Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bangunan Lama Ponpes Al Khoziny Miring, Proses Evakuasi Terkendala

Dokumentasi BNPB
Petugas saat evakuasi korban Ponpes Al Khoziny, Buduran Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025) malam. (Dok. SAR)
Intinya sih...
  • Tim SAR gabungan mendatangkan konsultan ahli dari ITS untuk membuat penahan gedung lama yang masih berdiri.
  • Jumlah korban meninggal telah mencapai 49 orang
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tim SAR gabungan insiden ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny menemukan kesulitan dalam melakukan proses evakuasi jenazah. Ada bagian reruntuhan bangunan yang terhubung dengan gedung lama di sebelahnya. Posisinya berada di selatan gedung utama yang telah roboh.

Alhasil, tim SAR gabungan harus mengatur strategi baru dan penanganan khusus sebagai pemecahan solusi.

"Tim SAR gabungan tidak mau gegabah mengambil keputusan tanpa perhitungan, apalagi kondisi bangunan lama telah miring," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Senin (6/10/2025).

Dia mengatakan, apabila dipaksakan untuk melakukan pembersihan puing dan reruntuhan, maka dikhawatirkan dapat merusak atau malah memicu robohnya gedung di sebelahnya.

"Jika itu terjadi, maka akan ada pekerjaan baru yang lebih berat," kata dia.

Dari perkembangan dokumentasi yang tersebar di Google Map, terlihat jelas ada pembangunan yang dilakukan oleh pemilik Ponpes Al Khoziny di atas gedung lama. Semula bangunan ponpes hanya terdiri dari dua lantai.

1. Tim SAR gabungan diminta buat penahan gedung lama

Dokumentasi Kantor SAR Surabaya
Personel SAR gabungan membongkar reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny untuk mencari korban. (Dok. Kantor SAR Surabaya)

Tim SAR gabungan pun telah mendatangkan konsultan ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) untuk memberikan rekomendasi. Mereka mewajibkan tim SAR gabungan untuk membuat penahan gedung lama yang masih berdiri.

"Agar proses cutting dapat dilakukan tanpa merusak apa pun," ujar Abdul.

Mereka perlu melakukan cutting untuk memberikan akses lebih luas supaya alat berat dapat masuk untuk mengevakuasi jenazah. Tim SAR gabungan meyakini sudah tidak ada lagi korban yang hidup berada di bawah reruntuhan.

2. Jumlah korban meninggal telah mencapai 49 orang

Dokumentasi BNPB
Sebanyak 11 jenazah kembali ditemukan dalam proses pencarian dan evakuasi korban ambruknya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur hingga Minggu pagi (5/10/2025). (Dok. BNPB).

Sementara, jumlah korban meninggal tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo pada Minggu (5/10/2025) sudah mencapai 49 orang. Temuan jenazah semakin banyak setelah tim pencari bekerja. Setidaknya, hingga Minggu malam sebanyak 24 jenazah tambahan telah ditemukan.

"Data ini menambah akumulasi data korban meninggal dunia menjadi 49 orang. Sedangkan, jumlah bagian tubuh yang ditemukan menjadi lima potongan," ujar Abdul.

Selain itu, tim SAR gabungan juga menemukan lima potongan dari bagian tubuh. Seluruh jenazah dan bagian tubuh tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Surabaya untuk diidentifikasi.

Kini tim SAR gabungan tinggal fokus untuk mencari 14 orang lainnya yang belum ditemukan. Sedangkan, jumlah korban yang ditemukan dalam kondisi selamat mencapai 104 orang.

"Sebanyak enam orang masih dalam perawatan secara intensif dan 97 orang sudah selesai perawatan. Sedangkan, satu orang kembali ke rumah tanpa perawatan," kata dia.

3. Tim SAR gabungan tetap fokus mencari hingga semua jenazah ditemukan

Evakuasi korban meninggal akibat robohnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (IDN Times/Khusnul Hasana)
Evakuasi korban meninggal akibat robohnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Di sisi lain, proses pencarian korban sudah memasuki hari ketujuh. Dalam standar prosedur pencarian dan pertolongan yang ditetapkan, operasi SAR atas insiden itu telah ditetapkan tenggatnya selama tujuh hari.

Namun, tim SAR gabungan telah memastikan tidak ada tanda-tanda kehidupan usai empat hari kejadian.

Maka, proses SAR difokuskan untuk mengevakuasi jenazah sampai selesai.

"Artinya, operasi ini masih tetap dilanjutkan selama lebih dari tujuh hari hingga dipastikan tidak ada lagi tanda-tanda keberadaan jenazah maupun potongan manusia," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Tak Ada Jejak Meteor Jatuh di Cirebon, Diduga Jatuh di Laut Jawa

06 Okt 2025, 10:12 WIBNews