kratonan memiliki lahan seluas 17.800 meter persegi dan memiliki bangunan berbentuk joglo.
Tempat wisata budaya ini memamerkan tak hanya lukisan sejarah dan juga catatan kebudayaan, tapi juga menjadi sanggar tari, hingga wadah diskusi budaya.