Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Said Aqil dan Yahya Staquf Bakal Ramaikan Bursa Ketum PBNU

Yahya Cholil Staquf (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Yahya Cholil Staquf (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta, IDN Times - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar muktamar ke-34 pada 23-25 Desember 2021 di Jakarta. Salah satu agenda dalam muktamar itu adalah memilih Ketua Umum PBNU yang baru.

Ketua PWNU DKI Jakarta, Syamsul Maarif, mengungkapkan ada dua nama yang sudah masuk bursa calon Ketum PBNU. Mereka adalah Said Aqil Siradj yang kini menjabat Ketum PBNU dan Yahya Cholil Staquf yang merupakan Katib Aam PBNU.

"Calonnya itu ya berkembang dengan sendirinya, ada yang kemarin sudah ada muncul nama Yahya Staquf men-declare, sekarang juga muncul Kiai Said Aqil," ujar Syamsul kepada IDN Times, Jumat (1/10/2021).

1. Kiai Said Aqil diminta maju kembali

default-image.png
Default Image IDN

Syamsul mengatakan Said Aqil diminta maju kembali oleh sejumlah PWNU. Sebab, Said Aqil dinilai berhasil mengembangkan organisasi.

"Saya kira dari sisi hasil beliau (Said Aqil) menjadi Ketua PBNU tahun ini (periode 2015-2020), tahun kemarin (2010-2015), itu jelas, misalnya banyak kampus yang berdiri. Saya kira perlulah ya mungkin dikasih peluang sekali lagi," ucap Syamsul.

Syamsul mengaku, PWNU DKI Jakarta juga mendukung Said Aqil kembali maju menjadi Ketua Umum PBNU.

"Ya tapi diserahkan ke muktamar, kami hanya mendorong Kiai Said untuk maju kembali," katanya.

2. Muktamar NU diputuskan digelar 23-25 Desember 2021

KH Said Aqil Siradj (Dok. PBNU)
KH Said Aqil Siradj (Dok. PBNU)

PBNU mengagendakan Muktamar ke-34 NU pada 23-25 Desember 2021. Keputusan ini disampaikan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam sidang pleno Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU pada Sabtu (25/9/2021).

"Demi menjaga martabat Nahdlatul Ulama dan keberlangsungan Munas dan Konbes ini secara tenang, damai, dan teduh, tadi saya mengambil prakarsa untuk bermusyawarah bersama Rais Aam, Katib Aam dan Sekjen," kata Said Aqil, dalam keterangan persnya.

Ia mengatakan pelaksanaan Muktamar NU akan dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. Selain itu, pihaknya akan meminta persetujuan Satgas COVID-19 untuk penyelenggaraan muktamar tersebut.

3. Muktamar NU sempat diundur

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan Ketum PBNU Said Aqil Siradj (Dok. Humas Polri)
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan Ketum PBNU Said Aqil Siradj (Dok. Humas Polri)

Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, dalam khotbah iftitahnya, memohon maaf kepada seluruh pengurus NU dan warga Nahdliyin atas keterlambatan PBNU dalam menjalankan agenda organisasi akibat pandemik COVID-19. Seharusnya muktamar diselenggarakan Oktober 2020, kemudian diundur pada Oktober 2021 dan akhirnya mundur lagi ke Desember 2021.

“Dengan tulus ikhlas, atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, saya mohon maaf sebesar-besarnya, kepada seluruh jajaran kepengurusan Nahdlatul Ulama di seluruh tingkatan, atas keterlambatan PBNU di masa pandemik COVID-19 ini dalam menjalankan organisasi, sehingga belum bisa menjalankan Muktamar ke-34 pada Oktober 2021 sebagaimana keputusan Konferensi Besar yang dilaksanakan pada 2020,” katanya.

Miftachul menjelaskan Munas Alim Ulama dan Konbes NU yang saat ini dilaksanakan adalah sebagai bagian dari upaya untuk membuat keputusan yang pasti, tentang jadwal pelaksanaan Muktamar ke-34 NU.

Selain itu, kata dia, penyelenggaraan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2021 dilaksanakan sebagai media bagi seluruh pengurus wilayah NU yang memiliki hak untuk hadir dan mengikuti pelaksanaan munas, serta untuk menyampaikan aspirasi dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di wilayah masing-masing.

Satu tahun kurang satu bulan amanat Muktamar ke-33 NU telah terlewatkan, baik masa khidmat maupun programnya. Jika ada yang belum tuntas, kata Miftachul, itu keterbatasan atau keteledoran dari pengurus.

“Kita sering mendengar kaidah yang berbunyi antara lain hanya karena dlarar (bahaya) yang belum jelas, belum nyata, akhirnya kita menarik dlarar yang nyata,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, Jawa Timur itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jihad Akbar
EditorJihad Akbar
Follow Us