Sejarah Patung Jenderal Sudirman di Jakarta yang Akan Dipindah

- Patung Jenderal Sudirman di Jakarta Pusat adalah bentuk penghormatan untuk Raden Sudirman, sosok Jenderal Besar yang berjasa luar biasa kepada bangsa dan negara.
- Pembuatan patung Jenderal Sudirman yang bersikap hormat pada tahun 2003 oleh seniman Edi Sunaryo berasal dari Bandung, sebagai bentuk penghormatan kepada rakyat.
Jakarta, IDN Times - Rencana pemindahan patung Jenderal Sudirman di Jakarta Pusat ke titik perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Sudirman menimbulkan pro-kontra masyarakat. Sementara, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan, pemindahan tersebut akan membuat patung makin ikonik dan dapat dinikmati pengendara saat macet.
Beberapa warga setempat menilai pemindahan tidak terlalu berpengaruh, tapi ada juga yang menyoroti soal penggunaan anggaran di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil. Meski begitu, keberadaan patung Sudirman tetap penting sebagai penanda sekaligus pengingat jasa Jenderal Besar Sudirman.
Mulai dari tokoh di balik patung yang dikenal karena sikap hormat hingga makna di baliknya, berikut sejarah patung Sudirman!
1. Perjalanan hidup Jenderal Sudirman

Patung yang dibangun dengan sikap hormat di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, menjadi bentuk penghormatan untuk Raden Sudirman, sosok Jenderal Besar yang berjasa sangat luar biasa kepada bangsa dan negara..
Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 24 Januari 1916. Melansir laman resmi Pusat Sejarah Tentara Nasional Indonesia (Pusjarah TNI), Sudirman memenangkan berbagai peperangan di masa penjajahan Jepang hingga dikukuhkan sebagai Panglima Besar pada 25 Mei 1946.
Sebelum TNI terbentuk, Sudirman menjadi Panglima Besar di Tentara Republik Indonesia (TRI) yang harus menghadapi berbagai persoalan dari golongan atau partai politik tertentu.
Saat pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada 1948, Sudirman mulai sakit paru-paru dan beberapa kali mengabaikan pesan dari orang-orang sekitarnya untuk beristirahat. Hingga akhir hayatnya, Sudirman tetap bergerilya dan meninggal pada 29 Januari 1950.
2. Cerita di balik sikap hormat Patung Sudirman

Pembuatan patung Jenderal Sudirman yang bersikap hormat diresmikan pada tahun 2003. Patung tersebut dibuat oleh seniman Edi Sunaryo yang berasal dari Bandung.
Melansir berbagai sumber, sikap hormat pada patung dibuat lantaran sosok Sudirman yang ingin menghormati rakyat sebagai pihak yang memberi dia jabatan.
Mengutip Jakarta Tourism, patung Jenderal Sudirman diresmikan pada 16 Agustus 2003 dengan tinggi keseluruhan 12 meter. Tinggi patung mencapai 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5 meter. Patung tersebut terbuat dari perunggu seberat 4 ton.
Patung tersebut menggambarkan Jenderal Sudirman yang berdiri kokoh sambil menghormat dengan kepala sedikit mendongak ke atas untuk memberi kesan dinamis. Hal tersebut juga disesuaikan dengan penempatan patung yang berada di tengah kawasan ramai yang penuh kegiatan.
3. Sejarah dari sudut pandang warga setempat

Seorang penjual mi ayam di kawasan patung Sudirman, Kasnadi (43), menyatakan pendapatnya tentang rencana pemindahan patung. Kontra dengan rencana tersebut, Kasnadi menganggap patung Sudirman lebih dari sekadar patokan bagi masyarakat.
"Satu, buat patokan. Kedua, ya, mengenang sejarah lah lebih pas," kata dia.
Kasnadi mengatakan, sejarah patung Sudirman yang sudah ada sejak dia menjual mi ayam di kawasan tersebut pada tahun 2012.
"Dulu kan Pak Dirman sejarahnya kan memperjuangin Indonesia. Ditembak sana sini, katanya mati tapi hidup lagi. Nah, itu supaya lebih deket lagi maksudnya (patung), untuk mengenal sejarah lah. Biar diterbitin lagi sejarah, kan lebih bagus. Jadi orang-orang sekarang biar mengenal sejarah itu lebih tepat. Biar gak lupa sama pejuang kita," kata dia kepada IDN Times, Senin (6/10/2025).
Dia pun menganggap wacana tersebut bukanlah hal penting yang harus dijalankan pemerintah sebab patung sudah sejak lama berdiri di kawasan tersebut.
"Iya, gak terlalu (penting). Soalnya di sini ikutnya, ya, buat momen juga sih," ujar Kasnadi.