SBY Disebut Guru Kudeta Sebenarnya di Partai Demokrat

Jakarta, IDN Times - Anggota Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia, Sri Mulyono, menilai kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di Sumatra Utara (Sumut) sama dengan cara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari Anas Urbaningrum.
"Begini, apa yang terjadi KLB sekarang itu dimulai oleh Pak SBY sendiri. Karena, selama dua periode kepemimpinan Prof Budi Santoso dan Hadi Utomo itu, tidak ada keributan di internal, tidak ada KLB. Pikiran-pikiran soal KLB pun tidak ada," katanya pada acara Polemik MNC Trijaya FM, Sabtu (6/3/2021).
1. Sri beberkan SBY dan usaha penggulingan Anas Urbaningrum

Eks loyalis Anas Urbaningrum itu membeberkan, ketika Anas memimpin Partai Demokrat, usaha-usaha penggulingan sangat jelas terbaca. Misalnya saja, lanjut Sri, SBY mengadakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Cikeas, tanpa mengundang Anas sebagai ketua umum partai.
"Kemudian FPPD, Forum Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, mengadakan acara di Sahid. Anas juga tidak diundang, tidak diberitahu, ini kan juga ilegal," ujarnya.
2. SBY meminta KPK tetapkan status hukum Anas kala itu

Sri menjelaskan, pada 4 Februari 2013 silam, SBY berpidato dari Jeddah dan meminta KPK untuk menetapkan status hukum Anas. Menurutnya, hal tersebut arogan dan ilegal.
"Ini kan juga tidak benar, arogan, ilegal juga. Mengintervensi hukum. Tiga hari setelah itu, 7 Februari 2013, sprindik Anas bocor. Bocornya ke Cikeas. Apakah ini tindakan benar? Ini juga pelanggaran hukum yang cukup berat," katanya.
3. SBY adalah sosok dibalik ide KLB dan kudeta

Dengan demikian, Sri menilai, KLB di tubuh Partai Demokrat adalah hal yang diajarkan oleh SBY. Menurutnya, apabila SBY tidak memberikan ide kala itu, maka KLB di Sumut tidak akan ada.
"Pak SBY lah guru ilegal di dalam Demokrat. Guru arogansi di dalam Demokrat dan guru KLB, guru kudeta," kata Sri.