Puing Bekas Kebakaran Dipajang Halte Jaga Jakarta, Pramono: Pengingat

- Pengingat agar tidak terulang: Instalasi dipasang untuk mengingatkan agar peristiwa kebakaran halte tidak terulang lagi, menurut Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
- Ubah nama Jaga Jakarta: Nama Halte Senen Sentral diubah menjadi Halte Jaga Jakarta untuk mendorong partisipasi warga dalam menjaga kota.
- Jakarta harus dijaga bersama: Pramono menegaskan perlunya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga Jakarta agar aman dan nyaman bagi semua pengguna.
Jakarta, IDN Times ā Sebuah instalasi sederhana berdiri di dalam Halte TransJakarta Jaga Jakarta yang sebelumnya bernama Halte Senen Sentral. Di balik kaca transparan, tampak kipas angin besi yang hangus terbakar, puing-puing beton, dan sisa kerusakan lain yang disusun sebagai pengingat peristiwa kelam pada 29 Agustus 2025, ketika halte ini dibakar massa saat unjuk rasa di kawasan Kwitang.
Di bawah instalasi itu, tertulis pesan besar #JagaJakarta. Tulisan tersebut menjadi pengingat bahwa fasilitas umum, seperti halte TransJakarta, adalah milik bersama yang harus dijaga. Pesan lain juga mengajak warga berkontribusi menjaga ruang publik demi kenyamanan dan keselamatan semua pengguna.
"Setiap langkah kecil yang kita ambil untuk merawat ruang publik adalah langkah besar untuk masa depan kota," bunyi pesan dalam instalasi itu.
1. Pengingat agar tidak terulang

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan instalasi tersebut sebagai pengingat agar peristiwa tersebut tidak boleh terulang lagi.
"Mudah-mudahan dengan memorable yang ada, yang dibuat, memang sengaja diskusi kami dengan Dirut TransJakarta supaya memorable itu mengingatkan bahwa di tempat ini pernah terjadi peristiwa yang mudah-mudahan tidak akan pernah terulang kembali bagi warga Jakarta," kata Halte.
2. Ubah nama Jaga Jakarta

Dalam kesempatan tersebut, Pramono mengubah nama Halte Jaga Jakarta yang sebelumnya dikenal dengan nama Halte Senen Sentral, Senin (8/9/2025).
Pramono mengatakan perubahan nama halte tersebut dilakukan agar bisa menjadi bagian warga sehingga bisa saling menjaga Jakarta secara bersama-sama.
"Supaya kejadian ini tidak terulang kembali, maka saya bersama jajaran Balai Kota memutuskan untuk merubah Halte Sentral Jakarta ini, menjadi Jaga Jakarta," ujarnya.
3. Jakarta harus dijaga bersama

Dia menegaskan Jakarta tidak mungkin bisa dijaga oleh Pemerintah Jakarta saja namun perlu kolaborasi bersama termasuk masyarakat.
"Tidak mungkin menjaga Jakarta hanya dilakukan oleh pemerintah tanpa keterlibatan peran serta masyarakat secara sepenuhnya," ucapnya.